desyyusnita.com

Apa sih hubungannya Tes DNA dengan kecantikan? Seumur-umur saya hanya tau kalau tes DNA itu hanya digunakan untuk mengetahui informasi genetika seseorang. Fungsi nyatanya sih untuk mengetahui garis keturunan. Lalu, apa hubungannya dengan kecantikan?

Saya mau curhat dulu ya boleh kan sebelum saya bahas hubungan tes DNA dengan kecantikan itu apa. Bertahun-tahun yang lalu ketika saya masih hidup dengan persepsi bahwa kulit putih itu adalah cantik, saya sering kali mencoba skincare yang bisa menjadikan kulit wajah putih. Informasi tentang skincare itu sih biasanya saya lihat di iklan televisi. Pokoknya kalau judulnya ada brightening langsung deh semangat untuk dicoba. So far sih saya coba hanya sebatas moisturizer saja, tidak lebih dan tidak kurang. Maklum anak kuliahan, uang terbatas jadi hanya beli yang sesuai kemampuan saja. 

cantik itu harus putih

Ternyata berada dalam bayang-bayang stigma tentang kecantikan di masyarakat yang seringkali menganggap bahwa kulit putih itu cantik sungguh menyesatkan saya. Kenapa? Soalnya ya itu saya jadi sering coba-coba skincare. Pakai krim ini koq ngga berhasil membuat putih eh saya sudah tergoda dengan produk lainnya. Berhasil? So far sih engga berhasil ya. Pernah di suatu waktu kulit saya justru tampak lebih gosong dari biasanya, matang dan ugh tambah kusam. Membuat saya tambah ga percaya diri. Sampai akhirnya saya enggan mencoba-coba skincare lagi. Bisa dibilang kapok, dan lebih menerima diri apa adanya. Dan lebih berdamai dengan isi dompet. 

Baca Juga: Mengatasi Kerontokan Rambut

Sosial Media vs Produk Kecantikan

Jika dulu saya hanya mengetahui tentang skincare hanya dari iklan di televisi tidak demikian hari ini. Sosial media berperan penting untuk menyebarkan informasi-informasi terbaru dari dunia kecantikan. Tidak heran jika kini industri kecantikan sangat berkembang pesat Para produsen produk kecantikan pun termotivasi untuk bisa memberikan produk yang semakin mendekati kebutuhan para customernya. 

Jika ingat diri saya dulu yang suka coba-coba skincare bukan tidak mungkin sekarang saya bisa jadi lagi-lagi ingin mencoba skincare lagi kan. Apalagi kemasannya lucu-lucu, bisa membuat kulit moist dan bonusnya glowing hehehe. Yes, sekarang sih saya ngga mau kulit putih tapi ingin kulit sehat dan kenyal. Tapi terus terang saya bingung mau pakai produk yang mana. Ada sedikit trauma sih apakah akan cocok untuk saya atau membuatnya tambah parah. 

Dibalik kemewahan informasi yang kita dapat dari sosial media, dan memutuskan untuk mencoba produk tersebut ternyata kita sudah mengalami beberapa kerugian yang tidak pernah disadari. 3 kerugian yang kita alami adalah kehilangan waktu (time spend), trial and error dan sudah tentu biaya (cost). Dalam dunia marketing apa yang dialami oleh saya dan customer lainnya itu disebut dengan Consumer Pain Points. 

Consumer Pain Points

Iya juga sih ya, ketika memutuskan untuk mencoba kita pasti menunggu beberapa saat untuk kemudian kita tau cocok atau tidaknya produk itu di kulit kita, sudah masuk ke trial and error itu alias proses coba-coba. Kalau cocok ya Alhamdulillah, kalau tidak ya sudah dada bye bye deh sama produknya, rugi dong, jelas!

Ada dua hal yang harus dilakukan sebelum memutuskan untuk membeli suatu produk kecantikan, yaitu:

  1. Kenali dulu jenis kulit kita.

Menurut dr. Leslie Baumann, seorang peneliti dan ahli kecantikan dari Amerika, jenis kulit dibagi berdasarkan 4 kategori dasar, yaitu:

    • Level sebum,
    • Level sensitifitas,
    • Level pigmentasi, dan 
    • Level elastisitas.

Dari 4 kategori dasar inilah, bisa didapatkan lagi 16 jenis kondisi kulit yang berbeda. 

  1. Mempertimbangkan apakah produk tersebut menjawab semua kebutuhan spesifik kulit; apakah kandungannya aman untuk jenis kulit kita dan masih banyak yang lainnya. 

Ternyata memilih produk kecantikan yang sesuai dengan jenis kulit itu tidak semudah teori yang sering kita dengar. Tidak juga semudah membaca petunjuk pemakaian pada bungkus produk ya. Apalagi ternyata kulit kita pasti mengalami perubahan seiring dengan seringnya kita terpapar dengan polusi, bertambahnya usia dan sensitifitasnya. 

Tes DNA dan Kecantikan

Lalu apa hubungannya dengan tes DNA? Tidak seperti yang saya utarakan diawal tadi bahwa tes DNA hanya sebatas untuk melihat keturunan, ternyata Tes DNA juga memiliki fungsi yang berhubungan dengan kecantikan. 

Tes DNA adalah prosedur yang digunakan untuk mengungkap secara akurat, informasi mengenai genetik dalam tubuh seperti potensi, risiko dan kebutuhan unik setiap individu. Kebutuhan itu biasanya berkaitan dengan kebutuhan akan suplemen dan nutrisi, intensitas olahraga yang sesuai sehingga perawatan kulit yang tepat dan lain sebagainya. 

Manfaat pengecekan DNA kulit adalah untuk memberikan informasi yang akurat mengenai kualitas kolagen, elastisitas kulit, pigmentasi kulit dan sebagainya. Tes DNA ini sudah sangat umum dilakukan di negara maju untuk mengetahui kondisi kulit dan jenis perawatan apa yang tepat dan sesuai untuk dilakukan. Pengecekan DNA kini bisa dilakukan sendiri dengan mudah dan akurat tanpa harus pergi ke laboratorium. 

Untuk mengetahui seberapa besar pemahaman masyarakat tentang kondisi kulit, maka dilakukanlah survey oleh Jakpat.net yang dilakukan pada tanggal 5 – 10 Juli 2019, terhadap 537 responden. Menurut Bapak Aska Primardi, Head of Research Jakpat, survey ini dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh pemahaman responden akan kondisi kulit mereka dan pendapat mereka akan manfaat teknologi pada konteks perawatan kulit.

Tes DNA, Kecantikan

Hasilnya survei menyatakan bahwa 15% responden mengatakan bahwa kinerja produk yang gunakan, masih sesuai dengan apa yang diharapkan. Sementara itu sisanya mengatakan bahwa mereka masih menderita masalah yang mengganggu seperti jerawat, iritasi, kulit kering, berminyak dan lainnya. Dan 30% responden juga merasa belum puas dengan kondisi kulitnya saat ini. 

Hasil riset yang lainnya menunjukkan bahwa responden sudah cukup selektif dalam mencoba produk perawatan kulit. Hal ini agar menghindari pemborosan, dan buang-buang waktu. Dalam hal menemukan produk perawatan yang tepat, 50% responden setuju untuk memeriksakan kondisi kulit mereka dan secara umum memilih untuk pergi ke dokter kulit atau dermatologis terlebih dahulu. 

Jika bicara tentang teknologi tinggi (hi-tech), 90% responden menyatakan berminat untuk mencoba perawatan yang hi-tech ini. Tes DNA adalah salah satunya, kecenderungan responden untuk percaya akan hasil tes DNA kulit mencapai 85%. Teknologi tes DNA secara global memberikan manfaat bagi individu yang me

Sebagai yang pernah merugi secara finansial dan waktu saya pun merasa bahwa teknologi ini bisa meminimalisir pengalaman pain points itu kan?. Mau tau lebih jauh tentang tes ini bisa langsung meluncur ke website www.smartskinsolution.com

Oh iya sekarang itu ternyata putih ngga berarti cantik, tapi kulit sehat dan terawat itu yang bisa bikin kita cantik. Yuk rawat wajahmu mulai dari sekarang. 
signature-desy