Sudah lama saya mendengar tentang Pamijahan, dan kali ini akhirnya saya bisa hiking ke Pamijahan. Daerah yang dikelilingi oleh pemandangan alam yang indah, dengan perbukitan hijau dan aliran sungai yang jernih. Lingkungan yang asri dan udara yang sejuk membuat desa ini cocok untuk wisatawan yang ingin merasakan ketenangan dan keindahan alam pedesaan.
Selain itu, kawasan ini juga dekat dengan beberapa objek wisata alam lainnya di Bogor, seperti Curug Luhur dan Curug Nangka, yang menambah daya tarik wisata di sekitar Pamijahan. Karena banyak yang mulai mengenal daerah ini, itulah sebabnya selalu melintas di eksplore instagram saya. Jika tidak salah ingat, daerah ini mulai banyak dikenal ketika jaman pandemi karena keasrian lingkungannya. Menjadi tujuan olahraga bagi para pesepeda untuk bisa menghirup udara segar.
Semakin kesini, dan makin banyak orang yang eksplore daerah ini, baru saya ketahui kalau ternyata tidak cuma 2 curug tadi yang ada di daerah ini. Masih ada Curug walet, yang lokasinya seperti hidden gem dengan pancaran sinar matahari yang ikonik. Curug Gleweran yang batuannya berwarna kemerahan dengan airnya yang menyegarkan. Dan Curug Cikawah merupakan kombinasi antara air terjun dan sumber air panas alami. Dan masih banyak curug lain di daerah ini.
Pertama Kali Hiking ke Pamijahan
Ini perjalanan pertama kali saya hiking ke Pamijahan. Jujur saja kali ini saya merasa perjalanan yang lumayan lama. Dari Cimanggis saja masih membutuhkan waktu 2 jam untuk ke meeting point kami dengan tour guide di Kopi Tubing. Padahal dari Cimanggis sudah jam 6:30 dengan kondisi tol yang tidak macet. Jam 7 kami sudah masuk daerah Bogor.
Mungkin untuk menghindari macet di daerah Dramaga Bogor, kami diberi rute yang tidak biasa oleh google map. Tapi permasalahannya kami harus melewati jalan yang kecil dan melewati pasar. Kebayang ngga sih, pasar pagi-pagi kan super sibuk ya. Tetap saja kami harus memperlambat kecepatan kendaraan kami juga. Jujur di perjalanan hiking kali ini saya tidak tahan untuk tidak tidur saking lamanya, berasa mau ke Cianjur lagi jadinya.
Sudah sampai Kopi Tubing Pamijahan untuk janjian dengan Kang Denis Tour guide kami. Setelah numpang ke toilet ternyata kami masih harus melanjutkan perjalanan ke atas lagi. Dari Kopi Tubing ini sekitar 20 menit, yang menjadi permasalahan adalah jalan nya lebih kecil lagi, hanya cukup satu mobil. Bahkan kalau ada motor saja harus bergantian. Di perjalanan 20 menit ini sukses bikin saya pusing saking berkelok-kelok jalurnya.
Curug Gleweran, Curug Pertama di Rute Curug Cikawah
Setelah 20 menit perjalanan kami sampai di Desa Ciasmara. Titik awal perjalanan hiking kami. Mobil kami pun di parkir ditempat ini, di parkiran samping rumah warga. Tujuan hiking kami kali ini memang Curug Cikawah. Tapi ternyata di rute yang sama kami akan bertemu dengan satu curug lagi yaitu Curug Gleweran. Lokasinya tidak jauh dari titik awal perjalanan, mungkin sekitar 1 km.
Meski dekat tapi tidak boleh lengah, karena jalurnya tetap ada jalan menanjak. Dari perumahan warga, kita harus bayar tiket masuk sekitar 15-20 ribu. Sekitar segitu, karena dalam hal ini biaya ini sudah masuk ke jasa tour guide. Dari sini kami masuk ke area perkebunan, sawah baru kemudian ke hutan. Jalurnya dari yang level mudah sampai ke level sedang. Faktanya ternyata banyak juga rumah-rumah yang memelihara anjing, mungkin sebagai anjing penjaga yah. Meskipun anjing penjaga mereka tetap jinak jika bertemu dengan orang luar seperti kami. Tapi biar jinak kaya gimana, saya tetap takut.
Yang paling saya suka di awal-awal rute ini adalah area sawah. Apalagi padi-padi disana baru ditanam satu bulan jadi semua hijau menjadi tempat ini tambah asri. Teraseringnya rapih banget. Jadi serasa ada di Bali. Ditambah cuaca berawan hari itu, membuat kombinasi warna langit, sawah dan pepohonan disekitar jadi tambah sempurna, Masya Allah.
Curug Gleweran Yang Menawan
Sekitar 40 menit kita akhirnya bisa mendengar suara air terjun. Setelah menanjak 45 derajat akhirnya kita bisa melihat penampakan Curug Gleweran. Curug ini tidak begitu tinggi hanya 6 meter, tapi tetap menawan. Batu-batuan yang ada di sekitar curug ini kebanyakan berwarna kemerahan. Hal ini disebabkan karena air dari aliran curug ini bercampur dengan belerang. Warna kemerahan batu-batuan ini membuat kita seolah-olah berada di belahan dunia yang lain.
Curug Gleweran memiliki kedalaman 1-2 meter. Penting diperhatikan, kalau tidak bisa berenang lebih baik jangan asal nyebur, minimal sepinggang lah. Harus bisa mengukur kemampuan diri juga. Airnya sejuk dan bening sekali. Di airnya yang tenang bisa kita lihat batu-batuan yang kemerahan. Air curug ini merupakan air dari Curug Cikawah, Curug yang menjadi tujuan kami kali ini.
Sebenarnya kami ingin berlama-lama, tapi karena perjalanan kami ke curug cikawah masih membutuhkan 1,5 jam jadilah kami melanjutkan perjalanan kembali. Meninggalkan keindahan curug gleweran untuk melihat cikawah yang katanya lebih menawan lagi.
Ceritanya berlanjut minggu depan ya. Masih ada kelanjutan pengalaman pertama saya hiking ke Pamijahan. Next post saya kasih tahu keindahan cikawah ya, siap-siap!