Kenapa harus mencoba flying fox di lembah purba ketika ke Lembah Purba Sukabumi?. Setelah perjalanan panjang dari Cibubur yang memakan waktu hampir 4 jam. Dari tol Cibubur ke tol Cigombong hanya membutuhkan waktu 40 menit. Sementara sisanya perjalanan dari Cigombong ke Situ Gunung, ditengah kami sempat berhenti 15 menit untuk solat subuh. 

Akhirnya tiba di gerbang masuk Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP) sekitar jam 8 an. Ekspektasi kami tiba disana sebenarnya jam 7 pagi, supaya bisa agak santai jalannya. Karena kami ber 3, yaitu saya, Mba Ratih dan Mba Vhara penasaran ingin mencoba Flying Fox. Sementara jam operasional Flying Fox itu hanya sampai jam 3:30 saja. 

Cerita mengenai perjalanan ini dimulai sudah saya bagi di dua postingan ini, di bagian pertama dan bagian kedua

Perjalanan Menuju Pintu Keluar

Setelah kami break makan siang, kami pun melanjutkan perjalanan menuju ke pintu keluar. Jalur ini jika di dalam paket sama dengan jalur hijau. Jalur yang searah dengan tempat glamping, keranjang sultan curug sawer dan jembatan terakhir yaitu jembatan merah. Jalur yang saya lewati ketika pertama kali kesini. 

Jalurnya sudah lebar berupa tangga-tangga yang tidak terlalu tinggi berupa bebatuan yang sudah disusun dengan rapi. Di sudut setelah lokasi Glamping akan ditemui pemain musik tradisional khas Jawa Barat yang “ngamen” disitu. Seru sih, lantunannya benar-benar nge-blend dengan vibe hutan ini. 

Tapi menurut saya area ini tidak se-estetik dulu deh. Perubahan letak dan fungsi jadi membuat jalur ini biasa saja. Entahlah, apakah memang tidak fokus ke area sini kali ya? Karena jalur ke Lembah Purba kayanya yang lebih difokuskan. Curug Sawer kebetulan debit airnya tidak terlalu deras. Mungkin karena musim kering yah, sudah lama tidak hujan sehingga berpengaruh sekali. 

Saya juga melihat rombongan yang body rafting di jalur sungai sekitar Curug Sawer. Dan itu ga bergerak otomatis, bahkan kadang terhambat karena badannya mentok dengan dasar sungainya. Tapi kalo dibilang seru mungkin masih terlihat seru lah ya. Namanya juga main air, pasti seru lah. 

Naik Ojek Pangkalan

Senangnya punya Akang Guide seperti kang Gilang, dia cukup inisiatif untuk memantau antrian di wahana-wahana yang akan coba. Supaya bisa info panjang antrian dan situasi terkini sih. Itu bagus dan penting banget mengingat jalur ini adalah jalur yang paling banyak pengunjungnya. Di awal saya sudah info kalau kami berminat untuk mencoba flying fox. Setelah berhitung jarak tempuh, estimasi beliau tidak kekejar jika mau coba flying fox. Soalnya mereka berhenti beroperasi sekitar jam 15:30. 

Tapi Akang Gilang berkoordinasi dengan petugas yang bertanggung jawab di wahana ini. Dari koordinasi itu akhirnya kami mendapat informasi yang pasti bahwa jam operasional diundur sehingga masih ada waktu kami untuk meluncur ke gerbang pertama (tempat kita foto-foto dengan lutung) karena ada rombongan yang masih mengantri untuk main juga. 

Dan sesuai advice dia, kami pun memutuskan untuk naik ojek dari curug sawer ke gerbang itu. Tarif ojek nya dari Curug sawer ke gerbang masuk adalah 50 ribu. Karena tidak ada pilihan kami pun setuju, agak mahal sih ya. Tapi setelah dijalani, ternyata ga terlalu mahal banget, karena jalurnya memang memutar dan jauh jarak dari tempat kami ke gerbang depan itu. 

Flying Fox di Lembah Purba

Kenapa sih tertarik naik flying fox di lembah purba? Alasan saya tertarik untuk mencoba wahana flying fox ini adalah:

  • Menguji adrenalin. Flying fox ini memiliki jarak yang cukup panjang yaitu membentang diatas Danau Situ Gunung sepanjang 733 meter. 
  • Pengalaman baru. Berhubung suka mencoba segala sesuatu yang baru dan menantang, flying fox yang panjang seperti itu kan merupakan hal baru yang patut dicoba. Pengalaman, ya kan? 
  • Aji mumpung. Sudah jauh-jauh ada disini, kenapa engga coba sekalian semua wahana yang ditawarkan supaya ngga penasaran lagi. Karena ngga tau kapan lagi bisa mampir kesini lagi. 
  • Menikmati pemandangan. Ini sih adalah yang klise, tapi memang benar sih. Menikmati keindahan alam sambil menyebut asma Allah azza Wa jalla merupakan sebuah nikmat. 

Harga tiket masuk ke flying fox di lembah purba yaitu Rp. 150.000,-. Jika ingin menyewa kamera 360 untuk dipegang selama meluncur berarti ada tambahan Rp. 100.000,-. Pembelian tiket bisa dilakukan di depan restoran pertama tempat kita kumpul sebelum memulai trekking. 

Hasil video akan dikirimkan via whatsapp, yang dikirimkan H+1 ya. Karena video baru akan di kompilasi ketika semua sudah tutup. 

Asyiknya Meluncur Dengan Flying Fox

Setelah kami membayar tiket masuk, ternyata kami mendapat diskon karena sebelumnya sudah membeli tiket ekspedisi Lembah Purba. Jadi kami cukup membayar 200 ribu untuk flying fox dan kamera 360. Kami pun langsung menuju ke atas bukit. Iya kita harus naik tangga lagi untuk menuju ke stasiun flying fox. 

Tiba di gerbangnya masih ada sekitar 5 orang Bapak-bapak yang antri untuk meluncur. Di bagian pintu ada nomor antrian yang harus diambil. Karena sudah sepi ternyata nomor itu sudah diperlukan lagi. Tapi kalau banyak orang sebaiknya jangan lupa ambil nomor antrian ya. Jadi ternyata untuk mobilitas alat safety dan kamera menggunakan mesin katro yah. Jadi semua serba simple. Tapi suaranya memang berisik banget sih. 

Lanjut ke persiapan meluncur. Saya dibantu untuk menggunakan harness dan alat-alat safety lainnya dengan petugas 1. Sedangkan petugas 2 hanya membantu saat kita akan meluncur. Meski jantung saya tidak merasa deg-degan atau menggambarkan rasa takut. Tapi ternyata kaki saya lumayan gemetar dan lemas ketika sedang bersiap-siap diatas kotak sebagai tanda persiapan untuk meluncur. 

Begitu mau digantung saya mulai merasa grogi. Diajarkan dulu bagaimana memegang tongkat kamera 360 supaya pas angle nya. Dan akhirnya saya pun didorong untuk meluncur. Awal-awal langsung saya teriak, yah buat melepas ketegangan kan. Dan setelah beberapa detik ternyata langsung tenang dan bisa menikmati pemandangan sih. 

Perjalanan selama 733 meter bisa saya nikmati dengan tenang dan menikmati suasana dari atas. Alhamdulillah perlengkapan flying fox di lembah tepus cukup aman dan mumpuni. Waktu seluncur hanya sekitar 10 menit saja sih ya, tapi menyenangkan. Kalau ga mahal rasanya mau diulang hahaha. 

Turun ke area parkiran kami dijemput ojek yang gratisan dari paket. Pokoknya perjalanan kami ke lembah tepus kali ini saya benar-benar puas banget. Jadi semua wahana sudah saya coba. Alhamdulillah. 

Kemana lagi ya abis ini?  

signature-desy