Judulnya bahasa Inggris, tapi bahasannya dalam bahasa Indonesia aja. Biar simple dan all out ceritanya. How to deal with your anger in a simply way.
Marah adalah suatu emosi yang secara fisik mengakibatkan antara lain peningkatan denyut jantung, tekanan darah serta tingkat adrenalin dan noradrenalin. Rasa marah menjadi suatu perasaan yang dominan secara perilaku, kognitif, maupun fisiologis sewaktu seseorang membuat pilihan sadar untuk mengambil tindakan untuk menghentikan secara langsung ancaman dari pihak luar.-Wikipedia–
Jadi sebenarnya saya tuh termasuk orang yang mudah tersinggung, mudah marah dan meledak-ledak. Apa-apa bawaannya emosian, reaktif pokoknya kalo udah marah tidak jarang saya biasanya punya kecenderungan destruktif. Haduh….serem banget ya? Iya….ga baik memang memiliki sifat-sifat yang saya miliki itu. Makanya saya tidak ingin mempertahankan sifat ini karena tidak baik. Dulu waktu jaman kuliah, saya dan teman-teman sering banget becanda kalau tujuan kami mengambil jurusan Psikologi adalah untuk berobat jalan, alias kuliah sambil konseling diri sendiri. Hahaha….jadi berhasil ga? I don’t know exactly but i feel better know.
Saya merasa lebih baik dan lebih terkendali. Iya ga ya? At least itu yang saya rasakan. Bukan berarti saya tidak pernah marah loh, tapi kini saya jadi lebih tau aja bagaimana mengatasi emosi saya saat marah datang. Dan ternyata menyimpan marah terlalu lama memberikan efek migrain pada badan saya.
Ini lah yang saya lakukan disaat sedang emosional dan marah melanda:
Diam
Diam, itu yang saya lakukan saat tiba-tiba emosi saya terpancing dan rasanya mau marah. Saat diam sudah pasti dada saya bergemuruh, deg-deg an meminta untuk dikeluarkan tapi saya harus bisa tahan itu.
Atur napas dan istigfar
Dalam kondisi dada yang bergemuruh ingin mengeluarkan amarah yang tersimpan didada maka hal berikutnya yang saya lakukan adalah mengatur napas dan Istigfar. Mengingat dan meminta ampunan Allah azza wajalla, DIA yang maha mengendalikan hati manusia.
Hindari bertemu dengan dia yang menjadi sumber marah
Kalau saya kurang sreg atau tidak setuju dengan seseorang memperlakukan saya dan berujung pada kemarahan, biasanya saya tunda dulu bertemu dengan orang tersebut. Dulu saya butuh waktu yang lama untuk tidak bertemu orang tersebut, tapi kini bisa dalam hitungan jam perasaan saya terobati dan bisa bertemu dia kembali. Karena rajin melakukan langkah 1-2 diatas
Luangkan waktu untuk diri sendiri dan instrospeksi diri
Bagi saya sendiri ada saatnya saya mau nangis sejadi-jadinya karena marah. And i give my self time to break. Dalam arti saya luangkan waktu buat nangis tuh. Nangis dikamar mandi, saat solat, atau saat dikamar lagi sendirian. Menurut saya boleh aja koq nangis, selama itu membuat kita lebih baik. Asalkan tidak berlarut-larut dalam marah dan sedih. Kemudian yang saya lakukan adalah introspeksi diri. Mungkin ada yang salah dalam sikap kita.
Tidur
Kalau sudah nangis biasanya ngantuk, maka tidurlah. Ketika tidur alam bawah sadar kita akan refresh lagi. Jangan lupa baca doa tidur ya, hehehe. Dan insyaallah setelah bangun tidur kita akan lupa dengan hal yang membuat kita marah.
Jangan pernah menyimpan marah lama-lama, karena Islam tidak menganjurkan itu, mungkin agama mu juga demikian, coba cari tau. Karena marah ternyata memang memberikan efek negatif pada tubuh kita, saya sendiri biasanya migrain salah satunya.
Setiap bangun tidur usahakan berkaca dan tersenyumlah. Ucapkan Bismillah dan tersenyumlah, karena senyum membawa aura positif untuk kita memulai hari. Jangan simpan marahmu terlalu lama ya, memaafkan itu lebih baik daripada menyimpan marah. Karena memaafkan membawa ketenangan jiwa.
Itu sih yang kulakukan beberapa tahun belakangan ini, alhamdulillah berhasil dan membuat saya menjadi lebih baik, menjadi individu yang lebih tenang dan belajar lebih iklas sih. Iklas bahwa apa yang saya jalani ini adalah bagian dari takdir Allah Azza wajalla yang harus saya jalani.
Baca Juga: Resign
Have a nice day, semoga bermanfaat, mungkin tips diatas juga bisa dicoba untuk diterapkan. If you have another tips, please feel free to share with me ya.
Kalau aku marah terus diam itu berarti marahku udah level akut, Mbak.. heheh
marah itu wajar sich menurut aku… tapi kalau keseringan, itu yang enggak wajar
Hai, Mbak Desy… Salam kenal, ya..
Saya juga nih, gampang kepancing marah. Tapi emang kita sepertinya dibentuk ya, biar makin pinter bereaksi dgn bijak. Aduh, bahasanya.. “bijak” *ngga kuat* hehe. :))
Ikhlas ya Mbak, saya pun jungkir balik,nahaan nahaaaan supaya bisa ikhlas menerima kenyataan bahwa sebetulnya marah, tapi enggak boleh menunjukan bahwa saya marah dan perlahan kepingin ilangin tuh marah.
Nice post mba. Aku kalau lagi marah, bawaannya malah tidur dulu sebelum negur halus si yang memicu aku marah. Tapi entah kenapa, sometimes rasanya bisa ngomel buat luapin emosi pun menyenangkan.
Kalo aku lagi marah, diaaaam seribu bahasa, bisa berhari-hari bahkan berminggu-minggu hahhaa menyendiri
Makanya jangan buatku marah *tsah
Mari belajar sama akuuhhh….
Tulisan renyah disaat gundah.. Haalaaahh.. Heheh.. Nice post bucaann… ☺
Aku kalau lagi marah juga gitu, kayak banteng ngamuk, jangan sampe liat ya. Sejak punya bocah aku berusaha mengerem amarahku, semoga mereka tidak merasa aku galak saat marah datang. Mending aku nangis dan tidur pules
Aku marah gak lama. Tapi kalo marah bisa meledak-ledak. Cuma sekarang mesti mikir hasil dari marah itu apa? Apakah nanti aku akan malu sendiri? Biasanya kalo udah mikir panjang jadinya dipendem aja.
tipsnya bener semua, kalo aku susah sih buat marah, tapi merepet hobi banget hahah
Dulu,,. lagi usia belum 40-an kalo marah, ya, marah, gak peduli sama Boss yang suka nyalah-nyalahin kerjaan kita yang kita pikir udah bener. Bossnya orang Bule pulak. Eee…jangan maen2 lo ma gw. Langsung aku berargumentasi sama dia trus keluar kamar….gubraak, pintunya tak banting. Hehehe…biasalah di kantor mah da pintu teh biasanya juga nutupnya dibanting, dilepaskan gitu aja. Tapi sekarang aku banyak sabaar, banyak ikhlas, da inget ka umur, Dessy cantik. Tadi waktu liat fotonya aku kira itu Rina Nose, hehehe….maapkeun Bunda koq jadinya ber”aku” sih, ya. Keun wae lah, nu geulis udah terlanjur. Sukak kontennya.
Paling repot kalo marahnya sama suami, ketemu lagi satu atap. Gimana menghindarnyaaa ehehe. Tapi emang harus tetep tenang dan perbanyak istighfar ya Mbak. Kalo aku gondok sama suami langsung tutup muka pake bantal