Sabtu ini saya terpaksa masuk kantor. Karena ada pekerjaan yang harus diselesaikan mengingat minggu depan akan full meeting diluar. Setelah sekian lama akhirnya bersedia lembur di hari Sabtu, abis mau gimana lagi.

Ada yang menarik dalam perjalanan saya kekantor dengan menggunakan KRL Commuter Line. Naik kereta balik dari Depok Lama, saya pikir akan kosong, eh ternyata ada 1 gerbong yang di booking untuk anak-anak TK yang tamasya entah kemana. Rombongan tersebut berada di gerbong 2 dari depan setelah gewrbong khusus wanita. Kekisruhan terjadi ketika banyak penumpang dari Depok baru yang naik di gerbong 2 tersebut yang harus pindah ke gerbong yang lain. Saya pahami hal ini karena demi keamanan murid-murid jadi gerbong tersebut di isolasi dari penumpang umum.

Intoleransi terjadi ketika salah satu Bapak-bapak di gerbong 3 yang tepat berdempetan dengan gerbong 2 protes karena hal tersebut (maksudnya pengisolasian gerbong oleh anak-anak TK tsb). Terjadilah ocehan-ocehan yang gak bermutu dari seorang Bapak yang udah separuh baya:

Bapak Intoleransi: sama-sama bayar tapi begini, harusnya ditutup aja pintunya, kenapa harus di batasi, dan bla bla bla bla.

Dan saya yang mendukung pengajaran dengan basik kompetensi dan dana yang murah meriah merasa panas dengernya, si Bapak ngoceh dari sebelah sana dan saya ngoceh dari sebelah sini eh bukan cuma saya ya….ada beberapa bapak dan mas yang juga ngerasa tindakan dan perkataan Bapak itu keterlaluan. Akhirnya kita yang disisi sini beranggapan mungkin Bapak itu gak punya anak atau emang ga pernah sekolah “̮ нɑнɑнɑ “̮ нɑнɑнɑ “̮.

Menurut saya kegiatan tamasya dengan menggunakan transportasi umum kadang memang diperlukan untuk mengajarkan pada anak bagaimana bersosialisasi dengan masyarakat dan secara tidak langsung hal ini juga mengajarkan kepada mereka tentang lingkungannya. Walaupun lebih banyak sifat rekreasinya namun hal ini akan menjadi kenangan yang berharga bagi mereka.

Jadi kalau ketemu rombongan pelajar kecil yang memang pergi secara resmi dengan guru-guru mereka harap maklum ya. Tapi kalau rombongan itu pelajar menengah yang bikin rusuh patut juga tuh di jitak ‎​ƗƗɐƗƗɐƗƗɐ “̮ .
signature-desy