Pentingnya makan serat untuk kesehatan cerna perlu disosialisasikan lagi kepada masyarakat. Apalagi di tengah maraknya makanan instan atau fast food dimana-mana yang sangat menggoda.
Pernah dengar istilah kalau sumber penyakit datangnya dari perut? Kurang lebih maksudnya adalah penyakit yang kita derita mayoritas disebabkan karena makanan yang kita makan. Itulah sebabnya menjaga saluran cerna itu penting banget terutama bagi anak-anak karena masih dalam periode Golden Period.
Pengalaman Dengan Anak Alergi
Sebagai ibu yang memiliki anak alergi tentu saja saya bersemangat sekali mengikuti webinar ini. Ditambah dengan kondisi anak kedua saya, Shanum yang sejak awal tahun selalu mengalami batuk yang terus menerus. Dua hari sembuh, kemudian bisa muncul lagi seminggu.
Awalnya saya mengira ini adalah serangan dari perubahan cuaca, tapi kok lama-lama hanya batuk saja tanpa pilek. Dua sampai tiga bulan on off terus seperti itu, sampai saya membatin dalam hati, kenapa diusia yang ke 5 tahun kok jadi menurun ya daya tahan tubuhnya. Jujur saja sedih banget loh, bukan hanya anaknya yang ga nyaman, saya sebagai ibunya juga khawatir tapi tetap stay cool.
Sampai akhirnya saya mencari membaca sebuah artikel jika batuk yang tidak sembuh lebih dari 3 minggu maka bisa jadi disebabkan karena alergi. Saya pun waktu itu langsung konsultasi ke DSA secara online. Diberikan resep obat salah satunya ada obat alergi. Obat habis tapi batuk tidak kunjung hilang.
Akhirnya beberapa minggu lalu saya melakukan observasi ulang. Saya mulai dari melarangnya makan telur dan coklat yang menjadi makanan pemicu munculnya alergi. Hasilnya agak mendingan,, tapi kadang masih batuk, seperti ada makanan nyangkut di tenggorokan.
Suatu hari saya ingat salah satu materi tentang kesehatan cerna, bahwa semua penyakit datangnya dari perut. Akhirnya saya memutuskan untuk menghentikan semua cemilan yang biasa dia makan seperti biskuit, kerupuk, coklat bahkan susu UHT.
Cemilannya saya ganti dengan raw food seperti buah dan sayur. Contoh buah yang menjadi cemilan Shanum di rumah itu seperti apel, semangka, melon, wortel dan ketimun.
Tidak langsung stop begitu saja, tapi saya mengajak dia diskusi terlebih dahulu. Dan harus dipastikan cemilan buah itu banyak macam dan ragam. Alhamdulillah anaknya suka buah dan sayur.
Satu minggu saya lakukan itu, batuk Shanum hilang. Meskipun tidak berhenti sama sekali makan biskuit paling tidak jika biasanya makan biskuit habis sebungkus, sekarang cukup 1-2 potong saja. Dan Alhamdulillah anaknya juga paham dan mengerti. Bisa karena terbiasa.
Dari situ saya jadi paham seperti apa treatment yang bisa diterapkan supaya bisa terhindar dari alerginya. Karena kalau batuknya sudah terlalu parah bahkan sampai berdahak bisa sampai muntah, dan ujung-ujungnya akan mengganggu aktivitasnya juga kan.
Webinar Bicara Gizi
Berdasarkan pengalaman saya diatas, saya semangat banget ketika mendapat undangan untuk hadir di webinar yang diadakan oleh Danone Indonesia. Webinar Bicara Gizi ini diadakan pada hari Selasa, 23 Agustus 2022 yang lalu dengan tema “Pentingnya Serat Terhadap Kesehatan Saluran Cerna dan Mengurangi Risiko Alergi pada Anak”. Sungguh sangat related dengan saya bukan?
Narasumber yang hadir adalah para ahli di bidangnya, mereka adalah:
- dr. Endah Citraresmi, Sp.A(K), Konsultan Alergi dan Imunologi Anak
- Anastasia Satriyo M.Psi., Psi, Psikolog anak
- Oktavia Sari Wijayanti, Orangtua dengan anak yang alergi
Webinar ini bertujuan untuk mengedukasi masyarakat bahwa kehebatan seorang anak perlu dibangun sejak masa Golden Period-nya. Sehingga perlu diberikan Golden Stimulation dan Golden Nutrition agar tumbuh kembangnya menjadi optimal.
Serat Untuk Kesehatan Cerna Pada Anak
Penting bagi para orangtua untuk memperhatikan asupan serat anak sesuai dengan kebutuhannya. Untuk kebutuhan serat anak-anak, AKG (Angka Kebutuhan Gizi) yang direkomendasikan adalah 19 gram serat setiap hari. Faktanya di lapangan, kesadaran orangtua untuk mendorong anak-anak makan serat masih sangat minim.
Sehingga kecukupan serat anak Indonesia masih belum memenuhi standar rekomendasi asupan serat harian. Bahkan dalam sebuah penelitian disebutkan bahwa 9 dari 10 anak indonesia kekurangan asupan serat. Padahal serat sangat penting untuk menjaga kesehatan cerna anak.
Jika anak-anak bisa mengkonsumsi serat dalam jumlah cukup maka banyak sekali manfaat yang bisa didapatkan, seperti:
- Memperbaiki keseimbangan sistem imunitas tubuh
- mengurangi inflamasi akibat alergi
- Bermanfaat bagi mikrobiota di dalam saluran cerna yang akan membuat nutrisi makanan terserap dengan optimal.
Jika kesehatan cerna tercapai maka diharapkan tumbuh kembang si kecil pun bisa berjalan dengan baik sebagaimana mestinya. Jadi penting banget memperkenalkan untuk makan serat sejak dini.
Perlu diingat bahwa apa yang kita makan, selain memberi makan untuk diri kita sendiri tapi juga memberi makan triliunan bakteri yang ada di dalam pencernaan atau usus kita. Salah satu bakteri baik yang banyak manfaatnya untuk tubuh kita adalah Bifidobacteria & Lactobacilli.
Serat dan Risiko Alergi
Kurangnya asupan serat bisa berpengaruh pada risiko alergi anak. Hal ini disebabkan karena anak yang memiliki alergi memiliki mikrobiota yang lebih sedikit dibanding mereka yang tidak memiliki alergi. Atau bisa juga dikenal dengan disbiosis yaitu ketidakseimbangan bakteri baik di usus.
Disampaikan oleh dr. Endah Citraresmi, Sp.A(K) untuk anak alergi, perlu peran aktif para orangtua harus dapat memilih jenis makanan yang tepat dan tidak mengandung zat-zat yang menyebabkan alergi, menjaga asupan gizinya tetap seimbang dan juga bisa diberikan makanan atau minuman yang difortifikasi serat.
Alergi adalah bentuk reaksi sistem kekebalan tubuh terhadap zat lain yang dianggap berbahaya walaupun sebenarnya tidak. Sekitar 10% anak ada satu tahun pertama mengalami reaksi alergi. Untuk alergi makan biasanya akan berpengaruh secara signifikan terhadap tumbuh kembang dan bahkan kualitas hidup.
Untuk alergi makanan sudah tentu orang tua harus memahami makanan apa saja yang bisa memicu alerginya. Selain mempengaruhi kesehatan dan fisik anak, alergi makanan juga berpengaruh pada kualitas hidup nya karena keterbatasan pemilihan makan tersebut. Bisa saja menimbulkan kecemasan apalagi jika si kecil sudah mulai bersekolah.
Itulah sebabnya perlu pendekatan untuk mengkonsumsi serat lebih banyak agar tumbuh mikrobiota yang beragam. Jika mikrobiota diberikan nutrisi dengan baik, insyaallah akan berpengaruh kepada daya tahan tubuhnya, sehingga alerginya bisa diminimalisir.
Usahakan untuk tidak terlalu banyak mengkonsumsi makanan yang menjalani ultra proses seperti makanan kemasan. Sebaiknya konsumsi raw food dan makanan rumahan yang lebih sederhana proses.
Efek Psikologis
Dampak alergi tidak hanya terasa pada anak yang memiliki alergi saja. Secara psikologis baik anak alergi maupun orangtuanya pasti berdampak juga. Seperti kecemasan juga dirasakan oleh orang tua yang memiliki anak alergi, khawatir anaknya salah makan, khawatir sakit dan lain sebagainya.
Hal ini tergambar dalam sebuah penelitian yang menunjukkan bahwa 41% orang tua yang memiliki anak dengan kondisi alergi melaporkan dampak yang signifikan pada tingkat stres mereka.
Anastasia Satriyo M.Psi., Psi, Psikolog anak mengingatkan, bahwa “Dalam aspek perkembangan anak, gangguan alergi akan bisa berdampak pada fisik, sosial, dan kognitifnya. Kondisi psikologis yang berpeluang terjadi oleh anak-anak dengan kondisi alergi seperti gangguan daya ingat, kesulitan bicara, konsentrasi berkurang, hiperaktif dan lemas, sehingga anak akan menjadi cenderung kurang percaya diri saat bersosialisasi dengan teman sebayanya.
Penting sekali dipahami agar orang tua selalu waspada dan tidak perlu panik ketika alergi itu datang. Meskipun ada alergi yang kadang menjadi kendala, tapi memberikan golden stimulation harus tetap dilakukan agar tumbuh kembangnya tetap seimbang dan menjadi anak hebat kelak.
Jadi mulai sekarang mulai lebih rajin lagi mengenalkan anak pada makanan yang mengandung serat. Ajak anak berdiskusi, jika tidak suka makanan atau buah A bisa dicari lagi sampai bertemu yang dia suka. Insyaallah tidak akan sia-sia yang dilakukan. Semoga dimudahkan ya.
Salam sehat selalu.