Ini adalah cerita saya ketika pendakian saya pertama kali adalah pendakian ke Gunung Salak. Disclaimer, cerita ini merupakan cerita saya yang tertunda setahun lamanya, tepatnya 20 Agustus 2023 yang lalu. Entah kenapa saya memutuskan untuk mendaki gunung ini tanpa observasi terlebih dahulu.
Gunung Salak: Keindahan dan Misteri di Balik Ketinggian
Gunung Salak adalah salah satu gunung yang terkenal di Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Terletak di wilayah Kabupaten Bogor dan Sukabumi, gunung ini memiliki ketinggian sekitar 2.211 meter di atas permukaan laut dan merupakan bagian dari Pegunungan Halimun-Salak. Dan sebenarnya Gunung ini tidak hanya punya 1 puncak saja, tapi ternyata ada sekitar 7 puncak.
Gunung Salak dikenal tidak hanya karena keindahan alamnya, tetapi juga karena berbagai mitos dan misteri yang menyelimutinya. Ditambah lagi Gunung ini juga menjadi tempat terjadinya kecelakaan pesawat sukoi beberapa tahun yang lalu. Menambah deretan cerita horor yang tidak bisa diabaikan begitu saja.
Tetapi tak bisa dielakkan, Gunung Salak juga menawarkan pemandangan alam yang memukau dengan hutan lebat yang didalamnya terdapat berbagai macam tumbuhan. Aliran sungai dengan airnya yang bening dan menyegarkan menambah sejuk suasana. Gunung Salak masih termasuk kedalam kawasan Taman Nasional Gunung Halimun-Salak, yang menjadi rumah bagi berbagai jenis flora dan fauna, termasuk beberapa spesies langka seperti Elang Jawa dan Macan Tutul Jawa.
Akhirnya Dapat Restu Untuk Pendakian Ke Gunung Salak
Kisah ini berawal dari ajakan salah satu teman hiking yaitu Mba Fithri. Awal mula diajak sebenarnya saya langsung menyetujui begitu visa sudah di approve oleh Pak Su, alias sudah mendapat ijin beliau.
Berhubung selama ini setiap kali saya minta ijin selalu belum di approve, begitu di approve langsung girang dong saya. Tanpa saya cari tau terlebih dahulu bagaimana medannya. Soalnya mumpung dikasih ijin, jadi gaskeun aja.
Sebenarnya situasi saat itu secara mental lagi ga baik-baik saja. Tapi tetap optimis menjalani. Mendapat restu naik gunung saya anggap sebagai healing. Padahal sebenarnya jiwa dan raga lagi cape banget. Healing nya bukan ke tempat yang enak, justru yang membutuhkan banyak tenaga. Heran sama diri sendiri.
H-1 jadwal pendakian saya sempat ragu-ragu untuk berangkat. Tapi karena keluarga inti (Mama dan Adik saya) juga merestui, ditambah suami juga tidak menarik ijinnya. Maka dengan mengucap Bismillah saya jadi naik gunung hari itu. Memutuskan jadi berangkat jam 6 malam, padahal pagi nya sudah saya cancel.
Awal Pendakian Ke Gunung Salak
Bismillah, jam 6:30 pagi kami ber 6 (Mba Fithri, Mba Lia, Mba Melisa, Mba Ari, Mba Irma) sudah ada di pintu masuk pendakian ke Gunung Salak via Cidahu. Iya, pendakian hari itu kami lakukan dengan jalur melintas, yang artinya naik dari Cidahu dan turun dari Cimelati.
Sebelum memulai pendakian ke Gunung Salak, kami sempatkan untuk sarapan dulu. Tidak lupa kami memesan nasi bungkus untuk makan siang. Soalnya perjalanan kami untuk sampai ke puncak akan memakan waktu 6 jam. Itu kalau normal, bagaimana dengan saya? Kita lihat nanti ya.
Setelah kami bertemu dengan tour guide yang akan menemani pendakian kami hari ini, kami pun tidak lupa melakukan pendaftaran ulang di basecamp. Oh iya untuk melakukan pendakian kita perlu melakukan pendaftaran online menggunakan KTP ya. Ini dilakukan untuk keamanan, jadi jangan coba-coba mendaki diam-diam ya. Patuhi aturan untuk keselamatan.
Dari pintu gerbang kami diantar dengan mobil kami ke titik awal pendakian. Sekitar 15 menit dari gerbang utama tadi. Pendakian via Cidahu ini juga bisa sebagai pintu masuk ke kawah ratu ya. Jadi ada dua jalur, kearah kawah ratu dan naik keatas lagi pendakian ke Puncak 1 Salak.
Pentingnya Fit Ketika Mendaki
Seperti yang saya info diatas, kondisi fisik dan psikis saya jujur saya sedang tidak baik-baik saja. Ditambah lagi jarang olahraga, ternyata membawa pengaruh luar biasa selama perjalanan.
Masih dijalan aspal saja heart rate sudah berantakan. Baru nanjak sedikit sudah naik dan membuat saya ngos-ngosan. Jadi panik karena sulitnya mengatur napas benar-benar jadi hambatan saya di awal pendakian.
Kalau sudah begini saya harus bisa mengendalikan pikiran. Supaya ga panik sehingga jantung tidak naik detaknya. Sudah mulai bisa mengontrol detak jatung, kok tiba-tiba asupan oksigen mulai ga sampai ke otak . Efeknya saya jadi menguap dan mengantuk. Benar-benar ngantuk yang tidak bisa dikontrol.
Belum satu jam mendaki saja sudah banyak hambatannya. Tapi dengan Bismillah saya tetap keukeuh melanjutkan perjalanan pelan-pelan. Dan mulai meyakini diri bahwa perjalanan ini bukan karena ingin mengalahkan orang lain, tapi mengalahkan diri sendiri.
Modal saya ketika pendakian ke Gunung Salak ini banyak-banyak berzikir pokoknya. Dan mohon perlindungan Allah Ta’alla.
Gimana, mau lanjut ga nih ceritanya? Soalnya panjang banget, lanjut di postingan berikut ya. Karena masih ada 12 jam kedepan yang harus saya ingin sharing ke teman-teman. Tunggu ya….