Sate Afrika H. Ismail Coulibaly

Kalau cek review di google ada beberapa disinformasi yang bilang kalau Sate Afrika H. Ismail Coulibaly sudah tutup dan tidak beroperasi lagi. Tapi yang sebenarnya tidak tutup ya teman-teman, Sate Afrika ini hanya berpindah lokasi saja. 

Tapi teman-teman pernah mendengar tentang sate ini sebelumnya kah? Jujur saja saya baru pertama kali mengetahui tentang sate ini. Kemana aja ya selama ini, sungguh kurang berwawasan saya ini. Mungkin pernah dengar tapi tidak aware kali ya. 

Latar belakang saya mencoba sate ini juga karena Pak Bos. Sepertinya beliau mendapatkan referensi dari teman-temannya dan menonton review. Sehingga jadilah pekan lalu Pak Bos mengajak kami semua untuk mencicipi Sate Afrika H. Ismail Coulibaly ini. Sejujurnya ketika diajak kesini saya sedikit tidak yakin, soalnya lokasinya jauh di Kelapa Gading. Jangan aja sudah jauh-jauh kesana trus zonk kan kacau hehehe.  Soalnya sarapan bubur ayam pagi itu membuat perut saya mulai bernyanyi tepat waktu.

Sebelum saya menceritakan pengalaman kami berkunjung ke Sate Afrika untuk pertama kali, seperti biasa saya ingin menceritakan sejarah keberadaan sate ini dulu ya. Soalnya saya penasaran juga sih. 

Tentang Sate Afrika H. Ismail Coulibaly

Dari namanya restorannya, rasanya sudah bisa ditebak bahwa pemilik dari restoran ini adalah H. Ismail Coulibaly yang berasal dari Afrika Barat tepatnya negara Mali. Restoran ini didirikan sejak tahun 1999 di daerah Tanah Abang, diantara Museum Tekstil dan Gedung Indonesia Power.

Di Afrika, makanan ini dikenal dengan diby soko, Diby artinya adalah sate sedangkan soko adalah daging sehingga jika digabungkan menjadi sate daging. Soko atau daging yang dipakai di Mali biasanya adalah daging sapi, kambing, domba dan unta. Sementara di Sate Afrika H. Ismail Coulibaly ini menggunakan daging pilihan yaitu daging domba yang berusia 1 sampai 2 tahun dengan berat 20 kg. Dombanya pun lokal loh, dipesan dari Cipanas langsung. 

Dari referensi yang saya baca Sate Afrika ini punya dua cabang, yaitu di Tanah Abang dan di Kelapa Gading. Tapi jika dilihat dari Google Map jika mencari Sate Afrika, hanya diarahkan ke satu cabang di Kelapa Gading saja yang tercatat. Jadi saya kurang tahu apakah cabang di Tanah Abang masih buka atau tidak. 

Resto Sate afrika Kelapa gading

Berikut ini cabang Sate Afrika H. Ismail Coulibaly di Kelapa Gading, yaitu di Gedung parkir Eks La Piazza, dari pintu masuk parkiran langsung ke kiri. Posisi ada disebelah kiri ujung. Resto nya cukup terbuka dan punya ciri khas, jadi mudah sekali di kenali. Buka sejak pukul 11 siang sampai ke 11 malam, cukup lama ya. Bisa juga dihubungi ke nomor handphone 0818-981-094 jika bingung lokasi tokonya. Nomor telepon itu aktif dan responsif kok. 

Ada 3 jenis daging yang ditawarkan di restoran ini, yaitu:

  • Level 1: Has dalam
  • Level 2: Bagian Iga
  • Level 3 : Sate berupa potongan daging yang tidak ditusuk
Sate Afrika Kelapa Gading

Sate daging ini diolah dengan cara di oven dengan bumbu yang saya rasa hanya garam saja. Disajikan dengan pisang tanduk yang juga di oven. Ada dua jenis nasi yang ditawarkan yaitu nasi putih dan nasi goreng (nasi dengan bumbu merah tapi tidak pedas). Daging sebagai makanan utama dimakan bersama pisang atau nasi ditemani dengan sambal yang pedas dan menyegarkan. 

Menu lain yang ditawarkan selain sate daging adalah salad dan sop iga. Aneka minuman yang ditawarkan kebanyakan yang segar-segar, seperti air jeruk nipis,  air jeruk, soda dan minuman kaleng yang lainnya. Untuk air jeruk dijual dalam bentuk pitcher juga mulai dari 2 porsi sampai ke 4 porsi per pitcher. 

Harga dari makanan ini pun mulai dari satuan, paket keluarga dan ada paket ekstra juga. Mulai dari 60 ribuan sampai dengan 130 ribuan. Untuk harga paket family berkisar dari 290 ribu sampai ke 600 ribuan. Memang cukup mahal, tapi porsi yang disajikan cukup besar kok, jadi worth lah ya. 

Kesan Pertama

Terus terang rombongan kami sempat bingung begitu mengikuti google map dan dinyatakan sudah sampai, karena kami tidak menemukan dimana lokasi restorannya. Tapi untung saja restoran ini cukup dikenal oleh orang sekitar tepatnya tukang parkir. Jadi begitu mengkonfirmasi kami langsung mendapatkan arahan yang tepat menuju restoran tersebut. 

Ternyata restoran ini awalnya ada di bagian depan Gedung Eks La Piazza, kemudian pindah menjadi di bagian belakang. Tapi tenang saja parkiran cukup mudah kok, tidak perlu khawatir ribet-ribet ya. 

Kami tiba sekitar jam 1 siang dan karena jam makan siang, situasi restoran cukup ramai dan padat. Ternyata pelanggannya cukup bervariasi, tidak hanya orang Indonesia tapi juga orang Afrika asli yang menjadi pelanggan disana. Habis saya pikir ini hanya makanan yang diadopsi saja awalnya hehehe. 

Siang itu kami tiba dalam keadaan cukup lapar, sudah lewat 1 jam dari waktu makan siang. Dan saya kaget sekali begitu tau bahwa yang disajikan disini adalah daging yang dibakar kemudian dimakan dengan pisang. What…? Kaya gimana rasanya ya? Kenyang apa engga nih? 

Resto H. Ismail Coulibaly

Karena ingin hidangan yang cepat, kami pun memutuskan memesan daging sate tapi tidak ditusuk Iya memang begitu penyajiannya, seriusan deh. Tanpa bermaksud mengabaikan cara makan warga lokal Afrika, kami tetap memesan nasi. Karena kami orang Indonesia, belum makan namanya kalau tidak makan nasi, hahaha klasik banget ya. Kami pesan 2 paket keluarga per paketnya bisa untuk 4 orang. 

Daging ini bentuknya tidak seperti potongan daging sate Indonesia ya, jadi lebih besar tapi tetap bisa masuk sekali suapan. Di pinggirnya ada bagian yang garing tapi overall masih empuk kok dan tidak bau daging kambing atau domba seperti yang saya takutkan. di plating dengan irisan bawang bombang di bagian atasnya. 

Siang itu saya memesan salad dan sukses membuat saya jatuh hati sama dressingnya yang light, rich dan menyegarkan. Sulit saya menggambarkannya, pokoknya favorit banget deh, komposisinya itu pas banget. Padahal isinya ya biasa saja sih, cuma selada, timun dan bawang bombang loh. 

Oh iya sate daging disajikan bersama dengan pisang tanduk yang di oven hingga berwarna coklat merata dan sempurna. Sebagai penyuka pisang saya langsung suka banget sama rasanya. Pertama kali sih makan pisang di oven begini. Dimakan begitu saja juga saya rela, tapi karena harus merasakan sensasi the real sate Afrika harus dicoba makan bersama daging dan sambalnya. Ternyata…….enak banget. 

Sate daging domba bakar
Sate daging domba bakar

Masya Allah rasanya ga aneh loh, dagingnya kering diluar tapi ada sedikit juice didalam. Rasanya daging ini ditaburi garam ya setelah matang, jadi bisa terasa asin, dicampur rasa manis dari pisang dan pedas dari sambal, mantap lah pokoknya. Dagingnya empuk banget. Sampai ngga sadar kalau sudah makan beberapa potong. 

Karena merasa harus mencoba daging bagian lainnya, minggu berikutnya kami datang kembali dan mencoba daging has dalam dan iganya. Kesimpulannya memang daging has memang layak dijadikan daging yang terbaik untuk menu tersebut sih. 

Overall saya suka dengan hidangan ini, apalagi saladnya. Dan advice saya sebaiknya datang di jam 2 an supaya resto sedikit lebih terkendali dan tidak penuh-penuh banget. Karena resto nya tidak besar-besar banget deh. Layak banget perjalanan ke Kelapa Gading untuk mencoba Sate Afrika H. Ismail Coulibaly ini. Dan enaknya datang lebih dari 4 orang supaya tambah seru. 

Referensi: https://aliefworkshop.wordpress.com/2012/12/31/icip-icip-sate-afrika-h-ismail-coulibaly-yang-unik/ (Tanggal akses 17 Januari 2023)

signature-desy