Sejak kecil sehabis mandi pagi atau sore, Naeema selalu diajak jalan-jalan. Dari rumah ke rumah jidah (baca:nene saya). Jaraknya gak terlalu jauh hanya beda 2 blok, tapi cukup membuat Naeema bertemu banyak orang. Terlebih lagi kami disini termasuk keluarga yang sepuh (baca: penduduk tua). Dari dibiasakan kemudian jadi kebiasaan. Awalnya saya merasa khawatir akan kebiasaan ini, karena kalo habis mandi Naeema selalu nagih untuk diajak jalan-jalan. Kalo gak diturutin bisa-bisa ngambek deh, jadi walaupun sebentar keluar rumah untuk JJS (Jalan-jalan santai) itu harus!!!.

Sebenarnya sih memang bagus juga, untuk mengajak Naeema berkenalan dan bersosialisasi dengan orang lain jadi gak takut orang. Dan mengenalkan orang-orang (penduduk sekitar rumah) bahwa Naeema adalah bagian dari keluarga kami (yang ini adalah efek dari paranoidnya saya akan penculikan anak yang marak akhir-akhirnya) jadi jaga-jaga Naeema dibawa oleh orang yg bukan keluarga.

Efeknya bagi jiwa sosial Naeema sekarang adalah:
1. Naeema kenal semua tukang jualan, dari engkong bubuy (penjual bubur ayam pagi), acheng (penjual bubur ayam sore, mbah yu jamu (penjual jamu langganan saya), pak de cipto dan supri (penjual sayur langganan eyang mami yg suka mangkal di jembatan) serta dagdut (penjual bakso malang)

2. Naeema juga kenal banget sama aki rosyid (marbot masjid di komplek perumahan kami).

3. Akrab sama mas Satpam yang suka ngeledek Naeema sambil “ngelewein”.

4. Temenan sama Omi dan Oja, yang bantu-bantu tetangga sebelah. Main sama ayam-ayam mereka dan bisa kapan aja mampir kesebelah rumah walo pun eyang iing (tante yang punya rumah) g ada di rumah cm buat liat ikan-ikan koi di kolam mereka.

5. Dan masih banyak lagi yang kalau ketemu Naeema selalu menyapa dan Naeema pun merespon seakan sudah kenal akrab.

Interaksi dengan banyak orang ini membuat Naeema senang tersenyum dengan setiap yg orang yang ditemuinya. Walaupun kalau dengan orang baru masih butuh waktu adaptasi sedikit. Wajarlah ya…..Naeema juga lebih berani, walaupun bermain dengan anak-anak yang beda usia diatasnya. Mau itu dengan anak laki-laki yang sedang main bola atau dengan anak perempuan yang sedang main masak-masakan Naeema dengan cueknya membaur diantara mereka. Ngaku sih..Naeema rada-rada tomboy, ‎​ƗƗɐƗƗɐƗƗɐ “̮ lebih seneng liat permainan bola dibanding anak-anak perempuan main boneka.

Hanya yang masih kendala sekarang, Naeema kurang ngerti kalo sedang ngumpul sama anak yang seumuran harus berlaku bagaimana. Karena dia biasa diajak main atau di momong sama kaka-kaka nya. Jadi masih jadi Pe-Er nya saya supaya dia bisa nge blend juga dengan anak-anak yang seumuran.

Btw weekend ini pertama kali nya Naeema main di playground (ya…katakan saja norak) sekalian dateng ke acara ultah tante kecil. Baru kali ini main disana, dan Naeema seneng banget. Kali ini bisa ikutan main karena ada dinda dan tsabita (adik sepupu Naeema) yang ikutan dateng, jadi bisa nemenin Naeema selama main dalam lingkaran dan kubus-kubus itu. Sama seperti biasanya dia main dengan percaya diri, bahkan ketika disruduk oleh segerombolan anak laki-laki yang berebut mau masuk Naeema tak bergeming asyik aja siap-siap masuk juga. Dan tidak nangis ketika terdorong ketika sedang jalan diatas mainan itu trus kepalanya kejedot, tapi dinda (sepupunya yg sudah besar) yang marah ke anak yang nyerobot.

Unda bangga sama Naeema. Jangan pernah berhenti belajar ya. Kelak jadi anak yang solehah dan kuat, aammiin.

I LoVe YOu NaEEmA.
signature-desy