Trekking di Sentul memang jadi kegiatan outdoor favorit saat saya butuh refreshing di masa pandemi ini. Berhubung sudah rajin olahraga dirumah, kegiatan outdoor seperti trekking ini jadi semacam “olahraga the next level” bagi saya.
Jadi momen pembuktian juga apakah lunges dan squat yang saya lakukan di rumah sudah benar atau belum. Sambil nge-tes juga sih apakah ketahanan fisik saya sudah meningkat atau belum.
Kenapa sentul? Tidak lain karena jarak yang tidak terlalu jauh dari Depok, rute hiking dan medan yang bervariasi. Jadi cukup disesuaikan saja dengan kemampuan peserta trekking lainnya.
Setelah sebelumnya saya mencoba trekking di sentul rute Leuwi Hejo, kali ini rasanya sudah waktunya mencoba rute lain yang lebih challenging. Karena ini adalah rute baru, maka lagi-lagi saya dan teman-teman memilih menggunakan guide yang lebih berpengalaman.
Trekking di Sentul Tujuan Bukit Paniisan
Btw jalur ke bukit paniisan ini memang rute yang biasa digunakan komunitas motor trail dan trail runner. Jadi bervariasi banget memang pengunjungnya sampai ke bunda-bunda belantara seperti saya dan teman-teman.
Karena rutenya se-seksi itu sih untuk dilalui. Kami juga lebih suka pergi di hari kerja dibanding weekend, supaya bisa lebih khusyu menikmati alam tanpa harus bertemu banyak orang.
Teman trekking saya kebetulan perempuan semua. Lebih suka pakai guide karena alasan sederhana, supaya ada yang ambil foto dan dokumentasi dari segala angle. Meskipun diantara kami tetap ada juga yang ambil dokumentasi.
Alasan Trekking di Sentul Bersama Tour Guide
Alasan kami menggunakan tour arrangement adalah karena rute nya yang sudah di set dan jelas bahkan sudah ada estimasi jaraknya. Tour arrangement yang biasa kami pakai adalah Whattravel. Biaya nya sih agak mahal tapi rute yang ditawarkan bervariasi sekali.
Guide yang disediakan oleh Whattravel biasa nya ada dua per trip. Mereka akan berjalan di paling depan dan paling belakang. Menurut saya mereka cukup profesional, asik dan sabar banget meladeni ibu-ibu yang speed nanjaknya ga sama, pokoknya di tungguin deh. Ada banyak alasan lainnya kenapa pakai guide, bisa baca di cerita saya waktu trekking ke leuwi hejo.
Karena jalur trekking ke leuwi hejo sudah beberapa kali kami lewati dengan tujuan curug berbeda. Kini giliran trekking gunung pancar sentul yang kami ingin taklukkan. Untuk awal kamu ambil jalur medium sekitar 6-7 km saja dengan tujuan bukit paniisan dan kemudian turun ke curug Love.
Trekking Gunung Pancar Sentul
Meeting point dari dalam kawasan gunung pancar tepatnya di depan SD. Enaknya pakai guide kita sudah tidak lagi dikenakan biaya retribusi atau apalah itu namanya. Jadi bebas selonong boi aja deh. Begitu masuk masih aman, jalanan landai paling jalanan berbatu saja.
Tapi begitu masuk sekitar 15 menit mulai bertemu dengan track tanjakan yang ga santai banget. Kira-kira elevation nya sekitar 45 derajat. Sungguh squat dan lunges sungguh diuji disini. Bukan hanya itu, menjaga heart rate supaya tetap dibawah 150 sungguh butuh kontrol yang ga mudah.
Perlu diwaspadai jika stamina kita kurang fit, kurang tidur dan bahkan tidak biasa berolahraga. Perlu pintar-pintar menghemat energi dan menjaga kekuatan badan supaya bisa finish strong itu tujuan utama. Apalagi kami bukanlah profesional trail run atau atlet yang staminanya luar biasa.
Tanjakan dan tanah berundak tidak hanya ditemukan 1 kali tapi bisa lebih dari 4 tanjakan curam. Dalam perjalanan bisa jadi berpikir “apa yang aku lakukan disini ya” tapi sabar dulu, karena ada sesuatu yang indah telah menanti.
Trekking di gunung pancar ini enaknya bisa sambil mendengarkan suara burung berkicau, bahkan angin yang menggoyang dedaunan sehingga menimbulkan suara yang bikin relaks, kalo bahasa anak jaksel sih “healing” ya. Apalagi jika cuaca cerah, hangatnya sinar matahari masuk ke bawah lapisan kulit rasanya wow banget.
Bisa memandang brokoli sebutan saya untuk barisan pepohonan yang terlihat bak brokoli dari tempat saya berdiri. Warna biru dan hijau yang bergradasi persis foto atau gambar anak SD yang pintar melukis. Kalau beruntung, kita juga bisa melihat hamparan sawah yang hijau atau kuning. Mewah pokoknya.
Menikmati Sentul Dari Atas Bukit Paniisan 846 MDPL
Kira-kira perjalanan 1,5 – 2 jam perjalanan ke Bukit Paniisan. Jadi sebaiknya memang jalan lebih pagi, kira-kira sekitar jam 6:30.
Perjalanan melewati banyak tanjakan, beberapa kali istirahat memang terbayar sih dengan semangkuk mie instan dengan telor dan cabe di warung Pak H. Jajang yang adalah warung satu-satunya di puncak sana.
Jika beruntung kita bisa melihat hamparan kopi yang dijemur secara tradisional oleh Pak Haji. Menikmati bunga matahari yang mekar dan warnanya yang kontras dengan langit biru. Menikmati pemandangan kota dari atas, dan menerka-nerka bangunan apa saja yang ada di bawah sana.
Jika kita tiba di sekitar jam 9 sampai jam 10, matahari pagi hangatnya lagi seksi sekali. Langit pun biru dan cantik sekali. Pokoknya seperti berada di luar Bogor gitu.
Tapi jika cuaca mendung, ga perlu khawatir. Duduk berlama-lama di warung Pak Haji sambil menikmati air jahe hangat rasanya sungguh luar biasa. Lelah menanjak itu benar-benar terbayar lunas.
Meskipun harga jajanan di warung Pak Haji memang agak tinggi dibanding warung-warung di bawah, rasanya dengan usahanya menaikkan dagangan ke atas sini supaya kami bisa menikmati mie instan masih dirasa wajar. Tapi kalau mau ngirit ya bawa bekal sendiri aja.
Pokoknya harus datang sendiri, rasakan sendiri dan nikmati sensasinya deh. Menantang tapi juga menenangkan, sebuah rasa yang bertolak belakang tapi memang bisa kita rasakan dalam satu waktu.
Setelah sampai ke Bukit Paniisan kita bisa memilih kembali ke rute semula, atau belok ke kiri untuk turun di daerah Curug Love dan Curug Kencana atau memilih lurus untuk lanjut sampai dengan Desa Cisadon.
Nah kapan-kapan, aku lanjutin ya cerita trekking di Sentul dengan tujuan atau rute lainnya. Salam sehat selalu.
Jangan lupa latihan squat dan lunges nya.
MasyaAllah bagus sekali pemandangannya, sdh lama sekali pingin main ke Sentul, gegara banyak yg review tempat ini. Ternyata mmg indah.
Udah koment yang sebelumnya ternyata tak maauk ya ka…
Aku nih sekian kali maju mundur mau trekking di Sentul hahaha 🙂 Cuaca kadang ga bersahabat pas beneran mau coba. Khawatir hujan deras di sana. Penting banget ya menggunakan jasa pemandu wisata supaya lebih terarah dan sekaligus dibantu cekrek2nya hihihi. Setelah ellah berjalan dan berkeliling melihat pemandangan alam, ujung2nya mamam mie instan wuiih mantappp!
Ahay kangen banget gue hiking begini. Rasanya kaki udah berontak pengen nanjakin track berbatu, lewatin aliran air atau nikmati pemandangan serba hijau. Pengen dong diajak tour tracking begini. Per orang bayar berapa ?
Ending hamparan kopi ini nih yg nikmat. Inget masa kuliah tracking trus nemu warung kopi duh nikmat bgt. Btw, Mba Dessy tinggal di Depok ya?
Aku belum pernah trekking, mbak. Jalan kaki aja ngos-ngosan kayaknya kalau trekking baru beberapa ratus meter sudah menyerah. Hehe. Pastinya perlu persiapan ya kalau mau trekking ini. Nggak bisa ujug-ujug ke gunung trus mau trekking. He
Indah sekali suguhan pemandangan alam disini,jadi pengen kesana lagi haha
Udara segar, trek yang menantang, terbayar dengan view keren dan semangkuk Indomie panas ahay
Nanti deh kapan kapan aku coba juga treking. Selama ini ke Cipanas aja udah ngos ngosan
Sudah lama pengen ke sini tapi belum ada patner yang bisa menemani heheh, ditambah aku sekarang cidera kaki kiri, hiks. MOga suatau saat bisa jalan lagi