Glamping Di Gunung Pancar. Sudah mau akhir Januari 2017, ternyata masih ada cerita liburan yang belum diceritakan dan sayang untuk disimpan sendiri, hehehe. Akhir Desember 2016 bertepatan dengan Natal tahun lalu, secara dadakan lagi-lagi saya dan keluarga memutuskan untuk Glamping. Walaupun tidak bisa pergi keluar kota, namun pergi sejenak dari wajah Jakarta dan tenggelam dalam keasrian alam Indonesia rasanya layak dipersembahkan untuk jiwa dan raga ini. Tsaahh….mendadak melankolis. Tapi aku memang suka banget bisa berada ditengah-tengah hutan dan pepohonan ditambah dengan udara dingin.
Glamping Yuk!
Glamping adalah istilah yang sedang populer saat ini, merupakan kepanjangan dari Glamor Camping. Ini adalah gaya camping masa kini yang sedang banyak digemari oleh kaum sub-urban (baca: kita) yang ingin berkemah namun belum punya pengalaman (baca: terlalu malas) naik gunung dan tidak memiliki perlengkapan berkemah. Glamping adalah kegiatan berkemah dengan fasilitas yang cukup lengkap dibandingkan camping pada umumnya dan pastinya effortless hehehe.
Seperti biasa, teman glamping keluarga kami adalah tim dari keluarga cemara, sayangnya minus Ayah Catur (Suami Ibu Ria) yang tidak bisa ambil cuti karena tugas kantor yang tidak bisa ditinggalkan. Tapi tentu saja hal ini tidak mengurangi antusiasme kami untuk glamping manja di Gunung Pancar. Terakhir keluarga cemara jalan-jalan itu sekitar 1 tahun yang lalu, Sudah lama banget kami tidak family gathering dengan menginap seperti ini. Percaya atau tidak, tapi ketika direncanakan secara dadakan, pasti semua bisa. Sedangkan jika direncanakan dari jauh hari pasti deh tingkat keberhasilannya kurang, hehehe. Lokasi glamping di Gunung Pancar pun mendukung dan bisa di booking untuk tanggal yang sudah kami pilih tersebut. Maka cuss lah kami sekeluarga pada tanggal yang telah ditentukan.
Glamping kali ini kami memilih ke Gunung Pancar saja, lokasi ini dipilih dengan pertimbangan jarak, kondisi lalu lintas, jarak dan waktu tempuh tempuh. Alhamdulillah kondisi tol jagorawi pun cukup bersahabat sehingga kami tidak terkena macet.
The Carpenter Outdoor adalah provider yang mengelola Glamping di Gunung Pancar. Menghubungi salah satu Customer Services nya dengan Mba Risma, Alhamdulillah cukup koperatif. Komunikasi hanya saya lakukan dengan melalui telephone 1 kali dan sisanya whatsapp. Menghubungi Mba Risma di H-5 sebelum hari yang sudah kami pilih. Alhamdulillah tenda dengan kuota sejumlah rombongan kami pun siap untuk kami booking. Mba Risma siap menjawab semua pertanyaan gak penting yang saya ajukan hehehe. Seperti misalnya, “ada air panas ga Mba?”, “toiletnya jauh ga?”, “ada fasilitas grill atau engga?”. Tuh kan dari pertanyaan yang diajukan saja sudah kelihatan ga mau susah, hahaha. Tapi ini penting ditanyakan karena bepergian dengan anak-anak *defense.
Ketika hari H, akhirnya kami dengan menggunakan 2 mobil menuju ke Gunung Pancar. Karena akses masuk yang ditawarkan oleh waze banyak, sementara yang resmi melalui pintu gerbangnya hanya satu, jadilah kami sore itu nyasar, hahaha. Padaha; saya pernah hiking melintasi track Gunung Pancar, tapi karena waktu itu masuk melalui perkampungan warga, jadi saya tidak pernah melewati pintu gerbangnya. Jadilah ingatan saya itu tidak membantu untuk bisa menunjukkan arah yang benar ke lokasi glamping kami. Ditambah sinyal yang kurang bersahabat disana, menjadi saya juga sulit untuk menghubungi ranger yang memang bertugas membantu kami di lokasi glamping. Ternyata patokan yang benar untuk ke gerbang pintu masuk Gunung Pancar cukup ke arah pemandian air panas.
Tiba di gerbang masuk Taman Wisata Gunung Pancar, kami sebagai tamu dari Glamping The Carpenter Outdoor sudah tidak perlu lagi membayar tiket masuk (sudah include). Lokasi glamping berada didekat Cafe Armor, tidak jauh dari gerbang utama tersebut. Dan begitu kami tiba, sudah ada 3 tenda berwarna putih yang siap dipergunakan. Ternyata jika kami pilih malam sebelumnya sudah full booked, sudah pasti batal rencana kami itu. Tenda yang akan kami gunakan adalah tenda dengan kapasitas 8 orang.
Halaman depan dan meja makan dihiasi dengan lampu-lampu sungguh instagramable sekali. Kapan lagi keluar kamar langsung hutan pinus kan.
Lokasi ini juga dekat dengan pemandian air panas. Bagi yang bukan ibu hamil seperti saya, bisa sambil hiking untuk menuju ke pemandian tersebut. Untuk masuk ke lokasi pemandian ada tiket masuk yang harus dibayar, tapi tidak terlalu mahal. Jika ingin naik lagi keatas ada curug kencana yang bisa dikunjungi sambil main air di beningnya air sungai. Lebih baik datang pagi hari, bisa puas mandi bersama alam. Tidak lupa sambil nyebur-nyebur cantik.
Dan ternyata Ranger (Petugas penjaga area glamping) memang stand by 24 jam di area glamping. Dan selalu siap sedia membantu kami. Bahkan Mas Ranger juga membantu menjadi fotografer kami. Selain itu Mas Ranger juga dibekali oleh kamera DSLR Canon yang dipergunakan untuk bahan dokumentasi The Carpenter Outdoor. Senangnya serasa punya fotografer pribadi bak selebgram, hahaha. Tidak hanya diminta, Mas Ranger juga mengambil gambar secara candid, sayang saya belum lihat foto tersebut di upload di instagram The Carpenter Outdoor.
Biaya yang dikeluarkan untuk menikmati glamping ini cukup lumayan mahal karena dihitung per orang. Apalagi waktu itu termasuk kedalam peak season sehingga ada kenaikan harga. Tapi jika dibandingkan dengan provider lain yang menawarkan wisata alam yang sama, ini masih lebih murah apalagu kita tidak perlu jauh-jauh dan terhindar dari macet. Itu penting, maklum Bapak Suami, suka bete jika harus berhadapan dengan kemacetan yang mengular nan panjang.
Baca Juga: Staycation di LV8
Ada beberapa tipe Glamping yang ditawarkan:
- Glamping Standar (Tanpa Makan): Rp. 340,000,-/orang
- Glamping Plus (Dengan Makan): Rp. 385,000,-/orang
- Glamping Fun: Rp. 420,000,-/orang
- Glamping Tour: Rp. 490,000,-/orang
- Ada biaya tambahan sebesar Rp. 150,000,-/ WNA/Malam.
Fasilitas seperti toilet berjarak cukup dekat dan bersih, penampilan tenda cukup menarik dan menurut saya nampak seperti kamar pengantin hehehe, dihiasi dengan kain berwarna merah. Ada kipas angin kecil dan saklar listrik tambahan agar kita bisa men-charge handphone dan gadget lainnya. Kasur yang digunakan adalah kasur busa, dengan ketebalan yang sudah sedikit berkurang, bantal pun demikian. Ada baiknya menggunakan sarung bantal sendiri dari rumah, demi kenyaman tidur. Oh iya, bagi ibu hamil dengan suhu tubuh yang tidak normal, tenda dengan kipas angin kecil itu ternyata tetap bikin gerah. Saya masih membutuhkan kipas tangan konvensional lagi, hehehe.
Jika ditanya apakah saya akan balik lagi? Tentu saja mau, tetapi dalam kondisi yang sudah tidak hamil agar bisa hiking pagi-pagi. Mas Ranger siap menjadi tour guide untuk kita mengelilingi gunung pancar, sayang kalau dilewatkan lagi. Karena kemarin saya tidak berkeliling karena konfisi fisik. Kami hanya menikmati berendam di air panas yang dikelola oleh pribadi. Kalau ingin turun kebawah lagi, ada kolam yang memang terbuka untuk umum dan gratis.
Untuk informasi lebih lanjut mengenai glamping ini bisa di cek di websitenya The Carpenter Outdoor di http://www.thecarpenteroutdoor.com/. Ada banyak lokasi dan layanan lain yang disediakan. Sampai jumpa dicerita liburan berikutnya, yang entah kapan karena sekarang sudah masuk minggu ke 29 kehamilan.
Kalo dulu camping, pasang tenda diusahakan dekat dgn sumber air. Sekarang beda, dgn glamping selua fasilitas udah tersedia. Taraaaaaaa 😉
Btw, lancar dan sehat semua untuk kehamilannya ya mbak 🙂
Makasih Mba Nining….iya dulu harus memperhatikan dekat dengan sumber air ya. Skr mah simple-simple ajaa hehehe
Ih seruuuu mbak! Saya juga lg hamil tapi nanti deh abis lahiran. Deket juga ke gunung pancar dari bogor :))
Seru ya mbak kayaknya.
Buat orang kayak saya, kayaknya glamping cocok. Kalau camping pasti ngeluhnya ga selesai-selesai. Haha
Hahhaa iya bener mba, lelah letih lesu. Tp kapan-kapan perlu dicoba.
Asyiknya glamping..sementara baru merasakan camping biasa aja mbak pengen juga kapan2 glamping sama anak2
Huwaaah.. seru banget nih kayanya.. Deket pula dari depok.. jadi dapet ide buat baby shower sahabatkuuu.. thank you for sharing mba..
Aku mau nyobain glamping deh mba, belum kesampean kburu lahiran thn lalu.
Lumayan nggak gitu jauh ya gn.pancar… Bbrp tmn jg rekomen ini -^^
Bumilnya kemping nih hihiii ahzeg,…
mMba Desy, seru juga glampingnya ramai ramai gitu ya walaupun harganya lumayan. Hihihii
Semoga sehat dan lancar melahirkan bisa bisa glamping lagi bersama si kecil ya 🙂
Kok seru amat sih? Dan aku kepikiran mau honeymoon disini sama odi dong ahahahahah soalnya dari kemaren heboh mau nentuin tempat honeymoon wkwkw btw aku salah fokus sama posemu di foto paling atas mbak. Yang lain kalem, dirimu doang yg kakinya nekuk ahahahaha
Seru banget mbaaa! Di Bali jg ada glamping gini, daerah Ubud, tapi rada pusing liat rate-nya. Yg tempat mba ini masih wajar ya ratenya, pengen ah. Kebetulan tiga bulan ke depan bakal stay di Jkt-Bdg 😀
Yang namanya camping tuh pasti seru banget apa lagi ini glamping makin betah aja disana hehe.
Btw asikk banget itu dinnernya .
Belum pernah camping seumur-umur. Kepingin banget bisa merasakan. Padahal sudah beli tendanya juga 😀
Wah,ini dari fotonya diupload di IG’mu aku sudah tertarik, mba.keren ih, jadi tertarik
baru tau ada istilah glamping gini, dan itu mewah bener campingnya XD
wiii deket ini ya, boleeh. rencana mau camping sm temen2 kuliah dulu soalnya
baru mau nyoba nih… jadi semakin kepingin
Jangan pas musim libur Mba, beda harganya lumayan.
Seru bangettttt, segala chargeran juga ada hahaha. kan mana bisa kalo camping sendiri. ini tapi tempatnya tetep dingin kan ya?
btw yang mba pesen itu udah sama makan atau belum ya?
Seruuu euyglamping disana
Wah asik banget..
langsung googling info tentang Gunung Pancar dah
😀