Moedalage, Alumni, SMP 1 Depok, Reuni

Kalau tahun 2018 ini adalah reuni setelah 20 tahun angkatan kami lulus dari SMP 1 Depok berarti sudah bisa terhitung dong ya saya ini angkatan berapa. Lulus 20 tahun yang lalu dari sekolah ini, saat Indonesia sedang membara dengan reformasinya. Melanjutkan mimpi untuk mendaftar ke sekolah impian, beberapa dari kami kemudian memilih jalan hidupnya, merantau ke negara orang, tapi kemudian dipertemukan kembali kemarin, 27 Januari 2018 di sekolah kami tercinta yang ternyata sudah berkembang cukup pesat, sudah bertingkat-tingkat dan banyak ruangannya.

Terus terang saya ngga tau kapan ide reuni ini tercetus, padahal saya tergabung dalam Whatsapp Group SHOKAT 53 (nama Hits-nya SMP 1 Depok) angkatan saya. Faktor lupa, faktor kesibukan mengurus bayi dan urusan domestik lainnya serta faktor ga nyambung dengan bahasannya membuat saya kurang aktif di group. Jadi selama ini ya sekedar gabung aja tapi ngga pernah ikut nimbrung sekedar ngobrol. Sepertinya saya mengalami long term memory akut sehingga kebanyakan lupa teman-teman di SMP. Hanya beberapa gelintir saja yang saya ingat. Saya sih yakin, saya ga sendiri….ada yang lupa juga seperti saya, hahaha nyari temen.

Seingat saya persiapan oleh tim panitia dilakukan hanya kurang dari 2 bulan atau lebih ya? I don’t know. Pada saat proposal di share di group juga kayanya biasa aja, budget relatif besar dan cukup pesimis, tapi saya percayakan saja sama panitia lah berkontribusi sebisa saya, abis gimana dong jarak memisahkan kita, eciyeeh. Pokoknya pertama sih adem ayem, saya sendiri tadinya biasa aja sih menyambut reuni ini, ah paling reuni yang biasa-biasa aja. Datang, ketemu eman yang kita kenal trus ngumpul sama teman yang itu-itu lagi. Sampai akhirnya keluar pengumuman bahwa semua dihimbau untuk datang reuni, harga tiket masuk (HTM) pun dibuat semurah mungkin cuma 50ribu sudah bisa dapat kaos, goodie bag. Heii….hits banget kan panitianya ya. Persepsi saya mulai bergeser sedikit nih.

Baca Juga: How To Deal With Your Anger

Masuk bulan Januari, teman-teman panitia semakin giat promosi. Mencari kontak teman-teman yang hampir tidak terdengar dimana rimbanya, dan mereka approachagar semua bisa datang. Hhmm….panitia memakai strategi approach door to door nih. Boleh juga, pikir saya.

Group whatsapp pun ramai bukan main setiap hari, sampai-sampai saya mute hahaha maklum suaranya tang ting tung kadang mengganggu apalagi saat sedang kelonan sama Shanum….maaf ya guys, tapi biar begitu saya tetap scroll chattingannya supaya ga ketinggalan informasi penting. Apalagi ada video countdown menuju reunian Moedalage hasil kreasi Ibu Dewi. Video bukan sembarang video, alumni bukan teman juga bukan tapi para artis ibukota dari mulai Andika, Parto, Astrid Tiar, sampai ke Bapak Wagub Sandiaga Uno pun ikutan jadi buzzer reunian Moedalagee dong. Haseek ga tuh pake buzzer, disini antusiasme saya pun mulai bertambah. Hahaha gimana ga jadi heboh, jadi semangat dan jadi antusias kan tuh. Makin mendekati hari H makin Hot, melihat teman-teman di group semangat saya pun semangat untuk hadir reuni.

Tibalah hari yang ditunggu-tunggu setelah kehebohan selama sebulan ini di WAG. Bagi saya sendiri hari itu adalah hari yang super sibuk. Setelah menemani Naeema menari di sekolahnya, langsung meluncur ke Depok dengan taksi online bersama dengan 1 bayi dan 1 anak. Terus yang lebih awkward lagi, supir taksi online saya adalah mantan snipers dong….WHAT??. Bapak berusia 70 tahun itu berusaha untuk memecah suasana dengan menceritakan masa mudanya yang adalah seorang PEMBUNUH, iya dia bilang blak-blakan kaya gitu. Saya yang ngantuk siang itu pun mau tak mau mendengarkan baik-baik. Takut juga men….hahahaha. Tapi Bapaknya baik sih cuma talkactive aja, sementara neng ini ngantuk Pak. Kembali ke cerita reuni, setelah perjalanan 3 jam yang serasa seperti 6 jam lengkap dengan cerita si Bapak dari jaman muda sampai pensiun, saya akhirnya sampai di Depok. Langsung siap-siap untuk menuju ke Shokat, sengaja janjian sama cewe-cewe yang lain supaya ga garing sendirian.

Sampai deh di Shokat, datang udah kaya artis dong disambut 2 orang forografer.

Mba, foto dulu Mba“, waahh panitia keren banget nih fotografernya banyak ujar saya dalam hati.

Pose dong ya…lumayan banyak nih dokumentasinya. Belakangan saya tau kalau mas-mas itu adalah fotografer bayaran yang menjual fotonya jadi bukan dari panitia hahahaha. Ke-GR-an siiihh….Udah gitu pas pulang dan buru-buru apalagi ga ada uang cash foto itu ga saya beli dong. Hmm….iklas lah dijadiin pengusir tikus aja sama mas-masnya.

Terus acara reuninya gimana?

Panitia menyiapkan berbagai macam acara untuk menjadi pengisi acara reuni Moedalage supaya ga garing. Ada band performance dari teman-teman se-angkatan (Rendra dan Tabdillah), tari-tarian daerah dari sanggar tari asuhan Heni teman seangkatan saya dan penampilan gamelan dari adik-adik junior kami yang masih di Shokat 53. Terus acara reunian ini juga ada standup comedy dari Mo Sidiq (meskipun on that time saya ga tau siapa dia, trus googling dulu baru deh tau hahaha). Reuni ini reuni semacam pensi. Hihi ketauan jaman dulu angkatan kita ga mampu ngundang artis, terus reuni ini semacam balas dendam ya. Kwereen dan amaze….ga kebayang ya acara bisa sepadat itu. Two Thumbs Up for You Guys.

Moedalage, Alumni, SMP 1 Depok, Reuni, Budaya Betawi, Betawi

Salah satu pengisi acara asuhan Kaka Heny

Moedalage, Alumni, SMP 1 Depok, Reuni

The Girls bersama Ketua Panitia (Ki-Ka: Yani, NOva, Dewi, Kiki & Army)

Moedalage, Alumni, SMP 1 Depok, Reuni

Beberapa masih terlihat sama, beberapa sudah sedikit berubah

Moedalage, Alumni, SMP 1 Depok, Reuni

The Girls

Panitia juga mengundang teman-teman yang sudah merantau di negeri orang untuk bisa nimbrung dengan kita malam itu. Ada Audra yang saat itu sedang ada di New Zealand, Mpok Fitri yang sekarang tinggal di Aussie dan Momi Astrid yang baru aja lahiran dan sekarang tinggal di Jepang. Meskipun ditempat mereka sudah tengah malam tapi mereka bersedia untuk ketemu kita semua yang kumpul malam itu meskipun hanya dalam skype aja.

Woow….jadi udah 20 tahun ya saya lulus SMP, but i still feel young loh hahaha. *sodorin kantung muntah buat para pembaca.

Jadi kesan-kesan setelah datang reuni 20 tahunan kemarin gimana?  Saya jadi merasa Moedalage loh. Serius…jadi rendevu terus jaman-jaman kecil kering kerontang dulu. Sebagian teman-teman sih ada aja yang mengingat-ingat ketika sama mantan dulu. Saya mah apa atuh….jaman SMP ga punya mantan, lebih suka main main main. Masih banyak yang belum bisa move on kayanya dari reunian kemarin. Beberapa teman yang saya temui masih belum berubah wajahnya, gayanya tapi beberapa ada yang berubah 100% hampir ga saya kenalin. Kebanyakan ya makmur insyaallah, terlihat dari apa yang saya lihat. Gak mau detail ah nanti dibilang main fisik, hehehe. Jadi sebenarnya yang ada di group whatsapp itu saya ingat wajahnya ketika SMP dulu hanya nama dan profile picture di whatsapp yang tidak ada wajahnya, memakai nama asli atau nama anak mereka masing-masing. Sementara saya hanya tau nama panggilan saja. Hahaha….malu bertanya sesat dijalan ini namanya.

Karena reunian Moedalagee itu kemudian kita semua jadi bertukar kabar, bertukar kontak, ketawa-ketiwi mengingat jaman sekolah dulu. Mengenang kembali setiap sudut sekolah kami, sudut berantem, sudut buat kumpul sama teman-teman satu genk. Terus jadi pada kumpul-kumpul lagi sambil ngopi, hayooo siapa tuh?. Alhamdulillah masih punya umur untuk mengenang itu semua. Masih dikasih kenangan untuk bisa dikenang.

Moedalage, Alumni, SMP 1 Depok, Reuni

Sebagian yang masih bertahan hingga acara selesai (Source: Yunus)

Once again, reuni ini melebarkan lagi circle kita loh, menambah networking kita. Inget kan kalau silaturahmi itu menambah rejeki kita. Kita ga pernah tau melalui siapa rejeki kita diantarkan. Jadi, tetap semangat dan silaturahmi ya, supaya Moedalage.


signature-desy