Manusia itu pasti berteman akrab yang namanya ujian. Ujian disini maksudnya adalah ujian hidup ya atau bahasa awamnya cobaan. Kita sebagai manusia pasti pernah merasa dikasih ujian yang sangat berat sama Sang Pencipta. Kenapa sih begini? Kenapa saya yang ngalamin ini? Kenapa? Kenapa dan Kenapa? Banyak tuh pertanyaan kenapanya. Bahkan saking desperate ada aja yang memutuskan untuk mengakhiri hidup. Jadi inget bintang Kpop yang bunuh diri itu ya. Apa yang Islam ajarkan dalam Al-Qur’an dan Hadist nya?
Kalau sudah dikasih cobaan kadang kita suka lupa sama hal-hal kecil yang sudah Allah Azza wajalla kasih sama kita. Kita lupa dikasih rejeki makan hari ini, lupa kalo masih dikasih kesempatan hidup hari ini, dan masih banyak hal rejeki lainnya yang kita lupa. Ya gara-gara si cobaan itu. Saya sih lagi cerita tentang diri saya sendiri, yang mungkin orang lain juga alami. Jadi mungkin sifatnya manusia seperti itu kali ya. Saat cobaan datang itu juga kita jadi ingat sama DIA Sang Maha Pencipta. Jadi rajin ibadah, jadi ingat DIA terus. Cung siapa yang kaya gini sama kaya saya……
Nah beda lagi saat bahagia, meskipun kita sedikit lupa dengan ujian yang pernah kita hadapi tapi susah juga menghapus sedih dan luka yang pernah kita alami. Ga pernah bisa langsung hilang tuh biasanya butuh waktu lebih lama. Tapi sudah bahagia biasanya DIA juga kita lupain deh, mulai sedikit-sedikit lupa, mulai solat nya dipercepat , mulai lupa istigfar dan lupa hal-hal baik yang dilakukan saat ujian datang.
Baca Juga: Marah
Jadi dari yang saya dengar dan baca dari beberapa kajian, hadist dan surah dalam Al-Quran, dengan pengetahuan saya yang masih “cetek” saya coba jabarkan disini apa pandangan Islam tentang sedih dan bahagia yang kita alami:
> Sedih
Sedih biasanya datang karena ujian yang kita terima. Ujian yang mungkin membuat kita bertanya-tanya “kenapa harus saya ya Allah?”. Padahal ternyata dalam hadistnya (saya lupa hadist yang mana) ketika kita mendapatkan ujian, kita ga boleh mempertanyakan “kenapa”. Cukup ucapkan Qadarullah Wa Maa Syaa’a Fa’ala . Karena dengan kehendak-Nya lah semua ini terjadi.
Dalam sedih dan ujian itu ada maksud Allah azza wajalla untuk memberikan kebaikan, untuk mengantarkan kebahagiaan. Ujian adalah pengingat bagi kita karena kita sudah mengesampingkan Allah Azza wajalla, sehingga dia cemburu dan meminta kita untuk kembali pada-Nya.
Jika sudah demikian apa doa-doa kita didengar? Insyaallah didengar hanya saja akan diberikan pada waktu yang terbaik menurut Dia, bukan menurut kita.
Jadi gimana dong kalo kita lagi sedih?
Ambil wudhu dan solatlah. Pernah dengar kalau saat sujud itu adalah moment terdekat kita pada Nya? Karena itu berdoa dan menangislah dalam sujud. Sampaikan apa yang membuat kita gundah. Jangan lupa minta ampun atas apa yang sudah kita lakukan. Istigfar…dan istgifar.
Ujian itu datang karena DIA yakin kalau kita mampu menjalaninya. DIa tau bahwa dengan ujian ini membuat kita meningkatkan keimanan. Insyaallah ada hal baik yang menunggu kita jika kita lulus dari ujian ini.
> Bahagia
Siapa yang ngga mau bahagia, semua orang mau hidup tanpa beban. Tapi tahukah teman bahwa dalam bahagia itu ternyata adalah bagian dari ujian juga. Kadang bahagia justru membuat kita lalai akan ibadah. Membuat kita lupa bersedekah, membuat kita lupa bersilaturahmi dengan keluarga dan membuat kita sombong atau riya.
Dalam bahagia itu ada kondisi yang namanya Istiraj yang adalah kondisi dimana nikmat itu membuat kita menjadi lupa beribadah. Hati-hati karena jika kemudian bahagia itu berganti menjadi kesedihan maka sakitnya tuh ya disini.
Oleh sebab itu jangan lupa mengucapkan Alhamdulillah dalam setiap hal yang kita dapatkan. Berusaha iklas atas semua cobaan yang datang itu memang berat, hanya memang harus terus mencoba. Karena hidup ini ternyata hanya soal berlomba-lomba mengumpulkan harta untuk diakhirat kelak.
Jadi intinya saat kita sedang sedih dan bahagia sebaiknya jangan berlebih-lebihan. Usahakan tidak ada orang yang tau kesedihan kita, usahakan tersenyum karena senyum itu adalah sedekah yang paling sederhana tanpa modal. Pun saat bahagia, tidak perlu berlebihan menunjukkannya kepada orang lain. Khawatir bahagia itu menimbulkan penyakit ‘ain yang bisa membawa keburukan untuk kita dan orang lain. Tempat mengadu yang terbaik hanya pada DIA. Tempat bergantung yang terbaik ya juga hanya padaNYA.
Inti dari postingan panjang lebar ini saya cuma mau share apa yang selama ini saya alami, saya dengar dan saya cerna. Perjalanannya panjang saya mencerna tentang sedih dan bahagia yang saya alami. Mohon maaf kalau dalam sharing ini hanya sebatas kulit luarnya saja. Karena memang masih perlu banyak belajar.
Semoga kita semua dalam lindungan Allah Azza wajalla.
Dessy cantiiik, ayo, mana yang lain postingannya, hehe..
Tampilan blognya bikin ngiri nih.
postingan ini untuk reminder diri aku yang baca deh … sahabat akrab kita ya susah-senangnya hidup. tinggal gimana kita menghadapinya aja