Pasir Petey, merupakan spot trekking baru yang setahun belakangan ini mulai digemari oleh teman-teman yang suka trekking dan trail run. Pasir Petey merupakan spot peristirahatan baru dikala Bukit Paniisan sudah terlalu penuh. 

Lokasi Pasir Petey memang tidak terlalu jauh dari Bukit Paniisan. Pasir Petey merupakan salah satu bukit yang terbuka sehingga kita bisa dengan puas memandang pemandangan kota yang sungguh indah jika dilihat dari sana. 

Saat ini bukit ini merupakan spot favorit saya. Meski baru dua kali trekking kesini dari jalur yang berbeda. Tapi saya sudah suka sejak kunjungan pertama. Suasananya syahdu, ada warung dan punya tempat duduk yang nyaman bahkan ada saungnya juga. Ada mushola yang bersih, meski air untuk wudhu agak terbatas. Pokoknya lengkap fasilitasnya. 

Lokasi dan Aksesibilitas

Pasir Petey merupakan salah satu bukit yang berada di Desa Bojong Koneng, Babakan Madang, Sentul. Seperti yang saya informasikan sebelumnya kalau keberadaan bukit ini tidak jauh dari Bukit Paniisan. 

Pasir Petey memang lebih rendah dibanding Bukit Paniisan. Bukit Paniisan memiliki ketinggian 846 Mdpl sedangkan Pasir Petey ketinggiannya hanya 768 Mdpl saja. Meskipun lebih rendah tapi pemandangannya sekitar tidak kalah indah loh. 

Untuk menuju ke bukit ini bisa diakses lewat wangun. Jalur yang sama yang akan kita lewati ketika hendak menuju ke Bukit Paniisan. Hanya saja nanti akan ada persimpangan yang akan mengarahkan kita menuju ke bukit ini. 

Tidak perlu khawatir tersesat ya, karena kita bisa melihat petunjuk arah yang jelas yang menginformasikan kapan kita harus belok menuju ke Pasir Petey. Jika sudah melintas di jalur ke arah sana jalurnya akan lebih kecil dibanding jalur utama tadi. 

Selain jalur ke arah Paniisan kita bisa juga lewat jalur yang ke arah Pasir Jambe tapi belok di turunan yang luar biasa tajamnya yang diberi nama turunan abonk. Dari awal turunan abonk ke pasir petey katanya sih 1 km. Tapi yang saya rasa bukan 1 km melainkan 5 km menyiksa. 

Pedasnya Turunan dan Tanjakan Abonk

Menurut saya turunan abonk ini seperti turunan yang tidak pernah ada habisnya. Lama banget turun terus, sampai leher ini pegel karena harus selalu melihat langkah kaki agar tidak terpeleset. 

Tangga yang harus dituruni pun agak lebih kecil jadi memang harus ekstra hati-hati. Meski demikian tangga-tangga itu bisa dibilang tidak terlalu tinggi dari undakan satu ke yang dibawahnya.

Kanan kiri turunan kita akan dikelilingi oleh tanaman rempah seperti kunyit, sereh cengkeh, dan banyak tanaman yang lainnya. Keberadaan tanaman yang tinggi cukup membuat suasana jadi lebih adem karena kami bisa berlindung dari sinar matahari. 

Puncak turunan abonk ini akhirnya selesai di perlintasan air sungai. Kita harus menyeberangi sungai ini untuk bisa sampai ke Pasir Petey. Jika kita menemukan batu yang ajeg untuk di pijak bisa saja kaki kita tidak perlu basah. Tapi kalau tidak bisa, terpaksa kita nyebrang sambil main air. 

Tapi waktu saya melintas kemarin saya memilih lepas sepatu untuk nyebur kemudian baru nyebrang. Dan di ujung sisi satunya baru deh saya pakai sepatunya lagi. Sebenarnya ini trik saya untuk bisa beristirahat sejenak sih, hehehe. Jujur yah turunan ini memang aduhay. 

Setelah turunan sudah pasti akan ada tanjakan. Ingat, tujuan kita adalah bukit, jadi otomatis ya arus nanjak dong. Seperti hal nya turunan, tanjakan ini pun masih bernama tanjakan Abonk. Dan setelah lemas dengan turunan , kaki saya jadi harus bersusah payah juga untuk nanjak. 

Sebagai pendaki santai jujur saja, untuk nanjak di tanjakan Abonk ini saya lakukan pelan-pelan. Apalagi saat itu saya bersama dengan teman yang usianya sudah 57 tahun. Kelemahan beliau kebetulan adalah tanjakan yang terlalu menukik seperti tanjakan Abonk ini. 

Pelan-pelan dijalanin, pokoknya harus bisa sampai tujuan dan kembali tanpa cedera. Makanya 1 km kok kayanya seperti 5 km ya. Karena waktu tempuh kami dari awal turunan untuk sampai ke tujuan hampir 1 jam lamanya. Kalo ngga percaya, cobain deh. 

Keunikan Pasir Petey

Begitu kita selesai nanjak dan akhirnya tiba di puncak bukit ini langsung merasa terkesima deh. Ada satu warung yang siap sedia menyajikan jajanan dari yang ringan, sedang sampai ke makanan berat. 

Tidak hanya ada deretan kursi di dekat warung yang siap menyambut para pengunjung untuk beristirahat. Ada juga beberapa saung yang sifatnya lebih private. Ada mushola yang kecil, bersih dan nyaman. Dan tentu saja tidak lupa toilet. Pembangunan fasilitas di bukit ini rasanya ada kerjasama juga dengan Komunitas Sentul Ultra ya. 

Ada spot foto yang siap sedia menjadi tempat kita untuk mengabadikan moment. Mau jadi tempat merenung juga bisa. Duduk sambil menikmati secangkir kopi atau segelas es cincau sambil hembusan angin menerpa badan kita. Membuat keringat di badan sejenak menguap. 

Mengobservasi alam sambil duduk istirahat juga seru loh. Burung-burung yang berterbangan, berbagai macam tanaman yang ditanam di sana terlihat rapi sekali. Pokoknya Pasir Petey ini sebuah hidden gem yang jalur trekking nya newbie dan kids friendly. 

Kesini bareng anak-anak rasanya seru deh. Tapi harus dijaga supaya jangan jajan ya. Ngga papa lah meski harganya kalo di warung-warung gini cukup pricey ya. Anggap aja untuk menjaga agar tempat ini tetap hidup, hehehe. 

Next, kita trekking kemana lagi ya? 

signature-desy