Pendakian ke Gunung Salak ternyata tidak membuat saya kapok, buktinya dua bulan setelah pendakian saya pun mengiyakan ajakan Mba Fithri untuk mendaki ke Gunung Gede. Pendakian tetap dilakukan dengan tektok via Gunung Putri dan karena kita kemungkinan cewe semua, jadi menggunakan guide itu wajib banget di circle saya. 

Seperti yang saya ceritakan di postingan sebelumnya, bahwa rute via Gunung Putri merupakan rute yang paling aman untuk pemula sekalipun. Mba Fithri bilang ke saya, tenang Mba kalau sudah bisa menaklukkan Gunung Salak, insyaallah gunung yang lain sudah bisa dilewati. Beneran bikin seneng sih mendengar kalimatnya, tapi saya tetap tidak mau sombong dulu. Persiapan harus tetap dilakukan. 

Menjelang Keberangkatan

Ini adalah ajakan untuk naik gunung. Biasanya tidak semua mau diajak kalau di circle Bunda Belantara. Ada 5 orang yang ikut pendakian ke Gunung Gede, yaitu: Saya dan Suami, Mba Fithri dan Suami, Mba Tinie dan Mba Ria (blogger). Kami pun menghubungi guide yang biasa digunakan jasanya oleh Mba Fithri dan Mba Lia. 

Setelah melakukan koordinasi dengan Mas Arie, nama guide kami, kami melakukan pembayaran untuk melakukan pendaftaran online. Hal-hal pendaftaran sampai masak memasak biasanya sudah menjadi bagian pekerjaan seorang guide, 

H-3 hari keberangkatan, Qadarullah Mba Fithri bilang kalau dia sedang tidak enak badan, flu berat. Dan karena beliau tidak bisa ikut, maka otomatis suaminya pun tidak bisa ikut kan. Jadilah yang tersisa akhirnya hanya ber 4 saja. Kebetulan kami ber-4 merupakan pemula semua. 

Kami berkomitmen tetap berangkat, selain sudah melakukan pendaftaran online, dan Mba Fit juga meyakinkan bahwa kami bisa melewati rutenya. Saya pun berangkat tanpa mengetahui rute via Gunung Putri seperti apa. Yang saya lakukan hanya mencoba untuk memberi kekuatan kepada diri sendiri. Sebenarnya sedikit lebih tenang karena kali ini saya ditemani oleh Pak Su.  

Hari Pendakian

Kami ber 4 akhirnya berangkat. Dengan menumpang mobil Mba Tinie yang meluncur dari Bekasi, saya pun menunggu di titik pertemuan kami di pintu tol Cimanggis. Ini merupakan titik favorit saya kalau harus janjian dengan teman jika hendak hiking. Jam 4 subuh kami sudah standby dan siap dijemput di titik tersebut. Jujur saja ini adalah pendakian saya pertama kali bersama Pak Su. Jadi sebenarnya sedikit agak kikuk ya, hahaha. 

Jam 4 kami sudah meluncur ke arah Gunung Putri. Alhamdulillah jalanan pagi itu masih kosong. Sehingga 1,5 jam kami tempuh untuk bisa sampai ke basecamp Gunung Putri. Tempat janjian kami dengan Mas Arie, Guide yang akan memandu kami hari itu mendaki Gunung Gede. Saya minta beliau membawa kompor agar kami bisa memasak mie instan begitu sampai di Alun-Alun Surya Kencana. 

Begitu tiba di basecamp kami pun tidak lupa untuk solat subuh terlebih dahulu. Sarapan dengan menu sederhana dan meminum segelas teh hangat merupakan usaha saya dan tim untuk mengumpulkan tenaga. Di tas kami masing-masing sudah tersimpan juga cemilan yang kami siapkan pribadi. Setelah berdiskusi kami memutuskan untuk membawa nasi bungkus dengan lauk telor dadar untuk makan siang kami diatas. 

Ternyata banyak yang datang kesini malam hari sebelumnya dan menginap terlebih dahulu di basecamp sampai menunggu pagi. Untungnya kondisi basecamp sabtu itu tidak padat ya.  Supaya jalur pendakian pun tidak terlalu ramai. 

Jam 6:30 setelah semua persiapan matang, kami pun akhirnya memulai perjalanan menuju ke Puncak Gede. Karena kami newbie, saya, Mba Tinie dan Mba Ria sepakat untuk berjalan perlahan saja, menikmati perjalanan dan sampai kembali ke basecamp tanpa cedera dan kurang satu apapun. 

Pak Su pun tidak terlalu berdekatan jalannya dengan kami perempuan. Mungkin agak roaming ya dengar pembicaraan kami, hahaha. Saya pun tidak masalah sih, mau ditemani jalan kesini saja dan dikasih ijin saja sudah Alhamdulillah sekali loh. 

Perjalanan ke Puncak Gede ini akan tektok, jadi memang membutuhkan stamina yang luar biasa sih. Cerita perjalanan satu hari ini akan bersambung ke postingan berikutnya ya. Tungguin loh ya….Pendakian ke Gunung Salak ternyata tidak membuat saya kapok, buktinya dua bulan setelah pendakian saya pun mengiyakan ajakan Mba Fithri untuk mendaki ke Gunung Gede. Pendakian tetap dilakukan dengan tektok via Gunung Putri dan karena kita kemungkinan cewe semua, jadi menggunakan guide itu wajib banget di circle saya. 

Seperti yang saya ceritakan di postingan sebelumnya, bahwa rute via Gunung Putri merupakan rute yang paling aman untuk pemula sekalipun. Mba Fithri bilang ke saya, tenang Mba kalau sudah bisa menaklukkan Gunung Salak, insyaallah gunung yang lain sudah bisa dilewati. Beneran bikin seneng sih mendengar kalimatnya, tapi saya tetap tidak mau sombong dulu. Persiapan harus tetap dilakukan. 

Menjelang Keberangkatan Mendaki Ke Gunung Gede

Ini adalah ajakan untuk naik gunung. Biasanya tidak semua mau diajak kalau di circle Bunda Belantara. Ada 5 orang yang ikut pendakian ke Gunung Gede, yaitu: Saya dan Suami, Mba Fithri dan Suami, Mba Tinie dan Mba Ria (blogger). Kami pun menghubungi guide yang biasa digunakan jasanya oleh Mba Fithri dan Mba Lia. 

Setelah melakukan koordinasi dengan Mas Arie, nama guide kami, kami melakukan pembayaran untuk melakukan pendaftaran online. Hal-hal pendaftaran sampai masak memasak biasanya sudah menjadi bagian pekerjaan seorang guide, 

H-3 hari keberangkatan, Qadarullah Mba Fithri bilang kalau dia sedang tidak enak badan, flu berat. Dan karena beliau tidak bisa ikut, maka otomatis suaminya pun tidak bisa ikut kan. Jadilah yang tersisa akhirnya hanya ber 4 saja. Kebetulan kami ber-4 merupakan pemula semua. 

Kami berkomitmen tetap berangkat, selain sudah melakukan pendaftaran online, dan Mba Fit juga meyakinkan bahwa kami bisa melewati rutenya. Saya pun berangkat tanpa mengetahui rute via Gunung Putri seperti apa. Yang saya lakukan hanya mencoba untuk memberi kekuatan kepada diri sendiri. Sebenarnya sedikit lebih tenang karena kali ini saya ditemani oleh Pak Su.  

Hari Pendakian Itu Tiba

Kami ber 4 akhirnya berangkat mendaki ke Gunung Gede. Dengan menumpang mobil Mba Tinie yang meluncur dari Bekasi, saya pun menunggu di titik pertemuan kami di pintu tol Cimanggis. Ini merupakan titik favorit saya kalau harus janjian dengan teman jika hendak hiking. Jam 4 subuh kami sudah standby dan siap dijemput di titik tersebut. Jujur saja ini adalah pendakian saya pertama kali bersama Pak Su. Jadi sebenarnya sedikit agak kikuk ya, hahaha. 

Jam 4 kami sudah meluncur ke arah Gunung Putri. Alhamdulillah jalanan pagi itu masih kosong. Sehingga 1,5 jam kami tempuh untuk bisa sampai ke basecamp Gunung Putri. Tempat janjian kami dengan Mas Arie, Guide yang akan memandu kami hari itu mendaki Gunung Gede. Saya minta beliau membawa kompor agar kami bisa memasak mie instan begitu sampai di Alun-Alun Surya Kencana. 

Begitu tiba di basecamp kami pun tidak lupa untuk solat subuh terlebih dahulu. Ingat ya, pergi hiking itu untuk bisa tadabur alam dan mensyukuri nikmat-Nya, jadi jangan sampai lupa solatnya. Sarapan dengan menu sederhana dan meminum segelas teh hangat merupakan usaha saya dan tim untuk mengumpulkan tenaga. Di tas kami masing-masing sudah tersimpan juga cemilan yang kami siapkan pribadi. Setelah berdiskusi kami memutuskan untuk membawa nasi bungkus dengan lauk telor dadar untuk makan siang kami diatas. 

Ternyata banyak yang datang kesini malam hari sebelumnya dan menginap di basecamp sampai menunggu pagi untuk mendaki ke Gunung Gede. Untungnya kondisi basecamp sabtu itu tidak padat ya.  Supaya jalur pendakian pun tidak terlalu ramai. 

Jam 6:30 setelah semua persiapan matang, kami pun akhirnya memulai perjalanan menuju ke Puncak Gede. Karena kami newbie, saya, Mba Tinie dan Mba Ria sepakat untuk berjalan perlahan saja, menikmati perjalanan dan sampai kembali ke basecamp tanpa cedera dan kurang satu apapun. 

Pak Su pun tidak terlalu berdekatan jalannya dengan kami perempuan. Mungkin agak roaming ya dengar pembicaraan kami, hahaha. Saya pun tidak masalah sih, mau ditemani jalan kesini saja dan dikasih ijin saja sudah Alhamdulillah sekali loh. 

Perjalanan ke Puncak Gede ini akan tektok, jadi memang membutuhkan stamina yang luar biasa sih. Cerita perjalanan satu hari ini akan bersambung ke postingan berikutnya ya. Tungguin loh ya….

signature-desy