Jika kita membahas tentang Solo, pasti Pasar Gedhe selalu disebutkan sebagai tujuan wisata di kota tersebut. Karena Pasar Gedhe merupakan yang tertua di Kota Solo. Didirikan pada tahun 1927 tepatnya pada masa pemerintahan Pakubuwono X. Itulah sebabnya pasar ini juga menyimpan nilai sejarah yang cukup tinggi.
Arsitek dari pasar ini adalah orang Belanda yang bernama Thomas Karsten. Beliau banyak membangun bangunan lainnya yang juga memiliki nilai sejarah yang tinggi. Pembangunan pasar Gedhe ini menghabiskan biaya sekitar 300 ribu gulden. Jika dikonversikan dengan nilai tukar saat ini, setara dengan 2,5 milyar rupiah.
Pasar Gedhe berlokasi di Jalan Jenderal Urip Sumoharjo, Sudiroprajan, Kecamatan Jebres, Kota Surakarta, Jawa Tengah. Luas bangunan dari pasar ini adalah 6.623 meter persegi. Memiliki ciri khas bangunan dengan gaya arsitektur kolonial tapi tidak menghilangkan sentuhan jawa nya.
Daya Tarik Wisatawan
Pasar Gedhe ternyata memiliki dua bangunan yang berseberangan. Dipisahkan oleh jalan Sudirman. Kedua bangunan tersebut memiliki ciri khasnya masing-masing. Di bangunan utama banyak dijumpai pedagang yang menjual berbagai macam kebutuhan sehari-hari seperti: sayur-mayur dan bumbu dapur. Sedangkan di bangunan yang satunya menjual berbagai jenis buah-buahan yang berkualitas.
Pasar Gedhe sudah mengalami beberapa kali pemugaran supaya bangunannya tetap terawat dan bisa mengikuti perkembangan jaman. Karena makin kesini Pasar Gedhe sudah menjadi ikon wisata Kota Solo yang ikonik. Apalagi termasuk salah satu cagar budaya, jadi ya pasti wajib dikunjungi.
Sebagai wisatawan lokal yang baru menginjakkan kaki ke Pasar Gedhe beberapa tahun yang lalu, pasar ini memang memiliki aura yang berbeda. Udahlah bangunannya yang ikonik, saya merasa di pasar ini kita wisatawan lokal yang bukan berasal dari suku Jawa seakan-akan bisa ngeblend dengan para penjual yang rata-rata sudah tidak muda lagi alias sudah mbah. Jadi ya terasa berbeda.
Sensasi berjalan di antara pedagang dan belanja dengan harga yang lebih murah dibanding pusat oleh-oleh tentu saja jadi nilai plus sendiri. Meskipun area di lantai 1 cukup padat tapi belanja sambil dempet-dempetan membuat memory tersendiri loh. Apalagi ini bukan wilayah tempat tinggal kita, jadi seru aja deh.
3 Hal Yang Dilakukan Wisatawan Di Pasar Gede Solo
Kembali nya saya kedua kali ke Pasar Gedhe saya coba merangkum apa saja yang bisa dilakukan oleh wisatawan di Pasar ini. Berikut ini 4 hal yang bisa dilakukan di Pasar Gedhe, yaitu:
- Kulineran
Di dalam pasar ini selain ada penjualan sayur mayur tetapi banyak juga dijual makanan khas tradisional yang ditawarkan disana. Ada yang ringan, dan berat. Ada yang halal dan non halal. Makanan yang aman untuk muslim biasanya jajan es dawet selasih, gempol pleret, bubur cenil, cakwe , nasi liwet dan timlo.
- Beli Oleh-Oleh
Membeli oleh-oleh di pusat oleh-oleh tentu sudah biasa. Tapi membeli oleh-oleh di pasar pasti lebih seru. Banyak pilihan makanan khas Solo yang dijual disana. Makanan yang biasa dibeli untuk oleh-oleh misalnya: karak baik sudah digoreng maupun belum digoreng, intip, ting-ting, rambah, pisa sale, dan masih banyak makanan khas solo lainnya.
- Beli Peralatan Masak
Di pintu masuk Pasar Gedhe ada penjual perabotan masak dan rumah tangga. Yang biasanya disukai wisatawan adalah perlengkapan masak yang terbuat dari kayu. Soalnya ada banyak ragam dan ukuran. Kemudian yang jadi incaran lain adalah cobek yang terbuat dari batu asli. Tidak luput dari inceran ibu-ibu seperti saya. Tidak peduli berat yang penting harus asli batu.
Karena disana juga ada area untuk buah-buahan kita juga bisa membeli buah-buahan disana. Harganya lebih murah sedikit dibanding di Jakarta. Mungkin bisa untuk cemilan selama dalam perjalanan.
Sebenarnya kalau saya datang kesana bersama teman-teman kayanya seru kalao datang kesana sambil hunting foto. Tapi kalau sudah hunting biasanya udah ga kepikiran belanja juga sih hehehe.
Buat saya kalau mudik ke Solo lagi dan diajak ke Pasar Gedhe lagi rasanya tidak akan saya tolak. Dan bisa jadi kunjungan berikutnya saya bisa hunting foto ya kan.
Jadi kapan dong kita jalan-jalan bareng?