
Coronavirus ini bukan hanya terjadi di Wuhan, tapi juga di seluruh dunia. Bahkan Amerika yang katanya negara adikuasa pun dibuat tidak berdaya dengan virus ini.
Cerita tentang Coronavirus ini bermula pada awal Januari 2020 di Wuhan, Tiongkok. Virus ini berasal dari kelelawar yang dijual di salah satu pasar di Wuhan, kemudian dikonsumsi oleh manusia. Parahnya virus tersebut tidak hanya ditularkan dari hewan ke manusia tetapi juga dari manusia ke manusia. Januari awal banyak pasien yang datang berobat dan mengeluh demam, batuk disertai dengan sesak napas.
Disclaimer, postingan ini bertujuan sebagai catatan pribadi untuk pengingat di kemudian hari. Semua postingan ini berdasarkan informasi dan pendapat pribadi saya sebagai penulis.
Jujur saja saya bukan termasuk orang yang suka membaca berita baik itu di media cetak, online ataupun nonton tivi. Meskipun demikian saya hidupkan notifikasi di Kumparan, jadi kalau ada yang menarik biasanya sih saya buka juga. Tapi entah kenapa Januari itu saya banyak bolak-balik ke kantor sehingga sering kali membaca headline di surat kabar tentang Coronavirus. Media online juga begitu, akhirnya saya mulai mencari apa itu Coronavirus?
Tidak berapa lama saya kepo akan Corona Virus, nggak lama kemudian Wuhan di Lockdown oleh pemerintah Tiongkok. Tepatnya saya lupa tanggal berapa, yang jelas menjelang Hari Raya Imlek saat itu. Saya mulai mengikuti perkembangan di Wuhan. Nonton terus beritanya di tv, di youtube, dan media online. Saya mulai mencari tahu apa yang mereka temukan tentang virus ini.

Sumber: Kompas.com
Dari berita di media saya jadi tau bahwa virus yang kemudian dinyatakan sebagai Pandemi oleh WHO ini masih satu keluarga dari virus yang menyebabkan penyakit SARS dan MERS. Mereka dari kelompok yang sama tapi berbeda jenisnya. Kemudian Corona Virus yang muncul di Wuhan ini disebut oleh WHO dengan nama Novel Corona Virus atau SARS-Cov-2 (Severe Acute Respiratoty Syndrome Coronavirus 2). Virus ini menyerang pernapasan, dari yang ringan, infeksi paru-paru (Pneumonia) berat hingga kematian.
Pada bulan Februari 2020 WHO secara resmi memberikan nama atau sebutan untuk virus ini, yaitu Covid-19 singkatan dari Coronavirus Disease (Penyakit Coronavirus) yang muncul pada tahun 2019. Tentu saja penggantian nama menjadi Covid-19 ini berdasarkan beberapa pertimbangan yang sudah sesuai dengan panduan WHO tahun 2015. Pemberian nama suatu virus atau penyakit tidak lagi boleh menggunakan nama orang, kota atau daerah yang bisa menimbulkan suatu trauma.
Virus yang berasal dari hewan dan bisa menular dari manusia ke manusia membuat situasinya semakin sulit. Secara logika saya, jika virus itu menular melalui hewan dan manusia saja berarti sumber virusnya dalam hal ini hewan tersebut yang harus dimusnahkan agar penyebarannya bisa meminimalisir. Sementara Covid-19 ini memang berasal dari hewan, tapi ditularkan dari manusia ke manusia dan nggak mungkin manusianya dimusnahkan, jadi lebih sulit untuk dikendalikan.
Karena virus dan penyakit ini masih baru sehingga karakteristiknya belum banyak hal yang diketahui, apalagi untuk bisa mengantisipasi penyebarannya. Obat dan vaksinnya pun belum ada hingga saat postingan ini dibuat. Konon katanya di Amerika dan Tiongkok sudah menemukan vaksinnya tapi sedang diuji coba ke manusia. Kalau pun berhasil, vaksin dan obat tersebut baru bisa diproduksi secara massal tahun 2021 yang akan datang.
Gejala dan Penyebaran Covid-19
Virus Covid-19 ini bisa ditularkan melalui droplet atau percikan ludah. Itulah sebabnya kita harus mulai menyadari pentingnya memakai masker jika sakit untuk bisa mencegah penularan pada orang lain. Tujuan memakai masker agar ketika batuk, bersin dan saat bicara tidak ada droplet (percikan ludah) yang mengenai orang lain.
Bagaimana jika kita terinfeksi Covid-19? Secara umum gejala awal yang timbul jika seseorang terinfeksi Covid-19 sama seperti gejala flu biasa, yaitu:
– Demam.
– Batuk. Batuk yang dialami oleh orang yang terinfeksi Covid-19 biasanya adalah batuk kering, namun seiring banyaknya kasus ada juga ditemukan pasien Covid-19 yang mengalami batuk berdahak.
– Sesak napas. Jika imunitas kurang baik maka akan mengarah pada Pneumonia berat hingga kematian.
Gejala-gejala ini akan timbul pada masa inkubasi yaitu sekitar 2 sampai 14 hari. Itulah sebabnya bagi orang-orang yang pernah kontak dengan pasien Covid-19 atau baru kembali dari luar negeri disarankan untuk melakukan karantina mandiri (self quarantine) dirumah. Untuk memastikan bahwa dirinya baik-baik saja, tidak menunjukkan gejala sedikit pun.
Saya pribadi, saat ini menerapkan karantina mandiri sendiri meski hanya batuk, pilek atau kurang enak badan. Dengan karantina mandiri selain untuk mengembalikan imunitas tubuh sekaligus untuk observasi di 7 hari pertama itu. Tujuannya adalah untuk mencegah terpapar dengan virus lainnya, memastikan bahwa sakit yang saya miliki bukan merupakan gejala Covid-19 dan mencegah penularan ke orang lain.

Sumber: Canva
Ada 3 cara yang bisa dilakukan jika kita ingin mengetahui apakah seseorang itu memiliki Covid-19 adalah:
- CT Scan tujuannya untuk mendeteksi cairan di paru-paru.
- Rapid Test untuk penyaringan.
- Swab Test atau Tes PCR untuk mendeteksi virus di dalam dahak.
Mencegah Penyebaran Virus Covid-19
Bisa ditularkan dari manusia ke manusia membuat penyebaran virus ini cukup sulit dikendalikan. Apalagi penelitian lanjutan menyatakan bahwa manusia juga bisa menjadi carrier atau pembawa virus tersebut bahkan tanpa menunjukkan gejala-gejala yang disebutkan diatas.
Ada beberapa hal pencegahan yang bisa dilakukan yaitu:
- Terapkan Physical Distancing, menjaga jarak antar manusia ke manusia. Jika sebelumnya dikatakan bahwa cukup menjaga jarak 1-2 meter.
- Memakai masker jika beraktifitas di tempat-tempat umum. Karena ada penelitian lanjutan menyatakan bahwa droplet atau percikan ludah itu bahkan bisa menyebar hingga jarak 8 meter. Jadi dengan menggunakan masker kain minimal 3 lapis (3 ply mask) untuk mencegah terkena droplet. Masker bedah tetap dikhususkan untuk Nakes saja.
- Cuci tangan dengan sabun atau dengan Hand Sanitizer dengan kandungan alkohol minimal 60% jika berada diluar rumah.
- Jangan menyentuh mata, hidung dan mulut sebelum mencuci tangan.
- Jaga imunitas tubuh dan jalankan gaya hidup sehat. Hindari merokok.
- Hindari kontak dengan penderita Covid-19, orang yang dicurigai sudah terinfeksi atau orang yang sedang sakit demam, batuk dan pilek.
- Terapkan adab batuk & bersin yang baik dan benar, yaitu menutup dengan tisu jika batuk kemudian buang tisu tersebut atau tutup dengan lengan baju.
- Jaga kebersihan benda-benda yang biasa digunakan dan pastikan benda yang masuk rumah sudah disteril terlebih dahulu.
- Intinya kita semua harus waspada untuk terus menjalankan hal-hal pencegahan diatas. Usahakan tidak panik dan stress karena justru akan menyebabkan imunitas kita jadi menurun. Sehingga bisa menyebabkan kita jadi drop dan rentan terkena virus.
Coronavirus ini bukan hanya terjadi di Wuhan, tapi juga di seluruh dunia. Bahkan Amerika yang katanya negara adikuasa pun dibuat tidak berdaya dengan virus ini. IMF menyatakan bahwa saat ini dunia mengalami krisis ekonomi karena virus ini. Yang menderita bukan hanya pasien Covid-19 dan keluarganya terutama adalah para tenaga medis yang menjadi garda terdepan dalam menangani kasus ini. Bahkan banyak dari mereka pun menjadi korban dari keganasan virus ini.
Banyak PHK dimana-mana, perekonomian nyaris tidak bergerak karena adanya pembatasan pergerakan orang di Jakarta dan kota-kota lainnya yang menjadi zona merah penyebaran virus ini. Tempat-tempat ibadah, sekolah, mall dan tempat-tempat lain yang membuat kerumunan orang banyak harus ditutup. Bahkan kini saat Ramadan, tidak ada lagi solat taraweh, dan solat idul fitri berjamaah.
Tapi semoga setelah PSBB (Pembatasan Sosial Berskala besar) dilaksanakan di beberapa wilayah, penyebaran virus ini bisa segera diminimalisir. Semua orang sudah tambah disiplin untuk selalu melakukan tindakan-tindakan pencegahan. Dan perekonomian bisa kembali bangkit. Bisa bersilaturahmi lagi bersama keluarga, dan teman-teman tanpa perlu khawatir. Tapi rasanya waspada harus terus dijalankan karena virus ini belum ada obatnya. Semoga Allah Azza Wa Jalla melindungi kita semua dimana pun berada.
Selamat menjalankan ibadah puasa ya teman-teman online.
Referensi:
https://www.alodokter.com/virus-corona
https://www.who.int/