Kali ini saya akan membahas tentang perempuan. Ketika kita melahirkan seorang anak, kita pasti memiliki naluri sebagai ibu. Naluri yang menginginkan anak kita mendapatkan yang terbaik. Stress, pastilah tidak bisa dihindari, apalagi kalau anak sudah mulai sakit atau mogok makan.
Jika bicara trend, saat ini yang sedang trend di masyarakat Indonesia khususnya kota-kota besar adalah internet. Perkembangan internet di Indonesia sungguh luar biasa, sampai dengan akhir tahun 2014 sudah mencapai 88.1 juta penduduk Indonesia atau sama dengan 34,9% penduduk Indonesia yang menggunakan internet (sumber: APJII-PUSKAKOM). Diantara sekian data itu, bisa jadi salah satunya adalah anak-anak kita. Jadi jangan heran jika anak-anak kita sudah akrab dengan Youtube, Facebook, Twitter dan sosial media yang lainnya. Untuk itulah kita perlu paham tentang internet juga.
Menurut data Kementrian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA), saat ini hanya sedikit kaum perempuan yang memiliki pengetahuan, kemampuan dan kesempatan untuk memahami tentang Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). Hal ini terkait dengan isu gender yang masih menganggap bahwa “ini bukan urusan perempuan”. Ditambah dengan penilaian perempuan itu sendiri yang menganggap bahwa memahami TIK bukan bagian dari hak dan tugas mereka, Tidak heran jika sampai saat ini masih saja ada perempuan yang belum paham bagaimana menggunakan handphone, apalagi surat elektronik, sosial media, dan lain-lain. Kondisi ini khususnya terjadi di pedesaan.
Kondisi ini tentu saja sangat disayangkan. Disaat segala ilmu justru awalnya datang dari perempuan (baca:ibu) sebagai Madrasah bagi anak-anaknya, tetapi kenapa mereka yang tidak update soal ilmu dan perkembangan jaman khususnya soal TIK. Padahal jika perempuan lebih paham tentang TIK akan membawa banyak perubahan untuk diri sendiri selama digunakan untuk hal yang positif. Mulai dari belajar tentang parenting, belajar atau bahkan mengembangkan usaha dan ikut mengawasi penggunaan internet pada anak.
Kalau begini, bagaimana mereka bisa tetap mengimbangi perkembangan anak-anak yang sudah pasti punya kesadaran akan TIK yang lebih besar. Bisa-bisa tidak ada pengawasan terhadap penggunaan internet pada anak-anak. Dan jika memang mereka (baca:perempuan) sudah paham dan kenal tentang sosial media, perlu juga diberikan pemahaman-pemahaman bagaimana ber-etika di dunia maya. Jangan sampai curhatan mereka malah membawa mereka ke hal-hal yang tidak diinginkan karena dianggap melanggar UU ITE, seperti kasus yang menimpa Ibu Prita. Jika kaum perempuan tidak paham, bagaimana bisa mereka mengajarkan kepada anak-anak untuk menggunakan TIK secara arif dan bijaksana. Ironis bukan?
Dari kondisi itulah yang kemudian melatarbelakangi KPPPA untuk membuat Pedoman Pemanfaatan TIK Bagi Perempuan. Dan pada tanggal 7 – 8 Desember 2015 yang lalu kami para blogger di undang oleh KPPPA untuk berdikusi mengenai isi daripada draft dari pedoman tersebut. Terus terang perasaan saya saat itu bangga, walaupun peran saya sekedar memberikan masukan dan diskusi singkat, tetapi jika dari diskusi selama 2 hari ini kemudian disetujui dan diimplementasikan kepada seluruh perempuan Indonesia, itu berarti saya telah ikut berkontribusi dalam mencerdaskan perempuan Indonesia dalam bidang TIK. Semoga saja pedoman ini bisa segera disosialisasikan.
Diskusi Blogger, KPPPA & Menkominfo Foto: Haya Aliya Zaki |
Apa isi dari pedoman tersebut?
Pedoman ini berisi tentang langkah-langkah pembekalan yang akan dilakukan oleh KPPPA untuk menambah pengetahuan perempuan indonesia tentang TIK. Dimulai dari manfaat TIK yang tidak terbatas hanya dapat digunakan oleh wanita bekerja saja, namun juga bisa digunakan oleh perempuan yang berwirausaha dan yang lebih penting lagi adalah menjadi bekal orangtua menjalankan perannya serta bermanfaat dalam kehidupan sosial untuk menyebarkan pesan-pesan sosial kepada masyarakat.
Langkah-langkah pembekalan dimulai dari pengenalan perangkat TIK, pengenalan surat elektronik, bagaimana browsing, mengenal dan menggunakan sosial media, dan tentu saja tidak lupa tentang bagaimana ber-etika di dunia maya. Dari pedoman ini kemudian akan dibuat suatu modul. Dan jika modul edukasi ini selesai dibuat oleh tim KPPPA selanjutnya akan disosialisasikan kepada seluruh perempuan Indonesia. Dari mulai Ibu rumah tangga, guru, pelajar dan mahasiswa, instansi pemerintah dan lembaga masyarakat serta banyak pihak khususnya perempuan yang memang dirasa perlu untuk mengetahui tentang kapasitas TIK ini.
Program KPPPA ini sendiri tentu tidak akan sukses jika tidak dibantu oleh banyak pihak. Perlu dilakukan sosialisasi secara berkala dan intens, sehingga pedoman ini bisa segera dapat diterima oleh mereka yang membutuhkan. Dan yang paling utama adalah keinginan kita sendiri sebagai perempuan untuk menjadi lebih pintar.
Blogger siap berpartisipasi dalam sosialisasi pemanfaatan TIK Foto: Haya Aliya Zaki |
Saya sendiri menyambut positif apa yang dilakukan oleh KPPPA untuk bisa menaikkan derajat perempuan di Indonesia. Bayangkan jika perempuan sudah melek akan teknologi. Berapa puluh ribu UKM yang digerakkan oleh perempuan akan menjadi lebih maju karena mereka paham akan TIK. Jika mereka punya usaha maka akan lebih maju, menjadi lebih mandiri dan tidak lagi tergantung dengan orang lain. Dan tidak hanya itu saja sudah pasti dengan paham TIK ini bisa menjadi wadah komunikasi kita terhadap anak-anak yang kini sudah serba digital.
Perempuan Indonesia harus “melek” teknologi. Semangat!!
Wah manstab sekali bu Dessy ini turut berpartisipasi dalam memelekkan para Ibu2 di Indonesia 😀
Wahh… keren ini programnya. Selama ini bisa dibilang, masyarakat awam menggunakan internet hampir tanpa panduan. Tfs Mak.
Tulisannya detail euy, informatif banget.
Setuju, perempuan harus melek teknologi ya, agar dapat memanfaatkan dengan benar.
iya mba perempuan ngga boleh dibodoh-bodohi soal teknologi. sekarang kesannya kan gitu. makanya ibuku dah mau tak kenalin sama email dll. penggunaan smartphone yang makin merajalela harus diimbangi sama knowledge
Semangat!!!
Iya mak, penting banget kalo perempuan harus melek teknologi, jadi meskipun irt bisa mengakses informasinya dengan mudah
Yg paling penting mba, biar kita juga paham apa yg sedang dilakukan anak-anak kita.
Yuk Mba Nita….ikut partisipasi juga.
Iya Mba Widya, mudah-mudahan bisa segera di implementasikan.
Mba Nefer….sesama perempuan kita saling berbagi hal yg bermanfaat ya
Ibu ku aja baru aku buatin FB mba, skr seneng banget baca kajian2 ttg agama di FB hehehe
Mantap Mbk 🙂
Semoga program dari KPPPA bisa cepat terealisasikan ya Mbk. Aminnnn
Betul-betul-betul, biar bisa mengawasi anak2, kadang anaknya lebih jago membalap ibunya ttg teknologi 😉
Iya mba, harus tau sedikit lah paling engga.
Biar tetep update
yup mas bowo….biar makin pinter juga kan kita hehehe
Masih dikit yaaa yg melek internet, harus nya lebih dari 1/2 nya hahaha
Keren ya Mba, acaranya. Senang banget kaum wanita diperhatikan dan diberdayakan agar jadi melek teknologi.
saya dukung wanita Indonesia untuk melek Internet demi Indonesia yang lebih baik 🙂
Wanita Indonesia emang harus melek teknologi, ya, Mba. Karena ibu kan sumber informasi pertama si anak. Selain itu juga, ibu yg melek IT akan bisa mengawasi anak3nya dlm penggunaan TIK itu sendiri scr positif. Kasarnya, tidak akan bisa dibodoh2i oleh si anak. Hehe. Misal, ngakunya belajar di kompie, eh ga taunya malah akses situ ga mutu. 🙂
Yuk, kita dukung program ibu melek IT, mbak. 🙂
Nah saya pun menganggapnya harusnya lebih dari setengah. Mungkin yang ambil riset ambilnya di papua kali yaa….aneh deh
Dukungnya pakai pom-pom ga mas heheehe
Jadi semangat untuk mensosialisasikan ya Mba Nov….biar ilmuanya merata
Nah bener banget tuh, biar ga dibodoh-bodohin. Anak sekarang kan banyak akalnya, makin pinter.
Dukung ya Mak Al…biar ilmunya merata 🙂
eh sebagai pria, saya sering ikutan acara perempuan (dan juga anak)
intinya sih biar kaum pria lebih peka aja
apalagi, internet kan kini ga hanya didominasi pria
tapijuga perempuan, kayak acara yang sering diadain kppa itu keren dan inspiratif 🙂
semoga ada perempuan Indonesia yang kelak jadi CEO teknologi seperti Marissa Mayer (Yahoo)