Seberapa banyak yang teman-teman ketahui tentang permainan tradisional Indonesia? Permainan tradisional merupakan sebuah warisan dari nenek moyang yang patut untuk diketahui oleh generasi saat ini.
Di era yang serba canggih dan digital, dimana semua permainan lebih banyak dilakukan dengan hanya diam dan minim interaksi antar sesama manusia secara langsung. Rasanya mengenalkan permainan tradisional Indonesia sudah sangat perlu disosialisasikan kembali di sekolah-sekolah. Agar referensi anak-anak dan generasi penerus bisa lebih bervariasi dan tidak hanya mengandalkan jaringan internet saja.
Kunjungan saya ke Museum Sonobudoyo Yogyakarta jujur saja membuat saya terkesima. Selain rasanya kembali ke masa kecil, saya juga menjadi tahu bahwa banyak lagi permainan tradisional jaman dulu yang mungkin saja tidak diketahui oleh generasi saya. Kalaupun ada yang mirip, bisa jadi sudah mengalami beberapa perubahan, menjadi lebih simple.
Di beberapa daerah yang bukan kota besar, mungkin saja masih banyak dilakukan permainan tradisional Indonesia. Tapi kalau di kota besar? Tampaknya sudah mulai dilupakan. Bukan tidak mungkin jika internet masuk ke pelosok dan masyarakat mampu membeli paket data maka permainan tradisional ini bisa jadi akan tinggal sejarah saja.
Mengenal Permainan Tradisional Indonesia
Sesuai dengan masanya, permainan tradisional Indonesia jaman dulu banyak melibatkan fisik dan interaksi langsung antar sesama manusia. Itulah era-era sebelum internet merajai dunia.
Indonesia memiliki banyak permainan baik itu outdoor maupun indoor. Jenis permainan tradisional ini biasanya diwariskan turun temurun. Dilihat dari cara bermainnya, permainan tradisional juga bisa dikategorikan kedalam dua jenis, yaitu:
- Permainan yang hanya bermain (play), bisa dilakukan secara berkelompok atau sendiri.
- Permainan yang bertanding (game), biasanya dilakukan secara berkelompok dan sifatnya kompetitif dan memiliki aturan-aturan khusus.
Permainan tradisional banyak ditemui menggunakan barang-barang bekas seperti kayu, kertas, tempurung kelapa dan barang lain yang dengan mudah ditemui dilingkungan sekitar atau yang sudah tersedia di alam. Meskipun simple tapi tidak mengurangi keseruan permainan tersebut.
Permainan Jaman Dulu
Permainan tempo dulu ada yang dilakukan tanpa peralatan, ada pula yang dimainkan dengan iringan lagu dolanan. Beberapa permainan yang menggunakan alat biasanya membutuhkan keterampilan seperti: adu kemiri atau adu biji karet, kelereng, dan kapal othok-othok. Sedangkan permainan yang diiringi dengan lagu seperti cublak-cublak suweng, jamuran dan lepetan.
Sekarang mari kita bahas permainan tradisional yang masih hits di era saya anak kelahiran tahun 80-an ya. Beberapa permainan itu diantaranya:
- Gobak sodor, merupakan sebuah permainan yang dilakukan secara berkelompok, atau minimal 2 orang. Semakin banyak seharusnya lebih seru. Biasanya dilakukan di sebidang tanah yang dibuat pola kotak-kotak. Jadi tim yang bertahan harus bisa menahan lawan agar tidak bisa berpindah dari satu kotak ke kotak berikutnya. Tim bertahan harus mencegah lawan untuk sampai ke kotak terakhir.
- Congklak atau dakon. Merupakan permainan yang menjadi favorit anak perempuan. Menggunakan kayu (papan congklak) dan biji. Setiap pemain harus memindahkan biji yang dimilikinya berlawanan dengan arah jarum jam. Permainan akan selesai jika salah satu pemain sudah tidak memiliki biji untuk dipindahkan. Dan pemain yang memiliki biji paling banyak yang menjadi pemenangnya.
- Petak Umpet. Merupakan permainan yang dilakukan minimal oleh 2 orang. Dimana satu pemain harus menutup matanya sementara pemain lainnya berusaha untuk bersembunyi. Penjaga harus berusaha menemukan peserta yang bersembunyi, dan peserta yang ketahuan itu dianggap kalah. Sementara peserta yang berhasil kembali ke tempat penjaga dan berteriak “Inglo” maka akan menjadi pemenangnya.
- Dampu. Permainan yang dilakukan di sebidang tanah yang digambarkan berbentuk kotak-kotak berpola dan diberi nomor. Setiap peserta harus menyiapkan lempengan batu yang mudah untuk dilempar. Kemudian peserta harus melompat dengan satu kaki mengikuti nomor urut kotak-kotak yang tertulis, ketika akan berbalik arah peserta harus mengambil lempengan batu yang sudah dilempar sebelumnya.
- Bola Bekel. Bisa dimainkan sendiri, tapi kalau banyak akan lebih seru. Terdiri dari bola bekel dan 6 biji bekel. Peserta yang mendapatkan giliran harus melempat bola keatas dan saat bola terlempar harus bisa mengambil biji bekel sesuai dengan nomor urut satu sampai 6 secara berurutan. Ketangkasan tangan dan sinkronisasi gerak sangat dibutuhkan disini.
- Kelereng atau gundu. Tentu saja membutuhkan kelereng yang disentil untuk mengenai kelereng lawan. Jika kelereng lawan terkena kelereng pemain, maka kelereng itu menjadi hak milik kelereng pemain. Hal ini dilakukan secara bergiliran dengan pemain lainnya.
- Gasing. Gasing adalah sebuah alat bermain yang terbuat dari kayu atau bambu yang dibentuk seperti biji pohon ek atau telur terbalik yang diujung diberi sedikit tiang sebagai tumpuannya berputar. Permainan ini biasanya dilakukan minimal oleh dua orang dengan cara saling diadu satu sama lain. Gasing yang berputar lebih lama adalah pemenangnya.
- Lompat tali. Merupakan permainan yang menjadi favorit anak perempuan. Tali yang digunakan bisa dengan tali modern, atau menggunakan karet yang dirangkai hingga menyerupai tali. Dilakukan minimal oleh dua orang. Ada yang bertugas memegang tali dan ada yang bertugas melompat. Tinggi tali biasanya dimulai dari ketinggian anggota tubuh misalnya, betis, pinggang, dan kepala. Yang berhasil melewati setiap level ketinggian akan menjadi pemenangnya.
- Kapal Othok-othok. Kapal yang terbuat dari kaleng bekas yang diberi sumbu. Untu menjalankan nya di atas air, sumbu yang ada di kapal itu harus dibakar dulu kemudian menjadi kunci agak kapal itu bergerak. Jika sudah bergerak biasanya akan mengeluarkan suara othok-othok.
Dari serangkaian permainan diatas, sebenarnya masih banyak sekali permainan tradisional Indonesia yang seru untuk dimainkan. Tapi kapan-kapan kita bahas lagi permainan yang lainnya.
Permainan Tradisional Harus Dilestarikan
Rasanya kalau bicara tentang permainan tempo dulu atau permainan tradisional itu tidak akan ada habisnya. Ingatan masa kecil dulu saat bermain permainan ini satu persatu saya ingat kembali.
Keringat yang mengalir di dahi waktu bermain gobak sodor. Rasa antusias ketika bermain congklak. Rasa pamer ketika bisa meraup biji bekel 2 sekaligus dalam satu lemparan bola. Atau teriak-teriak waktu bermain benteng.
Kalau ingat itu rasanya sayang sekali kalau permainan tradisional harus punah karena modernisasi ya. Rugi rasanya kalau anak-anak kita tidak paham permainan-permainan sederhana itu.
Beberapa kali di sekolah anak-anak saya dengar permainan tradisional ini diperkenalkan. Bahkan di kelas sekolah anak saya yang SD disediakan congklak dan juga bekel serta ada beberapa permainan tradisional yang dimainkan perorangan.
Untuk anak laki-laki, biasanya mereka diajak bermain bentengan atau gobak sodor di lapangan sekolah. Dibuat agar ada permainan atau aktifitas fisik di waktu senggang mereka.
Melalui postingan ini saya juga ingin mengajak orang tua yang lainnya untuk memperkenalkan permainan tradisional Indonesia. Karena melestarikan budaya juga merupakan tanggung jawab kita. Dengan catatan jika budaya itu tidak menyalahi aturan agama ya.
Yuk, kapan-kapan kita main dampu bareng.
