Akhirnya bisa update blog lagi setelah sekian lama ditinggalkan penghuninya (baca:saya). Sudah hampir 2 bulan ini saya jarang sekali mengurusi blog ini. Hal ini disebabkan karena saya dan keluarga memutuskan hijrah demi untuk hidup mandiri dan mendekati kantor suami. Jadi kalau biasanya saya banyak mendapatkan pertolongan sana-sini dalam hal urusan rumah tangga, sekarang semua murni saya lakukan sendiri. Masih belajar menyesuaikan diri dan mengatur waktu antara aktifitas rumah tangga dan tanggungjawab profesional saya dengan Blogger Perempuan. Dan beginilah akhirnya….blog ini terabaikan hampir satu bulan lamanya.
Kali ini saya ingin menceritakan tentang cerita lebaran kami. Iya sih, ini sudah basi ya, dan lebih tepat diikutkan di lomba blog Diaryhijaber kemarin, tapi lagi-lagi saya tidak punya waktu untuk sekedar membuat satu postingan. Ditambah ada musibah iphone 6 saya hancur terbelah, jadi tambah lagi catatan hambatan saya untuk nge-blog.
Cerita Lebaran
Lebaran kali ini kami mudik 1 hari sebelum lebaran. Mudik kemana? Ya ke Cibubur-Depok dong, jauh kan? Ini adalah pertama kalinya kami sholat idul fitri di Cibubur. Biasanya selalu sholat ied di Depok, baru kemudian menuju Cibubur untuk berkumpul keluarga. Jadi Idul Fitri kali ini banyak diwarnai dengan pengalaman baru. Kami menuju pelataran parkir Masjid PKP didaerah Kelapa 2 Wetan, sholat dimulai pukul 6:30. Selesai sholat dan kembali kerumah, tidak lupa kami bersilaturahmi dengan tetangga-tetangga disekitar rumah Yangti. Baru kemudian kami menuju rumah tempat di mana Mimi (panggilan nenek) tinggal yaitu dirumah tante Yuli.
Tradisi lebaran dari keluarga Anda’ mungkin sama dengan keluarga lain, tapi jelas berbeda dengan keluarga ku. Anda’ memiliki jumlah keluarga yang cukup besar, jadi kalau berkumpul pasti ramai. Waktu berkumpul memang sudah disepakati sebelumnya sehingga keluarga besar akan datang direntang waktu jam tersebut. Kalau sudah kumpul semua maka acara akan dimulai. Apa saja yang biasanya dilakukan saat idul fitri dikeluarga besar Anda’, yaitu:
Sungkeman
Sungkeman biasanya dikenal di masyarakat Jawa sebagai suatu bentuk rasa hormat kepada orangtua kita. Dalam islam memang tidak ada tradisi sungkeman. Tetapi tradisi ini sengaja dipertahankan hanya sebagai rangkaian acara saja dalam keluara Anda’. Kalau bukan karena hari raya dan tradisi kumpul seperti ini rasanya agak sulit mengumpulan anggota keluarga.
Sungkeman di keluarga Anda’ biasanya dimulai dari yang lebih tua sampai ke yang paling muda. Jadi yang sudah sungkem akan langsung berdiri disebelah nya, dan lama kelamaan barisan akan semakin memanjang. Ketika sungkem, biasanya ada nasihat-nasihat yang diberikan secara personal dari para orangtua kepada anak dan cucu mereka. Kadang tangis dan airmata pun tidak dapat dihindari. Selalu saja ada kontemplasi yang terjadi saat sungkeman.
Angpao
Selain tradisi sungkeman yang ditunggu lainnya adalah acara pembagian uang lebaran atau biasanya disebut juga angpao (meminjam istilah orang cina). Angpao diberikan kepada para orangtua, atau orang dewasa yang sudah bekerja dan mampu serta ingin berbagi rezeki dalam bentuk angpao kepada anak-anak, cucu dan cicit.
angpao dalam kamus berbahasa Mandarin didefinisikan sebagai “uang yang dibungkus dalam kemasan merah sebagai hadiah (Wikipedia)
Lucunya demi berbagi angpao di hari raya ini, kami sudah mempersiapkan jauh-jauh hari. semuanya. Dari mulai penukaran yang kertas baru, dan amplop-amplop yang akan dijadikan tempat penyimpanan uang baru terseut. Nominal isi amplop sudah pasti berbeda, hal ini disesuaikan dengan kemampuan msing-masing. Menjadi tantangan tersendiri jika kita beri nama amplop-amplop tersebut. Jangan sampai ada yang terlewat dan salah dalam memberikan nominal, kecuali nominal yang diberikan sama semuanya.
Biasanya sebelum menuliskan nama-namanya ditiap amplop, saya dan suami akan membuat daftar dulu, keturunan dari masing-masing om dan pakde dari keluarga Anda’. Apa ada penambahan jumlah keluarga (kelahiran cucu/cicit) atau mungkin akan kedatangan keluarga jauh. Hahaha….iya membacanya saja saya yakin kalian sudah bingung. Saya yang menjalankan saja masih belum lulus dari menghapal nama-nama jumlah anggota keluarga, kadang tertukar dan malah lupa, hehehe.
Bukan soal nominalnya yang dibagikan, tapi kumpul keluarga yang diwarnai dengan canda tawa yang renyah, candaan anak-anak terdengar apalagi mereka jarang bertemu satu sama lain, makanan yang dihidangkan dan selalu saja ada kabar baru yang baik untuk dibagikan.
Diakhir acara pasti akan ada nasehat-nasehat yang diberikan oleh Mimi, kepada anak, cucu dan cicitnya, untuk senantiasa berpegang teguh pada nilai-nilai agama. Tak lupa untuk menjalin silaturahmi antar keluarga. Itulah yang kemudian lebih berharga daripada nominal angpao yang dibagikan dan hidangan yang dijadikan. Semoga Allah swt, selalu melindungi keluarga kami. Amiin.
Rameee…kayak Lebaran di keluargaku juga, mba Des. Keluargaku juga keluarga besar, kalo dikumpulin mungkin 40 orang lebih deh, tapi seruu.
aakkk senengnya kumpul keluarga :”)
Asyik Mba, bisa ngumpul semua keluarga besarnya. Itu kalau aku nyaru ikutan salaman di barisan ibu-ibu pemegang angpao, bisa dapet salam tempel juga enggak ya? hehehe
Bisa Mba Kiki….tapiiii harus isi absen dulu sebelumnya hehehe
Nunggu undangan main ke rumah baru 🙂
Hayookk naik kereta gampang koq
seru acara keluarganya~, di kampungku engga ada sungkem”man gitu tuh, bagi”angpau ala duduk berderet juga engga ada 🙁 flat banget rasanya.
Kalau di keluargaku juga flat-flat aja Mba, hehehe. Thanks udah mampir yaaa
wah rame banget ya keluarganya. seruuu lihat foto2nya
Seruuuu mbak ngumpul bersama dan pastinya banyak cerita keluarga besarnya. Momen yang ditunggu-tunggu 🙂
wah ada bagi-bagi angpao 😀
paling dirindukan emang ya moment lebaran seperti ini
Rame banget ya mahcan.. manggilnya juga yangti ya sama kayak aku hehehe.. seru seru… lebaran ku tahun ini justru sepi walaupun udah status istri.. ga ada arisan keluarga jadi ya liburan sendiri aja.. hehehe