Cimol merupakan makanan ringan yang terkenal di tanah Sunda yang terbuat dari tepung kanji. Sebutan cimol berasal dari bahasa sunda yaitu kepanjangan dari aci di gemol yang artinya tepung kanji yang dibentuk bulat-bulat. Kemudian adonan tersebut digoreng sebelum dihidangkan.
Cimol merupakan tipikal jajanan kaki lima yang populer saat ini. Banyak dijajakan di pinggir jalan. Kalau dulu target marketnya adalah anak-anak SD, sekarang justru menjadi jajanan yang disukai oleh semua usia loh. Jajanan ini harus dinikmati langsung selagi hangat supaya ga keras dimakannya.
Tekstur dari jajanan ini cukup unik loh. Kering dan garing di bagian luar dan kenyal di bagian dalamnya. Dan umumnya disajikan tanpa isian kemudian ditaburi oleh dengan bumbu yang asin dan pedas. Itulah sebabnya makanan ini direkomendasikan untuk dimakan selagi hangat.
Cara membuatnya tidak terlalu sulit, hanya saja tetap dibutuhkan teknik agar adonan bisa menjadi yang diharapkan ketika di goreng. Bahan utamanya adalah tepung kanji dicampur dengan beberapa bumbu dasar dan baking soda. Semua bahan tersebut dicampur kemudian diberi air panas dan diuleni sampai dengan kalis.
Jangan lupa saat menggorengnya harus hati-hati. Jika gorengan lain harus menunggu minyak panas terlebih dahulu sebelum dimasukkan, untuk cimol ini berbeda. Justru harus dimasukkan saat minyak masih dingin, hal ini mencegah supaya cimol tidak meletus saat sedang digoreng.
Cimol PP Bogor
Berhubung sekarang punya teman yang anak gaul Bogor, jadilah saya dan teman-teman sering explore daerah Bogor sekarang. Ketika sedang berkunjung main ke Jiwan Bogor yang buka sejak jam 7 pagi, pulang dari sana kami sempatkan untuk jajan street food yang terkenal di Bogor.
Namanya adalah Cimol PP Bogor yang merupakan jajanan kaki lima. Dijual dengan gerobak persis di samping RS Siloam atau di pintu samping All Fresh tepatnya di Jalan Malabar. Menurut teman saya, Cimol PP merupakan cimol yang cukup dikenal disana.
Uniknya Cimol PP ini tidak hanya menjual Cimol yang siap dimakan, tapi juga cimol yang masih mentah alias belum digoreng.
Takjub banget saya begitu melihat sewajan penuh cimol sedang digoreng, ternyata cimolnya selain bulat, ukurannya juga besar-besar yah. Tidak bisa makan sekali caplok loh, harus digigit dulu.
Menurut teman saya yang suka masak, adonan Cimol PP Bogor ini keren banget. Meski sudah dingin, cimol masih tetap bisa dimakan dan tidak berubah teksturnya. Inovasi saya, untuk menyiasati ukuran Cimol PP Bogor ini adalah dengan menggunting-guntingnya dengan ukuran yang sekali suap. Dan terbukti lebih cepat habis.
Cimol PP Bogor ini tidak hanya di sajikan dengan taburan bumbu yang asin atau pedas. Melainkan ada 5 rasa tambahan dan cocolan saus rujak. Taburan bumbunya pun ditaburi oleh kita sendiri sesuai selera. Mau dicampur-campur rasa untuk explorasi juga dibolehkan, tapi kalo mau nambah bumbu rujak kena charge ya teman-teman.
Ternyata cimol dicolek pakai bumbu rujak enak loh. Cara lain menikmati cimol makanan tradisional.
Siang itu saya beli dua macam yang dimasak di tempat dan beli yang di box untuk dimakan dirumah. Alhamdulillah Shanum suka banget, favoritnya adalah taburan dengan bubuk rasa jagung bakar.
Alhamdulillah saya sukses menggoreng cimol di rumah sendiri. Tidak pakai meledak-ledak kok. Next kalo ke Bogor lagi rasanya mau beli lagi juga, ketagihan nih ceritanya. Lumayan buat cemilan siang-siang loh. Harga untuk satu porsi yang digoreng di tempat adalah 10 ribu, sedangkan yang di box harganya sekitar 45-50 ribu (jika ada perbedaan harga harap dimaklumi ya).
Kalau kamu suka yang mana? Cimol atau Cilok?