Canyoneering di Curug Cikondang

Seliweran di sosial media tentang betapa menantangnya Canyoneering di Curug Cikondang. Foto-fotonya tentu saja menggoda adrenalin sekali, dan minta untuk dicoba. Jujur aja ya, lihat video di sosmed tuh bikin jiper sebenarnya. Tapi karena keinginan buat mencoba lebih besar jadilah saya daftar trip bareng KKE lagi. 

Canyoneering atau canyoning adalah kegiatan melintasi sungai dengan menggabungkan kegiatan lain seperti mendaki, memanjat, berenang dan meluncur. Olahraga ini termasuk kedalam olahraga ekstrim yang membutuhkan keahlian dan fokus tingkat tinggi ketika akan melakukan olahraga ini. Pasalnya, jika terjadi eror bisa cedera atau taruhan nyawa, naudzubillah. Jadi untuk mencegah hal yang tidak diinginkan alangkah baiknya olahraga ini diawasi oleh profesional. 

https://desyyusnita.com

Fasilitator yang mengoperasikan Canyoneering di Curug Cikondang sepertinya cuma satu ya. KKE menghubungi langsung Cora Rope Jump, dan untuk transportasi semua diurus oleh leadernya KKE yang paling mau sibuk ngurusin dan tektokan sana-sini. Keren lah Mba Jo.

Sebelum Memutuskan Ikut Ke Curug Cikondang

Canyoneering ini sepertinya lebih menantang dibanding wall climbing di Gunung Parang kemarin. Pasalnya, kita harus menuruni bebatuan yang tidak rata, ini saja udah pasti bikin deg-degan sih. Tantangan yang sebenarnya adalah ketika kita harus turun dengan rappeling, disaat yang sama juga akan tertimpa debit air yang sangat deras. Jujur ngga pernah kebayang sih bahwa saya akan mencoba hal ini. 

Tim Fasilitator di Curug Cikondang untuk Canyoneering

Karena Canyoneering ini merupakan salah satu olahraga yang ekstrim. Jadi penting banget membangun mood supaya hati bisa semakin kuat dan tenang menjalani olahraga ini. Siapkan fisik juga kalau bisa strength training supaya otot terlatih. Oh iya, saya selalu membiasakan tetap tenang dan ga over excited, tujuannya supaya bisa mindfulness dalam mempersiapkan diri dan mencegah kecerobohan yang biasanya suka terjadi kalo terlalu excited. 

Supaya tetap tenang saya juga ngga pernah scroll informasi terlalu banyak, khawatir jadi tambah jiper. Cukup nonton 2-3 video aja supaya ga terlalu shik shak shok.  Sebelum saya daftar ke trip ini di KKE, saya hanya memantau cerita Curug Cikondang dari teman-teman di WAG. Alhamdulillah visa approved alias dapat ijin Pak Su, jadilah saya daftar trip Canyoneering ke Curug Cikondang dengan penuh excited.

Pertama Kali Canyoneering

Berhubung kami dapat jadwal jam 8 pagi, sementara perjalanan dari Jakarta menuju Curug Cikondang membutuhkan waktu 4 jam, jadi semua peserta sudah harus standby di Mipo (meeting point) 1 di Bekasi jam 3 pagi dan berangkat jam 3:30. Baru kemudian meluncur ke Cimanggis untuk menjemput saya di pintu tol. Alhamdulillah jam 4 saya sudah bertemu dengan rombongan. Berhenti sejenak di daerah puncak untuk sholat subuh, Alhamdulillah dapat masjid yang nyaman dan adanya di pinggir jalan. 

Untuk mengumpulkan energi, di perjalanan beberapa dari kami ada yang tidur lagi. Ada juga yang ngobrol, pokoknya apapun dilakukan untuk membunuh waktu. Matahari sudah mulai terang, kami pun mulai bisa menikmati pemandangan di sebelah kanan dan kiri. Alhamdulillah jalanan menuju Curug Cikondang ini ternyata sudah bagus, meski tidak terlalu lebar tapi mobil kami Hiace dan mobil pick up berpapasan masih bisa lewat kok. 

Briefing Bersama Vendor
Praktek Menuruni tebing

Begitu datang kami wajib mendengarkan briefing terlebih dahulu. Tidak akan dipakaikan APD (Alat Pelindung Diri) jika belum mengikuti briefing. Hal-hal yang diinformasikan saat briefing mulai dari situasi Curug Cikondang, cara memakai APD yang benar, posisi kaki dan tubuh saat rappeling, sampai dengan simulasi semua dijelaskan sekaligus. Termasuk bagaimana nanti melihat hasil dokumentasi tim Cora. Supaya kita bisa dengan mudah dapetin foto-foto kita. 

Safety adalah yang utama (untuk Canyoneering)

Waktu yang dibutuhkan untuk menjelaskan itu semua sekitar 20 – 30 menit. Jujur aja ya, mendengarkan briefing yang banyak itu membuat saya bingung. Karena harus sambil membayangkan.  Tidak hanya saya, tapi sebagian teman-teman rombongan saya juga terlihat tambah bingung dan nervous sama seperti saya. Meskipun nervous tapi ga sampai berpikir untuk mundur kok. Briefing selesai dan kami pun mulai pakai APD lengkap tanpa terkecuali. 

Alat Pelindung Diri untuk Canyoneering

Curug Cikondang ini memiliki ketinggian 35 meter sampai ke bawah. Dan normalnya untuk canyoneering kebawah membutuhkan waktu 10 menit. Sebentar ya? Masing-masing orang dikasih kesempatan 2 kali untuk bisa turun. Tapi menurut Tim fasilitator, biasanya kalau sudah satu kali sih banyak yang mau lagi. 

Dari tempat briefing ke poin turun ternyata ga jauh. Ya ampun ternyata didepan mata udah jadi titik penurunan kita. Cuma kalo dari bawah untuk naik ke atas butuh sekitar 5-7 menit untuk naik lagi ke atas.  

Pengalaman Pertama Canyoneering

Kebetulan saya harus turun dulu kebawah untuk mendokumentasi Mba Jo yang turun lebih awal. Setelah Mba Jo turun baru deh saya naik lagi ke atas, dan ternyata ngap-ngapan juga karena buru-buru. 

Jujur ya, dalam proses turun tuh memang harus percaya dulu sama alatnya sih. Kemudian praktekkan semua yang udah di brief. Soalnya kalau seperti saya yang tangan kirinya ikutan aktif berujung pada kram di tengah-tengah perjalanan. Btw so far saya lihat peralatan yang digunakan oleh Cora semua dalam kondisi yang bagus, jadi insyaallah soal safety terjamin ya. 

Selain diawasi oleh tim Cora diatas, tali yang kita gunakan untuk turun juga dijaga oleh tim Cora dibawah. Tim dibawah ini yang tugasnya bantu untuk mengencangkan atau mengendorkan tali kalau-kalau kita error di tengah-tengah. Mereka juga yang bantu kasih kode kalo misalnya jalur kita melenceng. 

Ditengah saya sempat terlempar dua kali dan keluar dari jalur saya. Kelempar ke kanan, dan buru-buru bisa stabil lagi kakinya. Tidak lama kemudian terlempar lagi ke kiri dan butuh waktu lama untuk bisa seimbang lagi karena habis napas, ngos-ngosan juga ternyata. Jadi saya tenang sejenak untuk mengumpulkan napas sambil kepala dan badan sudah ketimpa air yang lumayan deras. Alhamdulillah bisa seimbang lagi dan turun meluncur.

Pengalaman Canyoneering di Curug Cikondang

Waktu kelempar 2 kali itu secara sadar memang sengaja saya pasrahkan saja pijakannya supaya benturan ke batunya tidak terlalu kencang. Benturan pun saya tahan dengan sisi lengan saya. Dan akhirnya 10 menit untuk turun Alhamdulillah bisa dijalankan dengan baik dan selamat walaupun tangan kiri saya menjadi kram. 

Tadinya saya  mau turun kedua kali. Tapi ketika sampai di titik untuk turun lagi tiba-tiba kok ya menggigil ya. Saya memang belum sarapan. Jam saat itu menunjukkan pukul 10:30, sudah masuk waktu untuk buka intermittent fasting. Karena berkegiatan di air, jadi lapernya lebih terasa banget kali ya. Karena menggigil petugas bilang ga usah turun lagi khawatir nanti kram di tengah-tengah, daripada nanti di rescue. Jadi gagal deh turun untuk yang kedua kali. 

Cocok Untuk Pemula

Medan canyoneering di Curug Cikondang yang tingginya 35 meter ini memang terlihat menyeramkan tapi ternyata setelah saya jalani medan ini cocok untuk pemula. Dengan catatan tidak menderita asma, hipertensi, dan jantung. Kita WAJIB memperhatikan saat briefing. Usia yang bisa mencoba olahraga ekstrim ini minimal 12 tahun ya. Sedangkan BB sepertinya tidak lebih dari 100 kg yah. 

Penampakan Curug dari bawah

Hal penting lain yang harus dipersiapkan ketika melakukan olahraga ekstrim adalah mental harus tetap tenang dan fokus. Karena ada kalanya kita akan berjuang sendiri saat rappeling kebawah, meski di support dengan tim fasilitator. Kalau panik dan takut air bisa kacau deh. Efeknya akan mudah engap dan panik. 

Karena kemarin tidak jadi turun kedua kali, saya jadi penasaran nih. Jadi kalau ditanya mau kembali lagi kesana, tentu saja mau dong. Dan better pilih jadwal pagi, jadi masih sepi dan kita pemakai APD pertama jadi langsung lengkap. Kendalanya memang air nya lebih dingin, tapi untuk antisipasi lebih baik sarapan dulu ya. 

Semoga postingan ini bisa menguatkan teman-teman untuk ikut mencoba juga ya. Kasih ide dong enaknya kemana lagi ya? 

signature-desy