Bukit Paniisan merupakan salah satu tujuan trekking yang cukup populer di Sentul tepatnya di Desa Bojong Koneng, Babakan Madang, Kabupaten Bogor. Saya mulai suka trekking sejak pandemi atau sekitar tahun 2020. Waktu itu wisata alam dianggap sebagai solusi untuk sejenak melarikan diri kondisi lock down di Perkotaan. 

Trekking dianggap solusi untuk bisa menjaga kewarasan jiwa dari situasi yang cukup bikin tertekan saat itu. Melihat pemandangan yang hijau, asri ditambah dengan gemericik air membuat badan dan jiwa lebih fresh. 

Tak disangka ternyata hobi trekking ini masih terus berlanjut bahkan hingga kini. Ketika situasi sudah normal (Alhamdulillah) ternyata hobi ini tetap bisa membuat saya relax dari aktivitas saya sehari-hari sebagai ibu rumah tangga. 

Bukit Paniisan pernah menjadi tujuan favorit saya karena pemandangannya yang indah banget. Keberadaan warung Pak Jajang sungguh memberi kesan yang luar biasa di bukit ini. Apalagi yang paling saya suka, dulu di warung Pak Jajang ada bunga matahari yang indah banget berdiri tegak dan bersinar bersama dengan sinar matahari pagi. 

Menjelajahi Jalur Trekking yang Menantang

Trek menuju ke Bukit Paniisan harus saya akui tidaklah mudah. Apalagi bagi saya yang saat itu masih tergolong newbie. Dulu saya hanya suka trekking tapi belum rutin latihan strength training.  

Jalur menuju Bukit Paniisan elevasinya ga main-main. Menanjak terus tak henti-henti. Benar-benar membuat Heart Rate (HR) kadang jadi berantakan. Harus pintar mengatur nafas supaya ga terserang panic attack. Karena begitu kita panik, otomatis kita bisa mendadak pusing dan keringat dingin. 

Paling tidak itu lah penilaian saya waktu itu ketika masih newbie. Elevasi hampir 45 derajat kadang tidak bisa dihindari, apalagi jika masuk melalui jalur Gunung Pancar. Benar-benar jalur yang tidak terlupakan. 

Jalur Masuk yang Mudah Dijangkau

Ada 3 jalur masuk yang bisa dipilih jika ingin trekking ke Bukit Paniisan. Pertama masuk lewat gunung pancar, kedua lewat leuwi pangaduan dan ketiga lewat wangun. Untuk menuju ke jalur masuk ini bisa ditempuh dengan kendaraan pribadi baik mobil maupun motor dan diparkir di tempat parkir yang tersedia. 

Atau karena jalan menuju ke masing-masing jalur masuk cukup kecil bisa juga jika sewa mobil pick up. Tapi kalau sewa mobil pick up biasanya kalau kita trekking dengan jumlah yang cukup banyak. Karena harga sewa mobil pick up nya cukup mahal menurut saya ya. 

Kalau sudah sewa mobil pick up, kendaraan kita bisa diparkir di masjid Al-Munawaroh yang lokasinya sebelum bundaran Sentul Nirwana. 

Kembali lagi ke jalur masuk menuju Bukit Paniisan. Namanya juga kita akan trekking menuju bukit, jadi dari ketiga jalur yang sudah disebutkan diatas sudah tentu tidak bisa lolos dari jalur menanjak. 

Kebetulan dari ke tiga jalur itu saya baru mencoba dari dua jalur yang ada yaitu Gunung Pancar dan Wangun. Sementara dari Leuwi Pengaduan waktu itu tujuan saya bukan ke arah Bukit Paniisan. Kabarnya sekarang lebih banyak yang lebih suka masuk dari Leuwi Pengaduan ya. 

Untuk masing-masing jalur tetap dikenakan retribusi ya, sekitar 5ribu-10ribu rupiah per orang. 

Wangun ke Bukit Paniisan

Ke Bukit Paniisan lewat jalur Wangun baru saya lakukan akhir-akhir ini saja. Lewat jalur ini waktu yang dibutuhkan untuk sampai ke Bukit Paniisan sekitar 40-60 menit tergantung kecepatan kita berjalan. 

Karakteristik jalur ini lebih teduh dibanding melalui jalur Gunung Pancar. Kita akan berjalan dibawah pohon-pohon pinus di kanan dan kiri. Untuk elevasi tetap saja jalurnya menanjak. Yang memudahkan karena medannya sudah tertata berbentuk tangga, jadi lebih mudah untuk melangkah. 

Bagi yang membawa anak dan juga lansia, menurut saya jalur ini relatif lebih aman. Soal kekuatan, memang harus tetap pelan-pelan sih, apalagi mengingat jalurnya ini menanjak. Setiap beberapa meter kita akan dengan mudah bertemu dengan warung dengan pemandangan yang indah semua. 

Buat pemula, kalau mau ke Bukit Paniisan boleh lah dicoba lewat jalur wangun ini ya. Oh iya lewat jalur ini juga kita bisa belok ke Pasir Pete loh. Oh iya, di warung-warung yang ada di sepanjang jalur ini bisa banget dijadikan spot foto loh. Instagramable lah. 

Gunung Pancar ke Bukit Paniisan

Jika hendak masuk lewat Gunung Pancar maka patokannya adalah SD Negeri. Dari situ ada gerbang masuk ke arah Bukit Paniisan. Dimulai dari jalur rerumputan, kemudian jalur bebatuan dan jalur yang ekstrim banget tanjakannya. 

Jalur melalui Gunung Pancar ini seringkali dijadikan trek untuk motor trail juga. Jadi kita akan menemukan tanah yang lebih dalam karena terkena ban-ban motor trail. Tahun 2020-2021 belum terlalu banyak warung dijalur ini. Tapi terakhir teman-teman saya lewat jalur ini katanya sudah ada banyak warung juga. 

Yang tidak bisa dihindari jika lewat jalur ini tidak semua jalur itu jalur yang adem dan dilindungi oleh pohon pinus. Ada kalanya kita akan bertemu dengan jalur yang tandus yang tanjakannya terjal. Apalagi pas matahari lagi semangat-semangatnya bersinar, otomatis itu pwanaaas banget. 

Menurut saya jalur ini kesulitannya intermediate lah ya. Kalau kamu mau tantangan saat trekking, bisa dicoba lewat jalur Gunung Pancar. 

Pemandangan Yang Indah

Karena terkenal dengan pemandangannya yang indah, suasana yang asyik sambil jajan di warung Pak Jajang membuat Bukit Paniisan selalu penuh dikunjungi terutama weekend. 

Apalagi sekarang di belakang warung Pak Jajang ada saung dan spot foto tambahan yang katanya pemiliknya adalah orang Jakarta (Bukan perluasan warung Pak Jajang). Mungkin ingin dijadikan warung juga ya. 

Di Dekat warung Pak Jajang juga ada beberapa warung lainnya. Dari sana juga bisa menikmati pemandangan kota dan hamparan pepohonan rimbun, lebat dan hijau. Angin yang luar biasa kencang berhembus menghempas keringat di badan. Dijamin kalo lama-lama duduk di spot yang baru bisa-bisa masuk angin. 

Karena sekarang sudah lebih ramai dibanding tahun 2021 lalu, jadi kalau mau duduk santai dan lama-lama di Warung Pak Jajang memang kurang asik. Lebih baik pilih lagi warung yang lainnya ya kalau masih ingin beristirahat lebih lama. 

Yang pasti, saya tidak pernah bosan jika harus kembali lagi kesini. Mungkin next mau ajak anak-anak lewat Leuwi Pangaduan ya, supaya bisa merasakan lebih lengkap lagi tantangannya.

Yuk, kapan nih kita trekking bareng? 

signature-desy