Suksesnya tumbuh kembang anak ternyata tidak bisa lepas dari peran lingkungan. Baik lingkungan keluarga maupun lingkungan yang ada disekitarnya. Lingkungan yang mendukung si kecil melewati fase-fase tumbuh kembangnya. Lingkungan yang nyaman dan baik bisa memaksimalkan potensi-potensi yang dimiliki si kecil.
22 September 2018 yang lalu saya jalan-jalan ke Jakarta Convention Center (JCC). Saya ingin sesekali main ke Indonesia Property Expo 2018, sambil mencari harga rumah saat ini. Saya takjub dengan perkembangan saat ini, banyak daerah-daerah yang baru saya dengar ternyata sudah dikembangkan menjadi daerah hunian. Apalagi sistem transportasi Jabodetabek saat ini sudah cukup berkembang, mulai dari commuter line, MRT, LRT, dan transjakarta. Dan tidak heran daerah perumahan sekarang adalah daerah yang belum familiar bagi saya.
Siang itu kaki saya berhenti di sudut Timah Group, saya tertarik dengan talkshow yang akan membahas tentang Pengaruh Lingkungan Terhadap Tumbuh Kembang Anak. Saya pun memutuskan untuk tinggal lebih lama demi materi talkshow tersebut. Ternyata saya bisa bertemu dengan teman-teman blogger yang lain. Pengisi talkshow siang itu ada Mba Zataligouw yang adalah seorang mom blogger dan Chief Editor Lolamags.id, Mba Reynitta Poerwito, Bach of Psych., M. Psi seorang Psikolog yang sehari-harinya bertugas di Eka Hospital. Acara tambah meriah karena dipandu oleh Mas Yosh Aditya yang hebring.
Bicara soal anak pasti ngga jauh dari harapan setiap orang tua yang menginginkan si kecil menjadi anak yang cerdas. Tapi anak cerdas itu tidak terbentuk begitu saja loh. Selain genetis, mencetak anak cerdas juga harus distimulasi dan dibentuk oleh kita sebagai orang tuanya. Lingkungan yang mendukung juga sangat berpengaruh dalam tumbuh kembang anak.
Tiga hal yang bisa dilakukan oleh orang tua untuk menunjang kecerdasan anak, yaitu:
- Observasi
Mengamati dan memperkenalkan aktivitas yang dapat mengidentifikasikan kecerdasan - Stimulasi
Memberikan kesempatan pada anak untuk melakukan berbagai macam kegiatan yang disukainya. - Evaluasi
Mengevaluasi potensi dan kemampuan anak dari pencapaian yang diraihnya serta hambatan-hambatan yang ditemuinya selama proses pembelajaran.
Meskipun setiap tahapan tumbuh kembang anak itu sama tapi pada kenyataannya setiap anak itu adalah unik dan berbeda. Setiap anak pasti memiliki kesukaan dan bakat yang berbeda satu sama lain. Itulah sebabnya kita harus konsisten memberikan stimulasi agar kita bisa melihat mereka lebih condong kemana. Dengan banyak aktivitas seperti itu akan makin banyak hal yang terasah. Dan perlu diingat lagi bahwa anak kita bukanlah kita, mereka adalah invidu yang berbeda dengan kita.
Baca Juga: Peran Orang Tua di Era Digital
Saya jadi ingat akan kalimat Bapak Guru kaka di sekolah tahun lalu bahwa setiap anak harus diajak untuk memiliki banyak aktivitas, bertemu banyak orang dan banyak berinteraksi dengan demikian si kecil akan mempelajari banyak hal, bersosialisasi termasuk menemukan solusi dari masalah yang dihadapinya.
Mba Reynitta bilang, “ketika pulang sekolah, jangan tanyakan berapa nilai matematika dia, tapi tanyakan bagaimana di sekolah”. Hal seperti ini akan membuat mereka lebih terbuka dan sebaiknya dilakukan sejak dini. Karena di usia 11 tahun dia akan asik dengan dunianya sendiri. Jika komunikasi dibangun sejak dini maka ketika besar si kecil akan tetap ingin berbagi cerita dengan orang tuanya.
Saya jadi ingat pengalaman Mba Zata yang mengatakan bahwa memiliki anak dengan rentang usia yang berbeda belum jaminan kita jadi lebih tenang. Tapi justru usia yang berbeda itu masing-masing memiliki tahap tumbuh kembang yang berbeda satu sama lain. Justru kita harus bisa fleksibel karena setiap anak menuntut agar diperlakukan yang berbeda. Jadi kita harus pintar-pintar memiliki cara bagaimana bersikap terhadap anak-anak.
Main Di Luar
“Bunda, ajak Naeema main diluar ya supaya dia bisa lebih ekplorasi”
Begitu kira-kira yang disampaikan Guru Naeema beberapa waktu yang lalu. Naeema memang engga main diluar karena semata-mata dia kurang percaya diri sehingga terlanjur engga memulai akrab dengan orang lain. Tapi lama kelamaan saya terus memotivasi dia untuk mau bermain dengan teman-teman sebaya yang bukan saudara.
Ternyata bermain di luar itu bukan hanya sekedar aktivitas bermain biasa loh. Bermain di luar itu ternyata bisa mengeksplorasi kemampuan anak dalam banyak hal, seperti:
- Meningkatkan motivasi belajar
- Membangun rasa percaya diri terutama dalam bersosialisasi
- Melatih sensor motorik
- Belajar secara aktif
- Menyehatkan fisik dan dan membangun pola pikir yang kreatif
Jujur, saya sendiri masih ada rasa khawatir jika Naeema harus bermain diluar. Apalagi jika ada teman sebayanya yang perilakunya terlalu kasar atau kalimat-kalimat yang dikeluarkannya tidak cocok dengan pola asuh kami dirumah. Tapi terlalu memproteksi juga tidak menyelesaikan masalah kan ya. Alternatif solusinya saya selalu mengajaknya berdiskusi dan mengawasi dari jauh sehingga kalau ada hal-hal yang tidak cocok dengan pola asuh di rumah saya sebisa mungkin menjelaskan dan diluruskan lagi.
Lingkungan di sekitar kita bisa saja memberikan dampak yang positif dan negatif. Lingkungan yang baik tentu saja memberikan dampak positif dan sebaliknya. Oleh sebab itu fungsi atau peran lingkungan dalam proses perkembangan adalah sebagai faktor ajar, faktor yang mempengaruhi perwujudan suatu perilaku secara baik atau tidak.
Baca Juga: Mencetak Anak Cerdas
The Journal Psychosomatic Medicine mengungkapkan bahwa lingkungan yang buruk (sumpek, kualitas udara dan air yang buruk, serta minimnya ruang terbuka hijau) menunjukkan peningkatan kortisol (hormon yang dilepaskan ketika seseorang sedang stress) hingga 75 persen.
Sebagai orangtua kita tentu menginginkan anak-anak tumbuh di lingkungan yang dapat dipercaya agar si kecil bebas bereksplorasi di lingkungan sekitarnya. Saya sendiri kini merasakan benar bahwa bermain di luar berpengaruh cukup signifikan pada tumbuh kembang Naeema khususnya kepribadiannya.
Jadi istilah memilih lingkungan yang baik untuk tumbuh kembang anak itu sebenarnya penting banget. Supaya si kecil bisa dengan nyaman bermain di luar bersama dengan teman-teman sebayanya. Belajar menyelesaikan konflik dan self defence. Dan sebagai orangtua kita tetap harus aktif berperan dalam menyaring dan meluruskan informasi yang diterimanya sesuai dengan nilai-nilai yang diajarkan keluarga kita.
Familia Urban Mendukung Tumbuh Kembang Anak
Saya selalu bermimpi mengajak anak-anak bermain bersama di taman. Bermain jungkat-jungkit, sekedar jogging atau bermain di hamparan rerumputan. Sayangnya di lingkungan tempat saya tinggal sekarang fasilitas seperti itu tida tersedia. Tidak berada di satu komplek hunian saya tepatnya.
Impian saya pasti dimiliki semua orang tua, ya kan? Biar bagaimana pun menghabiskan waktu dirumah setelah lelah beraktivitas di tengah kota pasti dambaan para pekerja ibukota. Solusinya ya kita harus cari hunian yang cocok di kantong dengan fasilitas yang kita dambakan itu. Tapi memang ada?
Familia Urban salah satu project Timah Group yang berlokasi di kawasan timur Jakarta, tidak jauh dari gerbang tol Bekasi Timur mencoba untuk menyediakan kebutuhan kaum sub urban seperti saya. Mengusung konsep Green Spaces dan Walkable Neighbourhood.
Green spaces merupakan area hijau yang memiliki beberapa fungsi diantaranya sebagai penghijauan kawasan agar Familia Urban memiliki udara dengan kualitas yang baik sedangkan konsep walkable Neighbourhood diwakili dengan banyaknya pedestrian jadi memungkinkan para penghuninya untuk menghabiskan waktu diluar rumah sambil berjalan kaki dan bersosialisasi dengan penghuni lainnya.
Dilahan seluas 176 hektar ini akan dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu:
- 28% untuk perumahan
- 11% untuk CDB
- 5% untuk ruko
- 3% untuk fasilitas umum dan sosial
- 11% untuk greenery
- 9% untuk danau buatan
Tipe pemukiman yang disediakan pun ada dua macam, satu lantai dan dua lantai. Saat ini tengah dibangun rumah yang satu lantai terlebih dahulu.
Harga yang ditawarkan pun cukup bersaing, mulai dari 460 jutaan dan dapat diakses melalui empat tol akses yaitu tol jati asih, tol bekasi barat, tol bekasi timur dan tol tambun.
Dari konsep yang ditawarkan dapat ditarik kesimpulan bahwa Familia Urban memang peduli akan tumbuh kembang anak ya. Dan sangat memahami kebutuhan customernya.
Kalau masih mau tau lebih detail tentang Familia Urban bisa langsung datang aja ke Indonesia Property Expo di JCC sampai dengan tanggal 30 September 2018. Atau jika ingin sekedar cari tahu di dunia maya bisa langsung ke websitenya Timah Group atau ke Instagram Familia Urban ya.
Awalnya mungkin memang susah mengajak anak main di luar tapi lama-kelamaan kalau mereka sudah saling kenal, malah jadi susah diajak pulang hehehe. Yang penting anak harus bergaul, harus bisa berkomunikasi verbal dengan teman-temannya. Btw, tipe pemukimannya bagus ya … andaikan ada di Ende 😀
Bicara tenteng tumbuh kembang anak, lingkungan sekitar itu berpengaruh banget ya, gak hanya dalam rumah dan keluarga aja.
Makanya lingkungan tempat tinggal harus betul-betul diperhatikan.
Bicara tentang tumbuh kembang anak, lingkungan sekitar itu berpengaruh banget ya, gak hanya dalam rumah dan keluarga aja.
Makanya lingkungan tempat tinggal harus betul-betul diperhatikan.
Sering lihat anak SD masih kecil2 ngomong kasar di lingkunganku juga bikin aku khawatir sama pergaulan ini bayi entar, hehe. Musti pinter2 cari lingkungan tempat tinggal ya emang biar anak bergaul wajar tapi sesuai juga dengan bagaimana kita ngajarin dia di rumah 🙂
Betullll deuh lingkungan pokoknya harus terjaga banget mbak .
Duozam aja klo di rumah neneknya tuh viasa pulang bawa kosakata baru , haha khawatir banget kalao misalkan itu kata2 kasar dan ejek2an gitu , kita jg sbg ortu harus sering filter anak biar ga gampang terpengaruh
Saya punya adik sepupu, orang tuanya jarang di rumah karena kerja. Makanya saya harus benar-benar pilih lingkungan sekitarnya,apalagi lihat anak kecil jaman skrng udah bisa ngomong kasar. Kadang parno juga, takut nularin. Jd sy antisipasinya didampingi pengajaran di rumah.
Wah banyak banget nih ilmu baru tentang anak, lingkungan, tumbuh kembang, bahkan ternyata bermain itu penting bgt ya manfaatnya mbades. Cuma yagitu kadang kalo main suka lupa waktu yah sama bener bgt perlaku temennya kan beda2 hehehe. Nanti aku infoin mamaku juga ah, soalnya kadang kata mamaku mending adikku main di rumah aja jangan kebanyakan main di luar
lingkungan yang baik akan menciptakan sosok terbaik dari seseorang. apalagi buat anak-anak yang masih di masa tumbuh kembang ya 🙂
Meskipun masih jomblo saya termasuk anak muda yang sering baca buku parenting itung-itung buat persiapan. Benar banget sih memang tempat kita tinggal sangat berpengaruh dengna tumbuh kembang anak. Kalau tempat tinggal kayak di timah group ini mah nyaman, asri dan mudah untuk bersosialisasi. Nggak akan khawatir orang tua kalau keluarga tinggal di family urban
bunda siiih ngajak naeema ke mol mulu hihihihi
Kawasan bekasi timur atau kalau kata tulisan dessy – timur jakarta – hahahha memang udah banyak dilirik jadi alternatif tempat tinggal para kaum urban, kalau ngga buat investasi jg bisa ya… Beliin satu dong des, buat aku hahaha 😀
Enaknya tinggal di lingkungan yang berfasilitas lengkap seperti ini, thank ya info parenting nya des buat bekal nanti in sya Allah 🙂
Kami kan tinggal di kampung yaa.. dan itu aku jaga banget biar anak2 ga ketuleran bahasa2 kasarnya mereka. Malah kita yg harus ngajarin anak2 itu untuk lebih sopan dan beradab.. Pengen juga suatu hari nanti tinggal dilingkungan yang kondusif, tenang, nyaman dengan semua fasilitasnya.. yah mari kita doakan saja dulu hahaha..aamiin
Duuuhh pengen nih punya satu, ngumpulin dulu ahh.
Kalau membeli rumah apalagi sudah memiliki anak, lingkungan harus jadi faktor utama yang dipikirkan karena kelak anak kita akan tumbuh. Sekarang karena tiap week days tinggal dirumah mamah, dan disini gak ada anak kecil sepantaran kadang kasihan tapi kadang ya lega juga.
setuju mbak desy kalau memilih tempat tinggal untuk yang sudah berkeluarga dan punya anak harus pintar pilih2, karena lingkungan akan sangat berpengaruh pada tumbuh kembang anak.
Tertarik banget nih mau kepoin website dan instagram nya kebetulan aku dan pak suami lagi mencari hunian masa depan
Konsep Green Spaces dan Walkable Neighbourhood ini suka aku lho. Hijau dan hubungan kiri kanan depan dan belakang masih terhubung. Nice deh. 460juta buat 36/72? Kalau iya masih murah lho.
Green spaces atau ruang terbuka hijau dan udara segar. itu lah yang kita butuhkan. Udah lah cukup pembangunan mall. Dan, penting buat ortu jgn cuma ajak anak2nya ke mall, ajak pula piknik ke alam terbuka (taman, gunung, hutan, dll).
Semoga konsep perumahan di Indonesia semakin go green yaaa.
Sepakat! Lingkungan yang tepat akan bikin tumbuh kembang anak maksimal. Dulu pernah mau sewa rumah di Jakbar, lalu batal karena liat lingkungannya ga mendukung. Banyak anak-anak ngomong kasar ke ibunya, dan sebaliknya. :((
senang deh kalau lihat perumahan ada ruang terbuka hijaunya. bisa dipakai buat tempat bermain keluarga tuh disana.
memang lingkungan itu berpengaruh banget buat tumbuh kembang anak 🙂
Iya mba, main di luar bikin sehat juga buat si anak. Seneng ya kalo lihat perumahan yang peduli dengan fasilitas umum dan alam terbuka
Waah itu juga impian aku tuh, perumahan yang menyediakan playground untuk anak dan ruang terbuka hijau. Jadi anak-anak bisa bebas eksplorasi ya mbak Des dan pastinya membantu tumbuh kembang anak.
Mencetak anak cerdas keinginan semua orang tua, tai harus distimulasi dan dibentuk oleh orang tu8a. Lingkungan yang mendukung juga sangat berpengaruh dalam tumbuh kembang anak. Lingkungan memberdi dampak yang besar.
“ketika pulang sekolah, jangan tanyakan berapa nilai matematika dia, tapi tanyakan bagaimana di sekolah”
pernah baca juga tentang ini dan coba ku terapkan ke SID. Lebih banyak mendengar, lah.
Bener banget tu mba klo lingkungan jadi faktor pwnying dalam tumbuh kembang anak. Jd lingkungan sekitar rumah dan sekolah harus dipilih yang baik.
Lingkungan dengan ruang terbuka hijau itu idamanku banget kak,,huhu secara tempat tinggalku ini udah penuh sama rumah2 jadi untuk mendapatkan udara segar harus jauh ke taman komplek.