Impian saya sejak memiliki anak pertama adalah bisa makan bareng dengan dia pada satu moment. Dia makan di piringnya dan saya makan di piring saya. Receh ya? Ya begitulah kalau sudah jadi ibu selalu ada saja keinginan receh seperti ini? Meskipun receh tapi ternyata berdampak besar dalam perkembangan si kecil. Dan setelah anak kedua ini, saya pun fokus merangsang motorik halus Shanum dengan hal-hal simple dirumah demi suasana makan yang menyenangkan.
Kenapa sih suasana makan itu penting banget? Belajar dari kaka Naeema yang makannya cenderung susah, picky eater dan tidak bervariatif yang kemudian membuat berat badannya susah naik, menjadi motivasi saya untuk mengubah pola asuh dalam hal makan. Ada beberapa hal dari pola asuh saya dulu ke Naeema waktu usianya dibawah satu tahun yang menurut saya kurang tepat, misalnya:
- Selalu menggendongnya setiap kali sesi makan agar makanannya habis.
- Memaksanya untuk makan sehingga membuatnya mungkin terpaksa dan tertekan.
- Dilarang makan sendiri, karena saya takut rumah jadi berantakan.
- Tidak mengenalkan dia pada rasa murni dari sayuran, ikan, ayam dan makanan lainnya. Menu yang saya berikan tidak jauh dari bubur campur dimana sayur dan lauknya sudah masuk menjadi satu.
Semua hal yang saya gambarkan diatas itu terjadi pada saat usianya masih di bawah satu tahun. Masa dibawah satu tahun sebenarnya merupakan moment dimana si kecil baru mengenal rasa, belajar tekstur semua yang masuk dari mulutnya (fase oral) dan belajar memperkuat motorik halus. Sayangnya di moment tersebut tidak saya maksimalkan untuk hal-hal yang berhubungan dengan makan. Jadi makan merupakan kegiatan yang tidak menyenangkan bagi dia sampai dengan beberapa saat yang lalu.
Itulah sebabnya saya belajar dari dari kesalahan dan mencoba treatment yang lain pada Shanum. Semua saya mulai dari sejak kehamilan. Meskipun mual tapi sebisa mungkin saya tanamkan rasa bahagia ketika makan, menghabiskan semua makanan yang saya makan. Saya afirmasi diri saya untuk bilang dan katakan pada janin bahwa semua makanan halal itu enak. Begitu terus, bukan berarti ga mual…tapi saya ajak janin bicara jangan sampai dibuang ya….sayang kalau dibuang.
Ketika Shanum mulai masuk ke tahap MPASI ada beberapa pola asuh yang saya perbaiki, hasil belajar dari kesalahan pada pola asuh Naeema dulu. Saya pun banyak membaca dan belajar dari orang tua lainnya, kemudian saya modifikasi untuk diterapkan ke Shanum. Dan yang tidak kalah penting adalah dengan merangsang motorik halusnya sejak usia 0 bulan.
Bagaimana sih merangsang motorik halus anak?
Rangsangan sederhana sebenarnya bisa dilakukan sendiri dirumah dengan melakukan kegiatan seperti berikut ini:
- Usia 0 – 3 bulan. Hal sederhana yang biasa saya lakukan sambil menyusui adalah membuka tangannya yang terkepal dan mengusap telapak tangannya. Mengusal lembut telapak tangannya sampai dengan jari-jarinya. Saya juga melakukan pijatan lembut di punggungnya secara perlahan. Melakukan posisi tummy time (bayi menelungkup diatas dada kita) untuk melatih kekuatan otot punggung, bahu, dan tangan)
- Usia 4 – 6 bulan. Di Usia ini si keci mulai memasukkan benda apa saja ke dalam mulutnya. Saya pun mulai memberikan teether. Kegiatan memegang teether juga bisa melatih motorik halusnya. Di awal-awal MPASI saya mulai mengenalkannya pada finger food, biasanya saya berikan buah. Ketika MPASI dimulai, saya tetap menghargai meskipun hanya 1 sendok makanan yang masuk ke mulutnya. Kemudian saya akan mengulang memberikan makanan selang 1 jam kemudian.
- Usia 7 – 9 bulan. Di Usia ini saya mulai melatih Shanum memegang sendok, tidak dengan lauk pauknya. Mengenalkannya bahwa sendok bisa masuk kedalam mulut. Dalam kasus Shanum, dia masih belum bisa bertahan lama untuk makan sambil duduk. Jadi proses makan bisa dicampur sambil digendong dan sambil duduk. Disela-sela makanan utama, saya masih melatih motorik halusnya dengan memegang finger food.
- Usia 9 – 12 bulan. Saya mulai kenalkan dia makan dengan menggunakan sendok. Memegang minumnya sendiri dan tidak memaksanya jika dia tidak mau makan. Biasanya jika menolak makan nasi, saya akan ganti dengan snack atau makanan lain yang sama kandungan gizinya.
Jika segala rangsangan motorik halus sudah dilakukan, selanjutnya adalah kita harus pastikan bahwa suasana makan dilakukan dengan sangat menyenangkan. Awalnya Shanum juga masih digendong, sesekali duduk tapi hanya sebentar. Karena fase perkembangannya waktu itu pada masa fase suka melihat cermin, maka sesi makan saya lakukan sambil digendong dan di depan cermin.
Baca Juga: Cara Memilih Bra Menyusui
Alhamdulillah habisnya cepat. Diantara sesi makan utama saya berikan snack finger food. Disinilah dia belajar makan sendiri. Kalau tidak mau ya jangan dipaksa, cari makanan lain yang dia suka. Oh iya, saya sambil bilang bahwa “makanan ini enak, ada vitaminnya” jangan lupa wajah kita sambil tersenyum.
Seiring berjalannya waktu, Shanum mulai terbiasa dengan alat makan seperti sendok, dan mulai terbiasa memegang makanannya sendiri dan mulai suka ngemil. Kebetulan saya tidak selalu membuat snack dirumah. Ada kalanya saya berikan Shanum makanan ringan yang dijual bebas. Tapi saya tetap pilihkan makanan ringan yang baik untuk tumbuh kembang dia.
Saya punya aturan tersendiri saat menentukan snack yang bisa dimakan oleh Shanum, misalnya:
- Sesuaikan dengan usia anak
- Tidak menggunakan gula jika usianya <1 tahun
- Jika sudah >1 tahun gunakan gula yang wajar saja
- Hindari memilih snack rasa coklat atau manis berlebihan
- Ukurannya pas untuk dipegang
- Dan memiliki tekstur yang mudah diolah oleh mulutnya
Melatih Motorik Halus dengan Monde Boromon
Fase perkembangan Shanum saat ini berada pada tahap memindahkan barang atau memasukkan barang ke dalam mulutnya. Saat ini dia masih sulit mengontrol gerak dan tekanan, kalau begini biasanya berujung pada hancurnya makanan yang dia makan. Tapi sebaliknya jika tangannya dikontrol maka makanan yang dia pegang pasti aman dan masuk mulut.
Salah satu snack kesukaan Shanum adalah Monde Boromon. Terbuat dari tepung kentang, madu, minyak ikan dan bebas gluten. Jadi insyaallah aman dimakan oleh anak-anak yang intoleransi gluten. Selain itu snack ini juga mengandung Omega 3 dan DHA. Dan yang penting lagi Monde Boromon ini diolah dengan cara dipanggang, sehingga tidak mengandung lemak tak jenuh.
Masih ingat kan bahwa suasana makan itu harus dalam keadaan yang menyenangkan? Nah makan Monde Boromon bagi Shanum itu menyenangkan loh. Mungkin karena bentuknya yang bulat dan mudah dipegang membuat Shanum suka bermain dengan Monde Boromon. Dia tuang semua isi Monde Boromon ke dalam mangkuk kemudian dia pindah kan satu persatu bulatan boromon dari satu mangkuk ke mangkuk yang lainnya dan tentu saja ke dalam mulutnya. Karena dengan teksturnya membuat Shanum jadi belajar akan tekstur makanan dan rasa. Sesi makan pun menjadi latihan untuk motorik halusnya dan sudah pasti jadi lebih menyenangkan.
Monde Boromon memang tidak seperti makanan ringan yang lain kebanyakan yang mudah lembek atau lengket ditangan. Bentuknya yang bulat mudah masuk kedalam mulut dalam sekali lep. Meskipun teksturnya terlihat keras tapi begitu masuk mulut dan terkena air liur Monde Boromon mudah melunak. Rasanya juga tidak terlalu manis loh.
Makanan ringan ini bisa dikonsumsi oleh anak usia 1 sampai dengan 5 tahun. Eh tapi kaka Naeema aja masih suka, jadi kadang makannya sambil lomba sama Shanum, hehehe. Jadi kalau bawa makanan ringan bisa satu macam saja yaitu Monde Boromon sudah bisa untuk cemilan kaka dan ade deh.
Dan alhamdulillah sekarang saya bisa menikmati makan bersama Shanum. Shanum makan di piringnya dengan makanannya sedangkan saya di piring saya dengan makanan saya. Dan trik makan bersama ini juga berhasil membuat dia lebih bersemangat makan. Walaupun saya tidak sedang makan, tapi kehadiran saya di dekatnya juga membuat suasana hatinya senang dan menghabiskan makanannya.
Stimulus motorik halus yang saya lakukan sejak dini alhamdulillah berhasil. Sekarang tinggal dikuatkan lagi supaya bisa berkembang lebih optimal lagi.
Begitu deh cerita saya dalam memperjuangkan suasana makan yang menyenangkan. Karena kalau anak susah makan itu sungguh membuat seorang ibu itu jadi stres. Jadi mulai yuk kita stimulasi motorik halus anak sejak dini, untuk tumbuh kembang yang optimal.
bentuknya kayak kacang shanghai ya mba hehehe.. Mau cobain juga buat anakku..ini gampang dicari di Supermarket kan?
Kayanya ini bentuknya agak besar sedikit mba. Eh apa sama ya cuma bulatnya rapih hehehe,
Terimakasih informasinya, Kak. Sangat bermanfaat.
Mba Desy, 2 anak saya memiliki kebiasaan yang bertolakbelakang tentang nafsu makan.
Anak pertama (perempuan), dia kalau disuruh smakan sulitnya minta ampun. Alasannya dia takut gemuk (padahal baru kelas 5 SD). Seringnya dia makan 1 kali tiap hari pada waktu yang ga teratur.
Anak yang kedua (laki-laki), dia sangat hobi makan, bisa sehari nyampai 4-5 kali. Yah anak yang satu ini malah sering dilarang makan karena takutnya kekenyangan.
Gimana cara mengatasi kedua anak tersebut ya mba, agar bisa teratur makan 2-3 ki sehari?