Jangan lupa memasukkan wisata lava tour merapi didalam itinerary ketika hendak berwisata ke Yogyakarta. Wisata yang muncul pasca erupsi merapi pada tahun 2010 yang lalu, kini sangat hits dan diminati para wisatawan termasuk saya. 

Kapan lagi bisa melintas di lereng gunung berapi tapi sambil  naik Jip. Udara yang segar dan sejuk, pemandangan yang memanjakan mata tapi juga ada nilai-nilai edukasi membuat wisata ini tidak boleh dilewatkan

Menyapa Merapi 

Tahun 2016 saya, bapak dan ibu mertua dan adik-adik ipar sempat mencoba lava tour merapi ini. Waktu itu kami mengambil paket tour yang pendek. Soalnya kami ingin perjalanan yang aman, mengingat salah satu adik ipar saya sedang mengandung. Saya bertekad jika nanti ada rejeki mampir ke Yogyakarta, saya ingin mencoba lagi Wisata Lava Tour Merapi ini. 

Akhirnya setelah sekian lama mendambakan petualangan yang memacu adrenalin sekaligus ingin menatap lebih lama gunung merapi secara langsung, hari itu pun datang. Adik saya dan keluarga mengajak kami ikutan tour merapi. Jadi seperti flashback ke 8 tahun yang lalu ya. 

Tidak seperti 2016, lava tour saya di tahun 2024 yang memutuskan mengambil paket long yang memiliki durasi pengalaman selama 3 jam hingga 3,5 jam. Dengan pemberhentian di hampir semua museum yang ada ditambah dengan track air Kalikuning.

Destinasi Wisata Lava Tour Merapi

Destinasi yang akan kita kunjungi selama melintasi lereng Merapi adalah rumah dan bangunan yang masih tersisa bersama dengan benda-benda yang ditemukan di sekitar seperti perhiasaan, alat rumah tangga, kendaraan dan tulang dari hewan-hewan ternak. 

Untuk paket yang long tujuan yang akan disinggahi ada beberapa, diantaranya: 

  • Museum Mbah Maridjan
  • Bunker Kaliadem
  • Batu Alien
  • Mini Museum
  • Track Kalikuning. 

Pelajaran Berharga Di Tiap Destinasi

Museum Mbah Maridjan adalah rumah tinggal Mbah Maridjan dan keluarganya. Ditempat ini jasad Mbah Maridjan ditemukan. Beliau memang menolak untuk dievakuasi karena memiliki tanggung jawab sebagai juru kunci Gunung Merapi. 

Mbah Maridjan kini dimakamkan dirumahnya. Dan makamnya kini sudah dibuat sebuah bangunan sehingga ada tempat bagi pengunjung yang ingin berziarah. Suasana di museum ini pun terlihat lebih rapi dibandingkan ketika pertama kali saya kesini di tahun 2016 yang lalu. 

Bunker Kaliadem merupakan pemberhentian kedua berikutnya. Bunker ini merupakan bunker yang dibuat sebagai tempat berlindung jika Merapi menghembuskan wedhus gembel. Bunker ini tidak terlalu luas. Hanya bisa diisi oleh 4 sampai 5 orang saja. Tapi sayangnya, bunker ini justru menelan korban ketika erupsi 2010 yang lalu. Seingat saya ada 3 orang penduduk yang terperangkap disana ketika berlindung dari wedhus gembel.

Karena itu saya tidak tertarik untuk turun ke bunker. Lebih baik melihat dari luar saja. Tapi kalau tidak takut bisa banget masuk dalam bunker, karena dari dalam kita bisa melihat langsung kawah Merapi dan aliran lava yang membeku. Sebenarnya dari bunker ini kita bisa melihat gagahnya Gunung Merapi.

Sayangnya hari itu belum menjadi rejeki saya untuk menatap Merapi berlama-lama. Hujan membuat kabut turun dan menutupi keberadaan gunung berapi itu. Alhasil saya hanya bisa menikmati kabut yang syahdu dan terpaan air hujan yang gerimis. 

Mini Museum merupakan destinasi ke-3 dari tour lava ini. Di lokasi mini museum ini dulunya merupakan rumah terbesar di desa itu. Saya lupa apakah juga merupakan orang terkaya disitu ya? Di Museum ini kita akan bisa melihat banyak barang-barang yang menjadi saksi bisu erupsi merapi hari itu. 

Lemari, peralatan rumah tangga, perhiasan, hewan ternak yang ikut menjadi korban pun bisa kita lihat tulang belulangnya. Kita juga bisa melihat bangkai kendaraan yang masih ada kerangkanya. Melihat mini museum ini membuat imajinasi saya membayangkan peristiwa hari itu. Dengan segala kepanikan dan ketakutan yang ada. Semoga saja peristiwa ini tidak terulang lagi ya,

Di mini museum ini terdapat cafe atau coffee shop untuk beristirahat. Tapi saya kebetulan tidak mampir karena khawatir hujan turun lagi. Tapi dilihat dari suasana cafe itu seperti, cukup cozy ya. 

Track Kalikuning adalah lokasi yang dijadikan track untuk memacu adrenalin kita. Disini kita akan melintasi medan yang berundak-undakan, bebatuan dan tentu saja memiliki genangan air.  Wah sensasi goyangan saat jip melintas di jalur yang tidak rata, kemudian meluncur nyebur ke sungai membuat mulut saya tidak berhenti berteriak. 

Jika turun ke track ini harus siap-siap baju kita akan basah. Ada baiknya kita tetap pakai jas hujan ya, kalaupun basah hanya di bagian kaki saja. Tidak perlu khawatir soal dokumentasi. Karena Kita bisa minta tolong kaka-kaka yang standby di sana untuk mengambil dokumentasi. Mereka sudah paham spot mana saja yang ikonik dan memukau. Soal bayaran, mereka tidak menetapkan tarif khusus, alias bayar seikhlasnya.

Tracknya memang tidak terlalu besar. Seringkali terjadi antrian mobil-mobil jip sampai mengular. Tapi kita bisa minta untuk berputar berapa kali saja. Apalagi di lintasan air itu, memang seru banget sih. 

Cerita Lain Dari Wisata Lava Tour

Shanum terlihat eksited ketika jip melakukan aksi dengan belok yang bermanuver di mini museum. Kemudian ketika di track kalikuning manuver-manuver yang dilakukan Bapak supir pun semakin ekstrim. Penumpang bisa merasakan kemiringan mobil, kadang pegangannya harus super kencang. 

Jujur saya juga sedikit ngeri ya. Tapi karena dibarengi dengan teriak jadi ngerinya hilang sih. Ternyata Shanum juga menyimpan ngeri juga ketika melintasi track ini. Sudah sempat saya kasih pengarahan, kalau mau teriak teriak aja supaya ga takut. Tapi ternyata takutnya masih disimpan, sehingga ketika putaran ke tiga melintasi di jalur sungai, tangisnya pun pecah. 

Tangisan itu pecah dan kencang banget. Bapak supir pun ikutan panik, khawatir Shanum kenapa-napa. Kemudian saya peluk dan beri dia kesempatan untuk menangis, supaya dada nya lebih plong. Jadi menurut dia sepertinya kalau dia teriak tandanya dia kalah. Atau dia sedang menguji dirinya sendiri yah. 

Karena tangisan Shanum akhirnya kita parkir dulu dan mengambil foto bersama-sama dengan jip yang satunya. Kasian Bapak supirnya panik karena mendengar tangisan Shanum. Keliatan banget rasa bersalah tersirat di wajahnya. 

Kesimpulannya, meskipun rute museum nya tidak akan pernah berubah tapi kalau ada kesempatan untuk ikutan tour ini rasanya tetap worth. Belum kesampaian melihat gagahnya Gunung Merapi soalnya. Semoga bisa kembali lagi ikutan Wisata Lava Tour Merapi lagi, entah kapan. Pokoknya teman-teman wajib deh masukan tour ini ke dalam itinerary kalian. 

signature-desy