Disclamaire: Ini merupakan cerita weaning with love yang tertunda yang seharusnya saya posting 1,5 tahun yang lalu. Meski demikian saya memutuskan untuk tetap memposting cerita ini sebagai kenang-kenangan Shanum nanti.
Sudah menjadi tekad saya sejak memiliki anak pertama selalu mengusahakan untuk menyapih anak dengan cinta alias weaning with love, tanpa menyisakan rasa takut atau trauma di kemudian hari. Alhamdulillah waktu Kaka Naeema dulu saya berhasil menyapihnya dia (insyaallah) dengan cinta, hanya dengan komunikasi yang saya lakukan secara intens. Kaka Naeema disapih waktu berusia dua tahun kurang dua minggu.
Ada beberapa hal yang saya lakukan menjelang momen Weaning With Love alias menyapih dengan cinta ini, diantaranya:
- Bercerita tentang momen menyapih atau berhenti minum ASI.
Kira-kira 4 bulan sebelumnya, saya mulai bercerita kepada Kaka Naeema mengenai masa berhenti minum asi ini. Hal ini dilakukan berulang-ulang di beberapa kesempatan. Seperti halnya sedang membaca kan sebuah cerita.
- Pillow talk.
Tau kan manfaat pillow talk itu bisa juga menjadi momen mempererat tidak hanya hubungan suami istri tapi juga hubungan orangtua dan anak. Bahasannya tidak lain mengenai menyapih. Saya ceritakan berulang kali sebelum tidur, tapi tidak setiap hari juga sih. Tidak lupa saya juga menanamkan nilai-nilai tauhid. Misalnya ditambahkan kalimat “Allah bilang, Unda bisa menyusui sampai usia kaka dua tahun, selanjutnya Kaka harus belajar minum dan tidur sendiri tanpa menyusu ya”.
- Menawarkan solusi.
Tidak dipungkiri kalau menyusui merupakan suatu hal yang bisa meningkatkan bonding antara kita dan si kecil. Karena itu ketika kita bercerita kalau dia harus berhenti minum ASI secara langsung pasti ada rasa cemas. Misalnya: bagaimana nanti kalau mau tidur, ngga bisa lagi sambil kelonan deh, jadi jangan lupa menawarkan juga solusinya. Solusi yang bisa ditawarkan misalnya dengan bilang pada si kecil, nanti kalo sudah tidak menyusu lagi, tidurnya sambil digendong, atau sambil di puk puk aja ya.
Waktu itu solusi yang saya tawarkan ke Kaka Naeema yaitu kalau mau tidur nanti diindung-indung ya alias digendong dulu sampai tertidur. Dan setelah berjalan saya pun menyadari bahwa solusi yang saya tawarkan ternyata salah. Karena pegel juga loh gendong-gendong anak yang sudah 14 kg sampai dia tertidur. Untungnya hal ini tidak berlangsung lama, karena saat usianya menjelang tiga tahun dia sudah bisa tidur sambil di puk-puk dikasur.
Alhamdulillah, langkah-langkah yang saya lakukan diatas berhasil membuat Kaka Naeema berhenti menyusu dengan saya ketika usianya 1 tahun 11 bulan 2 minggu alias 2 tahun kurang dua minggu. Waktu itu setelah pillow talk saya bilang ke Naeema:
“Kita coba sekarang yuk, tidurnya ga pakai nenen. Langsung Unda gendong aja”
Untungnya dia pun langsung mau mencobanya. Dan berhasil.
Oh iya jangan lupa jika kita berpartner dengan orang lain dalam pengasuhan dalam hal ini orangtua kita, sebaiknya kita harus menyamakan suara terlebih dahulu. Supaya treatment nya bisa kompak nih. Paham kan ya maksudnya.
Weaning with love versi Shanum
Bagaimana dengan cerita weaning with love versi Shanum?
Setiap anak pasti memiliki keunikannya sendiri. Begitu juga dengan Shanum. Berbekal langkah-langkah weaning with love yang saya lakukan untuk Kaka Naeema berhasil, maka saya pun tidak ragu untuk menjalankan trik yang serupa. Mulai dari poin pertama sampai ke tiga saya mulai lakukan 4 bulan sebelum usianya dua tahun.
Tapi ternyata perbedaan situasi saat mengasuh pun cukup memberikan tantangan tersendiri. Kalau waktu Kaka Naeema saya tandem dengan Mama saya. Jadi kalau Naeema merasa sangat perlu menyusu, dia akan dijauhkan dari saya dan dipegang oleh Mama. Sedangkan ketika mengasuh Shanum saya mengasuh langsung tanpa tandem dengan Mama lagi, jadi membuat proses weaning cukup butuh waktu lebih lama.
Ketergantungan Shanum akan menyusu kepada saya pun sangat sulit dialihkan. Bahkan kalau tidak menyusu dia akan sulit tidur dan tidak tenang. Kemudian ada poin tambahan yang saya lakukan ketika weaning with love untuk Shanum, yaitu:
- Percaya akan kesiapan si kecil.
Ketika dia siap untuk berhenti menyusu dari kita ibunya, maka dia akan bisa berhenti.
- Yakin bahwa si kecil bisa.
Kita harus yakin bahwa hari dimana si kecil siap untuk berhenti menyusu akan segera tiba.
- Berdoa pada Allah Azza Wa Jalla
Hanya Dia maha membolak-balikkan hati manusia. Jadi berdoa saja jika memang waktunya yang terbaik menurut-Nya, si kecil akan siap berhenti menyusu.
- Ikhlas
Ini juga momen yang tak kalah penting. Perlu keikhlasan kita bahwa momen si kecil untuk terlalu tergantung dari ASI kita akan berakhir dan berganti dengan tanggung jawab yang lain.
Baca Juga: ASIP Pertama Shanum
Tau ngga sih, setelah saya menjalankan empat langkah tambahan itu, Alhamdulillah di usia Shanum 2 tahun 2 minggu dia pun berhasil berhenti menyusu. Solusi yang saya tawarkan kepada Shanum waktu itu tidur sambil di puk-puk. Soalnya saya kapok banget menawarkan solusi kalo mau tidur sambil diindung-indung, masalahnya Shanum lebih berat dari Kaka Naeema bisa encok pinggang ku hehehe.
Btw tau kan ya puk-puk itu apa? Itulah gerakan memukul-mukul dengan lembut ke tubuh si kecil. Mudah-mudahan bisa kebayang yah. Jadi selain di puk-puk dia pasti akan mencari ketek ibunya hehehe.
Kenapa sih memutuskan menyapih tepat waktu?. Karena hal itu sudah dijelaskan didalam Al-Quran, Allahu berfirman:
وَالْوَالِدَاتُ يُرْضِعْنَ أَوْلَادَهُنَّ حَوْلَيْنِ كَامِلَيْنِ لِمَنْ أَرَادَ أَنْ يُتِمَّ الرَّضَاعَةَ
“Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan.” (QS. Al-Baqarah: 233).
Apapun yang diperintahkan dalam Al-Qur’an pasti ada tujuannya. Selain itu menurut literasi yang saya baca, kualitas ASI lambat laun pun akan menurun kualitasnya. Sehingga ada baiknya si kecil lebih fokus untuk makan dari makanan yang dia makan langsung.
Begitulah cerita saya menyapih Shanum. Alhamdulillah impian untuk weaning with love pun bisa tercapai. Selain itu anak-anak pun belajar untuk berkomunikasi dan berdiskusi sejak dini.
Salam sehat selalu ya, sampai jumpa di parenting journey ala DYU selanjutnya.
Referensi Al-Quran:
MasyaAllah, Shanum gemesss.
udah menyapih ya doi Mbak, saya nih masih belum berhasil sapih Faizan, huhuh padahal udah hampir 2,5 thn ini.
udah lama disounding tapi juga dia belum mau lepas aja malah makin menjadi,
ini kemarin udah mau tak coba lagi eeh malah dia demam tinggi dan diare juga, pending lagi deehh.
doakan bisa segera WWL juga ya Mbak 😀
Masya Allah, indah banget cerita weaning with love-nya Mbak. Tiap anak memang beda-beda ya. Aku dulu menyapih anak pertamaku di usia 10 bulan karena harus bepergian jauh dalam waktu yang cukup lama. Alhamdulillah, setelah disounding tidak ada drama sedikitpun, dia nuruut banget..
Keren banget. Ibu hebat kalau model begini nih. Akupun selalu berusaha memberikan perhatian dan memberiksn pengasuhan terbaik untuk anak-anak biar mereka gak punya kenangan buruk yang terbawa sampai besar.
Wah mba, kenapa kita bisa samaan ya nulis tentang sapih-menyapih ini hehe.. Langsung galau nggak sih mba sehabis menyapih? Semoga si kecil makin lahap makan ya mba setelah selesai asi nya 🙂
Masya Allah mom, rasanya campur aduk ya menyapih ini 🙂 ibarat lagi sayang-sayangnya nih udah dua tahun, eh harus dipisahin hehe.. tp memang dari orang tuanya harus ikhlas, Insya Allah dimudahkan 🙂 jd inget perjuangan menyapih juga hehe.. semoga sukses mom 🙂
Shanum gemesin banget sih, memang ya, yang namanya menyapih itu rasanya luar biasa.
Saya udah menyapih setahunan lebih, tapi masih sering baper, hahaha.
Meski anak kedua, karena anak pertama saya mudah banget disapih, dia campur sufor sih.
Nah anak kedua nih, full ASI, bahkan ga mau sufor sama sekali, jadinya mamaknya agak gimanaaaa gitu pas dia akhirnya mau menyapih
MasyaAllah jadi persiapan buat aku nyapih anakku nanti nih, semoga kali ini bisa full menyusui sampe 2 tahun
Wah aku baca ini jadi inget waktu wwl dulu ke anakku, bener2 kunci utamanya emang baik bunda dan si kecil harus sama2 ikhlas n kompak yah.. maasyaaAllah ada haru plus bangga klo berhasil wwl ya mba
Menyapih itu memang tantangan juga ya kak, karena dulu pun saat menyapih Kelvin aku tuh banyak gagalnya hahahaha… Persiapan sudah segala macam tapi anaknya masih tetap pengen ASI langsung. Padahal waktu itu intensitas asinya hanya pada malam hari saja karena dulukan aku working mom.
Wah thanks ya mba pada sharing menyapih nih, dan kebetulan banget lagi belajar gimana menyapih anak, habis ini aku masuk tahap ini.
Saya belum berkeluarga jadi masih awam soal mengASIhi dan menyapih anak. Melihat proses dari banyak mom blogger jadi nambah ilmu nih. Sehat selalu untuk mba dan keluarga m, aamiin
MasyaAllah Mba Desy, aku belajar banyak soal menyapih jadinya. Belom mengalami fase hamil dan melahirkan juga nih kudu siap bekal ilmu. Makasih Mba Desy buat sharingnya
Baca cerita wwl tuh bkin haru ya, jdi keringat jaman wwl dlu aku nya yg mellow klo pas anak bobo..
Padahal klo pas bangun sok2 biasa aja
Masya Allah, benar2 butuh perjuangan ya untuk melatih anak tdk lagi ketergantungan dgn susu ibunya. Bismillah deh ya semoga aku bisa melakukannya nanti.
Eksklusif berarti ASI nya kalau sampai 2 tahun lebih ya mbak.
Hebat, nih mamanya. Bisa berikan yang terbaik buat shanum